Tautan mata haram kita yang bertemu adalah ketidaksengajaan yang entah apa yang akan terjadi.
🌻Assalamu'alaikum, bismillah selamat membaca semuanya. Tabarakallah🤗
Serra tidak berhenti-hentinya tersenyum di balik dasi yang membungkam mulutnya. Ia masih tidak menyangka kini ia sedang bersama sosok yang ia sukai sejak tadi dan sekarang ia sedang di boncengin.
Serra sungguh gugup, hingga ia tidak berani berpegangan dengan cowok itu di pinggangnya dan lebih memilih di tas yang cowok itu kenakan.
Lalu, gadis itu memperhatikan badan cowok itu dari belakang. Dia hampir tidak bisa bernapas karena menurutnya dari belakang saja sudah membuat jantungnya hampir berhenti berdetak.
Ini manusia bukan sih, kok kayak malaikat. Wajahnya cantik dan indah banget. Serra makin suka sama kamu ih.
Lama ia terkagum dengan ketampanan wajah yang ia lihat dari kaca spion dan badan milik cowok itu, tanpa sadar motor sudah berhenti di jalan yang cukup ramai dan ia berhenti di sebuah taman yang menurutnya lumayan indah.
"Turun."
Serra langsung turun dari motor gede milik cowok itu, sempat kesusahan apalagi cowok itu sama sekali tidak membantunya. Tapi alhasil Serra bisa sendiri walaupun harus jatuh.
"Kamu sih nggak mau bantuin Serra. Serra jadi jatoh kan."
Cowok itu diam saja tak mau menanggapi, ia cukup kesal dengan dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia kabur membawa perempuan cerewet yang bukan mahramnya ini.
Ia langsung memeriksa keadaan motornya seraya melepaskan topi yang ia kenakan tanpa cowok itu sadari cewek yang berada dekat dengannya terkagum melihat dia yang ada di hadapannya kalau sudah seperti ini, berkeringat, sungguh menambah kadar ketampanannya.
Ia pun langsung melepaskan dasi yang membengkam mulutnya akibat ulah cowok itu sambil berbicara dalam hati 'berasa di culik penjahat ganteng ini Serra, tepatnya di culik malaikat.'
"Kamu itu malaikat ya?" ujarnya seraya meniup-niup sikunya yang berdarah.
"..."
"Serra perhatiin wajah kamu itu kayak bukan wajah manusia gitu, tapi kayak malaikatnya Serra."
"..."
"Oke diem sepertinya sudah menjadi kebiasaannya kamu ya. Sehat kah mulut anda, hm?"
Sebel Serra. Ia langsung menarik bahu kokoh cowok itu agar cowok itu menoleh ke arahnya seraya menghempaskan tangan mungil cewek itu yang sempat menyentuhnya.
"Apasih."
"Nih, dasi kamu bau keringat kamu. Tapi kok wangi banget ya?? Mana wangi baby, Serra suka wangi bayi. Atau jangan-jangan kamu punya bayi atau adek bayi?"
Cowok itu menggeleng tetapi tetap fokus pada kondisi motornya.
"Oh nggak punya. Wahhhh berarti selera kita sama. Waktu di Bandung, banyak banget ibu-ibu tetangga kasih Serra parfume bayi ini, Serra pikir wanginya itu nggak enak eh ternyata enak banget,
"Tapi kok parfum dasi sama baju kamu beda ya. Beda jauh banget. Oh kamu pinjem dasi ke teman kamu yang punya adik ya." mulai racauan tidak jelas cewek itu.
"Diam." Serra bungkam setelah mendengar hentakkan dari mulut cowok itu seraya memainkan jari lentiknya.
Cowok itu masih setia mengecek motornya, membuat Serra bosen.
"Kamu kok nggak ngomong-ngomong dari tadi? Oh iya Serra panggil nama kamu Kahfi aja ya. Soalnya tadi Serra liat di stiker jaket kamu ada tulisan 12deville berarti kita seumuran."
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRA (COMPLETE)
Ficção AdolescenteSeorang laki-laki yang berteman dengan hasutan setan penuh dengan gelap hidupnya mulai menemukan titik cahaya terang yang merupakan jalan Allah, menemui untuk mendapatkan keyakinan dirinya lalu menggapai hidayah yang sudah lama ia hempas. Hidupnya...