Revanya : Dimana?
Revanya : Angkat telepon gue!Anya mendengus kesal, sudah empat kali dia menelfon Danu, tapi tidak ada hasil sama sekali.
Danu entah kemana, sejak sore cowok itu sudah tidak ada di apartnya. Anya berniat mengajak Danu makan malam bersama, tapi yang didapat malah apart kosong tidak berpenghuni.
Danu pergi dan untuk keselian kalinya dia tidak memberi kabar Anya.
Jam menunjukan pukul 20.30 tapi Danu masih belum ada kabar. Anya jengah sendiri jadinya. Ingin rasanya dia merobek mulut Danu yang hanya bisa berjanji tanpa bisa menepati. Danu sudah pernah berjanji tidak akan lupa mengabari Anya jika pergi kemanapun. Tapi lihat sekarang? Definisi kabar menurut Danu itu seperti apa?
Danu is calling...
Panjang umur ternyata. Baru juga diomongin.
"Dimana?" Tanya Anya langsung. Tidak perlu berbasa-basi dengan kata halo atau semacamnya.
"Maaf gak bilang. Panitia acara kemarin buat party kecil-kecilan, perayaan karena acara kampus berhasil."
"Kenapa gak angkat telepon? Hp lo kebanting waktu berangkat?" Tuding Anya. Tidak peduli dengan kata maaf Danu.
"Hp nya di silent. Gue gatau."
"Bagus ya. Disini khawatir, eh yang disitu malah foya-foya. Yaudah lah, have fun."
"Anyaaa, gak gitu—-"
Anya tidak peduli lagi. Dia langsung mematikan sambungan teleponnya. Sekarang siapa yang tidak kesal? Anya khawatir, sangat. Dia takut Danu ada apa-apa karena tidak ada kabar sama sekali. Tapi ternyata yang dilakukan Danu malah... ah sudahlah.
*****
"Kenapa?"
Danu menoleh saat merasakan tepukan di bahunya.
"Gapapa. Pestanya masih lama gak sih? Gue pengen pulang, ada urusan."
"Gatau. Tapi, apa penting banget acara lo? Bukan apa-apa sih, cuma ngasih saran. Mending jangan pulang dulu. Hargai yang lain. Mereka susah-susah ngadain ini pesta. Sedangkan kita panitia baru cuma tinggal dateng terus nikmatin acara."
Danu membenarkan ucapan Lisa. Danu memang tidak suka taat aturan, tapi dia masih punya sopan santun.
"Jadi pulang?" Tanya Lisa. Tidak perlu bingung kenapa Lisa juga ada di disini, karena Lisa juga termasuk salah satu panitia.
Danu berpikir sebentar, kemudian menghembuskan nafas lalu menggeleng pelan.
Lisa tersenyum, "Yaudah. Ayok gabung sama yang lain." Ajak Lisa lalu menarik tangan Danu.
"Darimana? Mojok mulu lo berdua." Canda Kevin. Kating sekaligus ketua acara.
"Mojok apaan, gila." Bantah Danu. Jangan berpikir Danu kurang ajar karena bicara kasar kepada seniornya. Tapi, mereka memang sudah berteman. Kevin sendiri yang menyuruh Danu untuk mengobrol biasa, tidak perlu melihat derajat senior atau junior.
Jika Danu membantah, berbeda dengan Lisa. Gadis itu hanya terkekeh tanpa membantah ucapan Kevin.
"Nih minum. Biar dingin otak lo." Kevin menyodorkan gelas kecil yang berisi minuman bewarna coklat seperti teh.
Danu mengernyit, "Gue gak minum alkohol." Tolaknya. Danu memang tidak mengonsumsi alkohol. Jangan tanya kenapa, sudah jelas sekali jika ini karena Anya. Anya yang tidak suka Danu melakukan hal negatif, tentu saja melarang Danu meminum alkohol, apalagi merokok. Danu menurut saja, dia tidak protes karena tau Anya melarang untuk kebaikannya juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not over [Completed]
JugendliteraturRevanya Billa Giralda Danuarta Alfabian Maxston Ketika cinta yang dibangun sekian lama harus runtuh karena rasa bosan yang menghampiri salah satu pasangan. Ketika rasa bosan yang mampu merubah pemikiran orang. Ketika rasa bosan yang mendominasi hati...