"Lo dimana?" Tanya Anya pada orang yang ia telfon.
"Gue diluar, maaf gak bilang." Balas Danu.
"Kemana?"
"Main. Sama Reno."
"Biasanya bilang gue dulu?" Heran Anya. Bukan maksud mengekang, hanya saja biasanya Danu selalu bilang ke Anya jika ingin pergi.
"Lupa, Yang. Maaf.."
Oh lupa.
"Tau gitu gue gaperlu nyemperin lo." Gerutu Anya pelan.
"Lo di apart gue? Ngapain?"
"Gabut tadi, niatnya ngajak main."
"Yahh, maaf deh. Entar malem kita main, oke?" Bujuk Danu.
Anya mengangguk, padahal sudah jelas Danu tidak akan bisa melihat.
"Kenapa gak jawab?" Tanya Danu karena tidak mendapat jawaban dari Anya.
"Gue udah ngangguk." Elak Anya.
"Pinter banget sih, Yang. Mana bisa gue lihat lo ngangguk, kita bukan lagi VC.." Kekeh Danu
"Yang penting udah gue jawab."
"Ngalah deh, otak gue masih sehat."
"Si?"
"Ayang."
"Sianjing." Dengus Anya setelah itu langsung mematikan telfonnya, sedangkan Danu terkekeh geli saat mendengar dengusan Anya.
Anya menghembuskan nafas kasar, gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur yang ada dalam kamar Danu. Ia bosan, sangat bosan. Niatnya ngajak main, malah ditinggal main.
"AHHH BOSENNN.." Teriak Anya frustasi. Ia langsung mendudukan dirinya begitu tau siapa yang akan ia ajak bermain.
"Jejennnn main yuk?" Ajak Anya saat panggilanannya sudah diangkat oleh Jennie.
"Ogah, mager."
"Ayolah, bosen gue."
"Pengawal lo mana?" Tanya Jennie.
"Dayuni pergi."
"Gitu ya, pengawal satu gak ada langsung ke cabang lain."
Anya terkekeh, "Itu tau haha. Berarti kita main, oke?"
Jennie mendengus, "Meskipun gue nolak juga lo bakal paksa gue terus. Mau gue jemput?"
"Gausah, gue naik grab. Entar ketemu di cafe biasa."
"Oke."
"YES!" Anya berseru senang begitu panggilannya berakhir.
*****
"Pak, bisa berhenti sebentar?" Pinta Anya kepada supir grab yang mengantarnya.
Anya menajamkan pandangannya setelah mobil berhenti. Anya yakin ia tidak salah lihat, di seberang sana ada orang yang dikenalnya.
Danu.
Ngapain dia disana? Pikir Anya.
Jelas Anya heran, karena Anya melihat Danu ada di dalam toko bunga. Pintu dan tembok toko itu terbuat dari kaca yang tembus pandang, sehingga Anya dapat melihatnya secara jelas walaupun jaraknya tidak terlalu dekat.
Anya terus memperhatikan Danu, sampai akhirnya lelaki itu keluar dari toko.
Danu membawa sebuah bouquet bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not over [Completed]
Ficção AdolescenteRevanya Billa Giralda Danuarta Alfabian Maxston Ketika cinta yang dibangun sekian lama harus runtuh karena rasa bosan yang menghampiri salah satu pasangan. Ketika rasa bosan yang mampu merubah pemikiran orang. Ketika rasa bosan yang mendominasi hati...