38. Bertemu mantan selingkuhan

2.4K 179 26
                                    

Laki-laki dewasa yang menggendong balita mungkin terlihat biasa saja. Tapi tidak berlaku untuk orang yang berada disini, pandangan mereka terfokus pada satu titik. Tentu saja si bos ganteng yang maha agung.

Dengan santainya sang ketua suku berjalan seraya membawa balita lucu dalam gendongannya. Tatapan heran semua orang sama sekali tidak diperdulikannya. Bagaimana tidak heran? Berita nikah gak ada, undangan nikah apalagi, ditambah sang bos yang tidak pernah membawa perempuan sama sekali. Yang mereka tau bos nya itu jomblo. Tapi ini? Datang-datang bawa anak, kapan hamil nya coba?

"Kok pada ngelihatin kita sih, om?" Bisik bocah kecil itu.

"Mereka ngelihatin Bintang, bukan kita."

"Bintang ganteng ya?"

Danu terkekeh, "Iya ganteng banget." Balasnya seraya mencium pipi gembul bocah itu.

                                *****

"Om?"

"Apa?"

"Lapel," ucap Bintang sambil menepuk perut mungilnya.

Danu melirik ke arah sofa tempat bocah kecil itu duduk. Ia terkekeh geli melihat ekspresi Bintang. Sangat menggemaskan.

"Tunggu Mami ya? Bentar lagi Mami kesini. Sekalian kita makan bareng." Danu menghampiri Bintang, mengangkat tubuh bocah itu lalu mendudukan di pangkuannya.

Sebenarnya Danu sengaja mengajak Bintang ke kantornya. Apalagi jika tidak berkaitan dengan Anya? Ia ingin makan siang dengan gadis itu, tapi Anya selalu menolak dengan berbagai alasan. Jadi, terpaksa Danu menggunakan Bintang sebagai pancingan. Dengan begini, gadis itu akan datang ke kantornya, memastikan Bintang baik-baik saja lalu dengan alibinya Danu akan mengajaknya makan siang.

"Mau jajan gak? Buat ganjel perut." Danu mengusap perut Bintang yang langsung dibalas dengan anggukan.

Belum sempat ia mengambil ponselnya. Pintu di ketuk lalu terbuka, menampilnya Anya dengan wajah cantiknya.

"Mamiiiiiiiii..." seru Bintang.

Anya berjalan dengan bibir mengerucut, "Tega ya ninggalin Mami sendiri,"

Bintang merentangkan tangan yang langsung disambut oleh Anya. Anya mencium pipi Bintang bertubi-tubi membuat bocah itu tertawa geli.

"Stop Mami," ucap Bintang masih dengan sisa tawanya.

"Udah mamam belum?"

"Belum,"

Jawaban itu membuat Anya langsung menatap Danu sinis, "Ngebawa anak orang tuh dikasih makan. Pelit banget," cetus Anya.

Danu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "ini mau diajak makan,"

"Ngeles mulu," cibir Anya.

"Yuk, cari makan," Ajak Danu langsung.

"Sini, biar aku yang gendong Bintang." Danu langsung mengambil alih tubuh Bintang. Setelah tubuh Bintang sudah berada dalam gendongannya, ia menarik tangan Anya untuk di genggam.

"Lepas ih, malu dilihatin," ucap Anya pelan ketika mereka melewati para karyawan.

Sama seperti pagi tadi, semua tatapan terfokus pada satu titik. Lagi-lagi yang membuat mereka salah fokus adalah si bos. Tapi kali ini tidak hanya tatapan heran melainkan juga tatapan keget. Pertama kali dalam sejarah sang bos berjalan bersama wanita di gandengannya. Ditambah lagi dengan anak di gendongannya, peris seperti keluarga bahagia.

"Gausah malu Mami, meleka bukan ngelihatin Mami kok. Meleka ngelihatin Bintang, kalena Bintang ganteng." Sahut Bintang dengan pedenya setelah mendengar ucapan Anya.

Love is not over [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang