Revanya Billa Giralda
Danuarta Alfabian Maxston
Ketika cinta yang dibangun sekian lama harus runtuh karena rasa bosan yang menghampiri salah satu pasangan.
Ketika rasa bosan yang mampu merubah pemikiran orang.
Ketika rasa bosan yang mendominasi hati...
"HEH DAYUNI! LO GAK BANGUN, GUE GUYUR NIH SEKARANG!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anya menghela nafas kesal, Danu selalu sulit dibangunkan. Padahal hampir seluruh tubuhnya sudah terkena pukulan Anya, tetapi laki-laki itu hanya bergumam dan menggeliat kecil.
Dan ini selalu menjadi cara terakhir, Anya melangkah menuju kamar mandi lelaki itu, mengambil segayung air. Ia memercikan air kewajah Danu, lagi-lagi ia mendengus kesal, Danu hanya mengerjabkan matanya sebagai respon. Dengan seluruh kekesalan yang berkumpul, Anya langsung menyiram wajah Danu dengan segayung air sehingga membuat Danu berjengit kaget.
"Ya Allah Yang, tega bener. Gue kira bocor nih apart." Danu meraup wajahnya yang terkena guyuran.
"Makanya kalau dibangunin jangan susah!"
"Mimpi gue indah banget, masa gue mimpi kita nikah. Lo cantik, kalem nggak kayak sekarang, garang banget bikin orang syok. Terus waktu malam pertama, uh enak banget Yang! Lo minta nambah ter—- Ahh, Yang sakit Yang! Ampun! Ampun!" Danu menjerit sakit, memegangi tangan Anya yang sedang menjewer telinganya dengan sadis.
"Sok-sok an bilang gak, gue tinggal nikah sama yang lain juga nangis kejer!" Danu langsung menjerit lagi ketika Anya kembali menjewer telingannya.
"Ampun Yang ampun! Astaga pacar gue galak amat. Entar udah jadi istri, gue selingkuh bentar udah dibunuh kali!"
"Ck! Serah lo. Capek gue!" Anya melepas jewerannya. Lalu melangkah meninggalkan Danu dengan kesal.
"Aelah ngambek kan. Tadi sok-sok an bilang gamau nikah, sekarang gue bilang selingkuh malah ngembek." Cibir Danu pelan.
"GUE DENGER YA! GAUSAH BACOT MULU. BURUAN MANDI, GUE SUNAT LAGI TAU RASA LO!" Teriak Anya dari luar kamar Danu.
Danu mengelus dadanya karena kaget dengan teriakan pacarnya itu, "Galak banget ya allah."
"DANUUUUU"
"IYA KANJENG RATU, SIAP LAKSANAKAN!" Balas Danu.
*****
Anya menyiapkan serapan yang telah ia bawa dari apartemennya. Rutinitas pagi hari yang selalu ia lakukan. Anya akan memasak sarapan di apartemennya sendiri, lalu membawannya ke apartemen sebelah yaitu apartemen Danu. Membangunkan lelaki itu dengan penuh perjuangan jiwa dan raga. Jika tidak, dapat dijamin Danu akan terus tertidur sampai siang hari. Melupakan segala aktivitasnya, dan terus menikmati tidurnya. Mereka berdua memang tau password apartemen masing-masing, untuk mempermudah mereka jika akan berkunjung.
"Buruan makan! Telat lagi entar." Ucap Anya saat Danu sampai di meja makan, sudah siap dengan seragam sekolah dan tas ransel yang disampirkan bahunya.
Sebelum duduk, Danu menyempatkan untuk mencium pipi kekasihnya itu. Jika Anya tidak pernah absen untuk membangunkan Danu di pagi hari, maka Danu tidak akan pernah absen untuk mencium pipi Anya di pagi hari. Katanya, mencium pipi Anya dapat menambah semangatnya. Dan Anya hanya mendengus pelan saat mendengar alasan itu. Tapi Anya tidak akan berbohong, jika ia memang menyukai perlakuan kecil kekasihnya itu.
"Dasinya mana?" Tanya Anya.
"Di tas mungkin, gatau males pake." Balas Danu sambil menyuapkan nasi yang telah disiapkan Anya kedalam mulutnya. Anya membuka tas milik Danu, tidak susah untuk mencari dasi milik lelaki itu, karena didalam tas Danu hanya ada 2 buah buku tulis saja.
"Hadap sini." Perintah Anya yang langsung dituruti Danu, Anya memakaikan dasi di leher Danu dengan teliti. Ini juga termasuk rutinitas pagi yang selalu ia lakukan, karena Danu tidak akan memakai dasi jika tidak Anya yang memakaikan.
"Buku mulutnya." Ucap Danu, lalu memasukan nasi kedalam mulut Anya yang sudah terbuka. Saat Anya memakaikan Danu dasi, maka Danu akan menyuapi Anya makanan. Kalau kata Danu 'hemat waktu sekalian modus.'
"Makanannya gaenak, gasuka." Anya melirik Danu sinis, bilang gaenak saat makanan sudah habis, pernah disantet gak sih tuh orang?
"Muntahin." Balas Anya singkat.
"Sayang makanannya, udah jadian sama perut. Kasihan kalau pisah."
"Ga ngomong gue. Males ngehujat."
*****
TINNN TINNNN
Suara klakson mobil itu membuat satpam yang akan menutup gerbang sekolah berjengit kaget, ia segera membuka kembali gerbang itu. Ia sudah hafal dengan kelakuan sang pemilik mobil, ia tidak ingin mengambil resiko seperti waktu itu. Saat itu, ia tidak menghiraukan klakson mobil itu dan tetap menutup gerbang, dan dengan nekatnya sang pemilik mobil menabrak gerbang sekolah.
Tidak ada yang menegur, memang siapa yang berani menegur Danu, si anak pemilik sekolah?
Mobil melaju, dan berhenti didepan satpam sekolah, "Tenang pak gausah takut, gabakal ditabrak lagi tuh pager." Ucap Danu saat jendala mobil terbuka.
"Makasih ya pak, udah dibukain. Pagernya bagus sekarang." Ucap Anya. Mereka terkikik geli melihat ekspresi masam sang satpam. Setelah itu mereka melaju menuju keparkiran.
"Dasar pasangan sableng." Gerutu satpam itu lalu menutup gerbang sekolah.