40. Ending

3.9K 197 21
                                    

"Pipi Bintang sakit dalitadi dicubit telus," adu Bintang dengan bibir mengerucut.

Anya terkekeh pelan, ia mengusap pipi bocah itu lembut. Memang pipi gembul putihnya terlihat sedikit memerah, "kacian anak Mami. Lagian sih Bintang ganteng banget, lucu lagi."

Mendengar itu Bintang tidak lagi mengerucutkan bibirnya melainkan tersenyum malu-malu.

Melihat gelagat Bintang, kedua orang dewasa yang duduk bersebelahan itu langsung menyemburkan tawanya saking gemasnya.

Hari ini adalah hari bahagia bagi sepasang manusia yang saling mencintai. Sepasang manusia yang tadinya memiliki status belum resmi kini sudah berubah menjadi resmi, dengan bonus segel halal. Rasa lelah karena terus berdiri tidak sebanding dengan rasa bahagia yang sedang dirasakan. Ditambah dengan bocah menggemaskan yang sedang duduk di antara mereka berdua.

Jika biasanya kursi pelaminan hanya diisi dua orang, berbeda dengan pelaminan disini yang diisi oleh tiga orang. Danu dan Anya sama sekali tidak keberatan dengan adanya Bintang di tengah-tengah mereka. Justru mereka berdua senang, daripada meninggalkan Bintang sendiri atau bersama Oma dan Opanya lebih baik Bintang bersama mereka. Mereka tidak akan melupakan bocah kecil itu, saat mereka merasakan kebahagiaan, bocah kecil itu harus ikut merasakan juga.

Walaupun bocah itu menjadi korban keganasan para tamu yang datang. Bagaimana tidak menjadi korban? Rata-rata tamu yang sedang memberikan selamat pasti tidak akan lupa mencubit pipi Bintang saking gemasnya. Anya hanya tersenyum maklum, hendak menegur juga kurang sopan. Dan seolah mengerti keadaan, Bintang hanya diam sembari tersenyum lucu ketika ada orang yang mencubit pipinya. Ia seperti tau, jika ini adalah hari bahagia Maminya, ia tidak mungkin merengek sampai membuat repot Maminya. Dan Anya bangga dengan Bintang.

Danu pun tak kalah bangga. Ia sangat bangga dengan Bintang yang sama sekali tidak rewel. Bocah itu baru mengeluh sekali ini padahal bisa saja bocah itu mengeluh dari berjam-jam yang lalu.

Danu mengusap kepala Bintang lembut, "Bintang laper nggak? Mau Papi ambilin makan?"

Sekarang Danu sudah terbiasa menyebut dirinya sebagai Papi. Dan sekali lagi ia selalu bangga saat menyebut dirinya Papi.

"Mau cake, Pi," pinta Bintang.

"Oke, Papi ambil dulu." Sebelum pergi, ia menyempatkan diri untuk mengecup gemas pipi gembul Bintang.

"Pelan-pelan makannya," peringat Danu saat sudah membawakan beberapa cake.

Mata bintang berbinar senang, ia langsung mengambil kue itu lalu memakannya dengan lahap.

"ANYAAA!!" Teriak seseorang yang membuat Anya menoleh kaget. Tidak hanya Anya bahkan para tamu juga sempat menoleh karena kaget dengan teriakan itu. Sementara sang pelaku malah langsung berlari menghampiri Anya, tidak peduli dengan teriakannya yang sempat membuat beberapa orang kaget.

"Ishhh gue kangennnn!" Pekik orang itu seraya memeluk tubuh Anya erat.

"Jejennn! Gue juga kangennn!" Balas Anya. Ia juga memeluk tubuh sahabatnya itu dengan erat.

"Gue kira lo nggak bakal dateng!" Ucap Anya saat pelukan mereka terlepas. Bahkan air matanya sudah keluar karena tidak menyangka sahabatnya ini akan datang.

Jennie, sahabat perempuan satu-satunya yang dimiliki Anya. Hanya saja mereka sudah tidak pernah bertemu, karena Jennie yang pindah ke luar negeri. Mereka memang tetap berkomunikasi, tapi tetap saja rasanya berbeda dengan bertemu secara langsung. Dan Anya tidak akan lupa mengundang gadis itu untuk datang ke pernikahannya. Awalnya Anya kira gadis itu tidak akan datang, karena sampai pertengahan acara, Jennie tidak juga memperlihatkan wajahnya. Anya sedih tentu saja, tapi ia berusaha memaklumi karena jarak tempat tinggal mereka yang tidak lah dekat.

Love is not over [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang