13. Berpisah singkat

1K 123 2
                                    

"Kalo udah sampe langsung kabarin"

"Lo udah ngomong itu 100 kali."

"Kalo gue vc langsung angkat. Harus kabarin gue terus pokonya"

"Udah ngomong itu 200 kali."

"Hati-hati disana. Gausah banyak tingkah"

"300 kali"

"Jangan ganjen sama bule"

Anya mendengus kasar, "Iya Dan iya. Gue ngerti, lo udah ngomong itu seribu kali. Gue inget semua yang lo omongin dari seminggu yang lalu. Jadi, udah ya? Stop."

Danu berdecak kesal, "Gak tau diri dasar. Di khawatirin malah ditolak."

"Bukannya ditolak, tapi gue jengah lo ngomong diulang-ulang mulu."

"Gue diem sekarang. Tapi, awas aja kalo sampe lupa, gue bakal susulin lo kesana." Ancam Danu.

"Lebay." Cibir Anya.

"Gue serius."

Anya menangkup kedua pipi Danu, sampai bibir Danu mengerucut maju. "Pantesan gini, lucu. Gak pentes lo pasang ekspresi serius kek tadi." Ucap Anya sambil tertawa.

"Kayaknya gak guna kita disini, cuma dijadiin bayang-bayang." Sindir Farid.

Anya melepas tangannya dari pipi Danu, lalu menoleh kearah Farid, "Oh iya, lupa gue ternyata ada kalian disini."

Farid, Reno, Jennie, dan Lisa mendengus kesal. Mereka memang ikut mengantar Anya ke bandara, tapi ternyata, niat baik mereka tidak terlihat.

"Lo jangan lama-lama disana, gaada temen gosip gue." Ucap Jennie.

"Kan ada Lisa. Itu juga ada Farida, dia juga hobi gosip." Balas Anya.

"Tapi gue gak serempong lo ya." Balas Farid.

"Gak rempong apaan? Lo kalo udah gosip, bisa sampe 24 jam gitu." Ucap Reno kepada Farid.

"Lambe turah dasar." Ejek Danu.

"Alhamdulillah, Nya. Seenggaknya kalo gaada lo, yang hujat gue bisa berkurang. Karena lo pusatnya, kalo gaada lo pasti cabang-cabang ini gabakal ngehujat gue." Tunjuk Farid kearah teman-temannya.

"Jangan seneng dulu, masih ada cabang pertama." Ucap Danu, menunjuk dirinya sendiri.

Anya tertawa, "Gaada pusat tapi cabang tetep semangat."

Farid mendengus kesal, mendengar ucapan Anya.

"Oh iya, Lis, Jen. Kalo kalian liat nih anak biawak buat ulah, langsung ambil tindakan ya, minimal patahin aja jarinya. Kalo masih belum kapok, tusuk matanya. Itung-itung wakilin gue." Pesan Anya kepada Lisa dan Jennie sambil menunjuk Danu.

"Tenang, Nya. Aman dia." Balas Lisa dengan tawanya.

"Hidup gue penuh mata-mata kayaknya." Gerutu Danu.

"Anya, ayo." Ajak Nagita-mami Anya.

Anya mengangguk, ia menoleh kearah Danu dan teman-temannya, "Gue pergi dulu ya. Jangan kangen." Ucap Anya setengah bercanda.

Danu menarik Anya kedalam pelukannya. Ia mengusap rambut Anya dengan sayang, "Take care dear, safe flight." Bisik Danu, yang hanya bisa didengar oleh Anya.

Anya mengangguk, danu merenggangkan pelukannya lalu mencium kening Anya lembut.

"Meskipun gue gaada, jangan makan sembarangan. Gaboleh telat makan juga. Dan jangan susah bangun, nurut sama alarm. Gue bakal telfon lo pagi-pagi, mastiin kalo lo bener-bener udah bangun." Peringat Anya.

Love is not over [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang