Anya menggerutu kesal. Orang yang hampir satu jam ditunggunya belum juga datang.
Revanya : Sumpa dan ini udah sejam
Revanya : Gue harus nunggu berapa jam lagi?"Ngapain disini?"
Anya menatap laki-laki yang baru saja bertanya padanya. Reno, lelaki itu mendudukan tubuhnya di sebelah Anya.
"Bersih-bersih." Dengus Anya.
"Haha lucu." Ucap Reno, tapi laki-laki itu sama sekali tidak tertawa.
"Makasih." Ketus Anya.
Reno terkekeh, "Serius-serius, ngapain disini? Maksud gue, tumben sendiri.."
"Nunggu Danu."
Reno mengernyitkan dahi, "Lah bukannya tuh orang udah pergi?"
Anya menatap Reno bingung, "Maksud lo?"
"Tadi gue ketemu dia. Mereka pergi kearah parkiran jadi gue pikir bakal pulang."
"Mereka? Siapa?"
"Danu sama Lisa."
"Lo serius?"
"Yakali becanda, gaada faedahnya." Balas Reno.
"Barusan ketemu apa gimana?"
Reno terlihat berpikir, "Setengah jam yang lalu mungkin."
Anya menghela nafas kasar. Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Kenapa?" Tanya Reno.
"Gue udah nunggu sejam Ren, sejam. Lo bayangin, satu jam itu gak sebentar." Jawab Anya emosi. Jelas dia emosi, ia sudah menunggu lama. Tapi, orang yang ditunggu malah tidak tau diri.
Danu is calling...
Tanpa buang waktu, Anya langsung mengangkat panggilan dari Danu.
"Nya sorry. Gue lupa bilang, gue ada tugas jadi pulang dulu." Ucap Danu.
"Sama siapa?" Tanya Anya. Anya tetap menjaga nada suaranya, ia tidak boleh terlihat marah.
"Lisa."
"Oke." Balas Anya singkat.
"Maaf, Nya. Lo masih disana?"
"Udah pulang."
"Serius? Syukur deh, maaf ya udah buat nunggu."
Anya langsung mematikan panggilan tanpa membalas ucapan Danu. Anya sudah malas. Anya yakin, jika ia membalas ucapan Danu lagi, ia akan marah-marah pada Danu.
"Kenapa bohong?" Tanya Reno saat Anya meletakkan ponselnya. Reno memang tidak mendengar percakapan mereka secara jelas. Tapi Reno yakin, Anya sudah berbohong. Karena, gadis itu mengatakan sudah pulang padahal jelas sekali dia masih ada di tempat yang sama.
"Kalau gue jujur, apa dia bakal balik kesini buat jemput gue?"
Reno mengusap bahu Anya, "Pengen marah gak? Siapa tau lo mau jadiin gue samsak tinju, gapapa gue ikhlas."
"Yakin?"
"Gue panggil Farid aja lah. Muka dia lebih cocok jadi samsak."
"Bilang aja takut." Ejek Anya.
"Siapa bilang? Bukan takut, sayang aja muka ganteng gue."
Anya terkekeh pelan mendengar jawaban Reno.
"Mending gitu ketawa. Gausah marah-marah, mungkin Danu gak sengaja lupa."
"Sengaja lupa sama gak sengaja gaada bedanya. Sakitnya sama."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not over [Completed]
Ficção AdolescenteRevanya Billa Giralda Danuarta Alfabian Maxston Ketika cinta yang dibangun sekian lama harus runtuh karena rasa bosan yang menghampiri salah satu pasangan. Ketika rasa bosan yang mampu merubah pemikiran orang. Ketika rasa bosan yang mendominasi hati...