20. Clarity

1.1K 112 4
                                    

Tiga minggu berlalu sejak pertengkaran Anya dan Danu, kini hubungan mereka kembali seperti semula. Baik-baik saja dan tidak lupa selalu ada perdebatan gila antara pasangan itu.

Tapi, satu minggu ini Danu dan Anya jarang bertemu, karena Danu yang disibukkan dengan acara yang diadakan pihak kampus.

Danu selaku panitia tentu saja sangat sibuk mengurus keperluan acara. Sebenarnya dia tidak mau, tapi karena setiap fakultas harus ada beberapa perwakilan menjadi panitia akhirnya Danu lah yang dipaksa, dengan malas dia menyetujui. Hitung-hitung menambah pengalaman di kampus.

Acara kampus berlangsung selama tiga hari. Acara pertama sudah selesai kemarin, berupa lomba-lomba antar jurusan. Acara kedua dilaksanakan sekarang, semacam pameran atau bazar yang menjual berbagai barang dan makanan yang keuntungannya nanti akan disumbangkan kepada panti asuhan. Untuk acara terakhir adalah acara penutupan yang ditunggu-tunggu semua mahasiswa, yaitu night party. Tentu saja mereka sangat antusias menunggu, karena dengan acara ini mereka bisa bersenang-senang, melihat artis yang telah diundang, dan setiap fakultas akan ada anak yang menyumbangkan bakatnya.

Acara ini rutin diadakan setiap tahunnya, agar mahasiswa dan mahasiswi di kampus bisa bersenang-senang bersama.

"Huffttt capek..." keluh Anya saat duduk disebalah Danu.

"Banyak yang beli?" Tanya Danu. Cowok itu mengulurkan tangannya untuk mengusap keringat di dahi Anya.

Anya mengangguk, ia mengambil kertas di dekat Danu, lalu menggunakannya untuk mengipasi wajahnya.

"Panas gini, jadi banyak yang mau salad buah," Ucap Danu.

Anya bukan termasuk panitia, jadi dia ikut teman-teman satu jurusannya untuk menjaga stand yang menjual salad buah. Itu adalah ide teman Anya, karena selain praktis dan mudah dibuat, mereka yakin pasti akan gampang laku jika dijual.

Anya mengangguk lagi, "Capek juga nyari lo," ucap Anya.

Danu terkekeh, "Lagian bego sih, apa gunanya HP coba? Harusnya telfon dulu baru nyari. Bukan malah nyari dulu baru telfon,"

"Kan gue buru-buru jadi gak pake mikir,"

"Emang lo pernah mikir?"

Anya mendengus, gadis itu tidak merespon ucapan Danu. Dia membuka tasnya lalu mengambil makanan yang telah disiapkannya untuk Danu.

"Makan. Gue yakin lo lupa sama urusan makan," Ucap Anya sambil menyodorkan kotak makan kepada Danu.

Danu menyengir, cowok itu mencubit kedua pipi Anya gemas, "Perhatian banget, gemes jadinya. Jadi tadi buru-buru cuma mau kasih ini?" Anya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Suapin," pinta Danu.

"Manja," Cetus Anya.

"Tangan gue sibuk sama laptop," Kilah Danu. Anya mendengus malas tapi tetap saja tangannya membuka tutup kotak makan lalu menyendok isinya untuk disuapkan ke mulut Danu.

Danu yang notabenya mahasiswa manajemen, selain membantu keperluan acara juga ditugaskan untuk menghitung pengeluaran dan keuntungan. Dia harus teliti dalam menghitung dan harus mengetiknya sejelas mungkin. Untung saja tidak hanya Danu yang mengerjakan tapi ada juga teman Danu yang lain.

Tapi saat ini Danu hanya mengerjakan bersama Anya, lebih tepatnya Anya hanya menemani Danu saja. Mereka duduk di taman kampus, karena disini lebih tenang dan nyaman.

"Besok malam berangkat sendiri gapapa? Soalanya gue berangkat lebih awal,"

"Kenapa emang?" Tanya Anya.

"Panitia disuruh berangkat lebih awal. Atau, ikut berangkat lebih awal aja gimana?"

"Enggak ah, males. Kayak orang bego gue entar. Diem aja gak ngapa-ngapain,"

Love is not over [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang