"Soal kemarin..... hmmm..." ucapan Lisa terputus. Ia bingung ingin memulai dengan kalimat apa.
"Jangan dipikirin. Kita sama-sama khilaf." Ucap Danu, paham dengan apa yang ingin dibicarakan Lisa.
Setelah Lisa mengirim pesan, Danu langsung bergegas menemuinya. Soal ia yang berbohong kepada Anya itu terpaksa. Danu takut Anya semakin salah paham, atau yang lebih parahnya Anya akan ikut dengan Danu. Danu tidak mungkin membiarkan Anya mendengar pembicaraannya dengan Lisa, jika itu terjadi sama saja Danu siap menggali kuburannya sendiri.
"Satu yang gue minta. Jangan sampai Anya tau." Lanjut Danu memperingati Lisa.
"Kenapa?"
Danu mengernyit bingung, "Ngapain nanya? Udah jelas, gue gamau sampai Anya salah paham apalagi sakit hati."
"Lo ada hubungan apa sama Anya?"
Kali ini danu menatap Lisa tidak percaya, "Serius lo gatau?"
Lisa menggeleng sebagai jawaban.
"Udahlah lupain. Gak penting juga. Intinya jangan sampai Anya tau."
Sebenarnya Lisa ingin bertanya lagi, dia sungguh tidak tau apa hubungan antara Danu dan Anya. Ia sangat penasaran, tapi melihat Danu yang sudah malas menjawab, ia jadi mengangguk saja.
Tapi, ada satu pertanyaan lagi yang sangat membuat Lisa penasaran.
"Dan, apa lo nikmatin kejadian malam itu?"
"Kejadian apa?" Jawab Danu, pura-pura tidak paham.
Pipi Lisa memerah malu, "Ya ituuu..."
"Itu apa?" Balas Danu. Sepertinya cowok itu berniat menggoda Lisa.
"Kiss." Jawab Lisa pelan dengan kepala yang menunduk malu.
Danu terkekeh. Entah kenapa ia merasa melihat hal lucu. "Kalau lo gimana?" Tanya Danu balik.
"Lumayan."
"Lumayan gimana?"
Tidak peduli dengan rasa malunya, Lisa berusaha mengangkat kepalanya agar bisa menatap Danu. "Good kissing. Gue emang mabuk, tapi gue bisa inget gimana rasanya."
Danu terkekeh, apa bisa cowok itu berkata jika ia juga menikmati ciuman itu? Walaupun hanya sedikit?
Iya, hanya sedikit. Karena ciuman terbaiknya hanya bersama Anya. Gadisnya.
*****
Anya memijat kepalanya saat rasa pusing kembali datang.
Pikiran tentang Danu, ditambah mata pelajaran yang susahnya minta ampun membuat kepala gadis itu ingin meledak sangking penuhnya. Otak dikepalanya tidak kuat menampung semua itu.
Anya mengambil botol kecil yang selalu ia bawa dalam tas. Mengambil satu butir lalu meminumnya.
Anya menghela nafas. Ia harus berurusan dengan obat ini lagi.
Kenapa akhir-akhir ini banyak sekali beban pikiran yang bersarang di otaknya? Rasanya dulu Anya masih bisa mengontrol diri, tapi kenapa sekarang tidak lagi?
Ia seperti kembali pada Anya kecil yang tidak mampu mengendalikan diri sendiri, tanpa bantuan orang lain dan obat.
"Lo gapapa?" Ucapan itu berhasil mengagetkan Anya.
![](https://img.wattpad.com/cover/178379185-288-k251495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not over [Completed]
Novela JuvenilRevanya Billa Giralda Danuarta Alfabian Maxston Ketika cinta yang dibangun sekian lama harus runtuh karena rasa bosan yang menghampiri salah satu pasangan. Ketika rasa bosan yang mampu merubah pemikiran orang. Ketika rasa bosan yang mendominasi hati...