"Habis makan jangan kemana-mana. Belajar." Ucap Anya setelah meletakkan makanan di meja makan.
"Yaelah, Yang. Kemarin malam minggu udah belajar. Sekarang kita berduaan aja, mesra-mesraan." Tawar Danu.
"Belajar juga berduaan."
"Ck, beda kali. Gausah belajar ya?"
"Ujiannya besok, Dan. Mau ga lulus?"
"Gue udah pinter. Gaperlu banyakin belajar juga semua soal bisa selesai sekali kedip."
"Sombong amat." Cibir Anya.
"Bukannya sombong cuma mau pamer."
"Pokonya belajar. Lagian lo aneh, waktu itu ngatain gue gak tobat-tobat karena gak belajar, eh sekarang gue udah tobat malah lo nya musrik lagi."
"Gini ya, asal lo tau, ilmu yang penting itu cuma satu. Jadi gaperlu lah pelajari banyak ilmu, buang-buang tenaga." Ucap Danu.
"Ilmu apaan? Ilmu hitam?" Balas Anya.
"Ah kamu mah pikirannya ilmu hitam mulu, ga salah kalo tuh muka kayak setan."
Anya langsung melempar Danu dengan tulang ayam yang ada dipirinya, "Ngomong sekali lagi coba? Gue penasaran, gimana rasannya ngelempar nih piring ke muka lo!"
Danu menyengir, "Hehe canda elah, yakali cantik gitu disamain sama setan. Ya gak, Yang?"
Anya mendengus kesal, "Pokonya belajar, gausah banyak ngeluh!"
"Iya kanjeng ratu, siap laksanakan. Eh tapi lo mau tau gak ilmu apaan?"
"Apa? Ilmu nya gak bener gue lempar beneran nih piring!"
"Ilmu mencintai kamu hehe." Balas Danu dengan cengirannya.
Anya mendengus, "Gembel dasar."
Danu hanya bisa mengelus dada sabar mendengar jawaban kekasihnya.
*****
"Yang, gue pergi ya? si Farid minta tolong, ban mobilnya bocor. Reno hp nya gabisa dihubungi, jadi gue harus samperin Farid." Ucap Danu saat mereka akan belajar.
Anya memicingkan mata, "Lo gak niat buat kabur kan?"
"Astagfirullah, gabaik seudzon, dosa kalo kata pas ustad."
"Liat tampang lo aja udah dosa gue." Cibir Anya.
Danu mencubit pipi Anya gemas, "Itu bibir lemes banget sih. Gemes gue."
"Yaudah sana. Kalo udah langsung balik, gausah kelayapan."
"Berasa diomelin emak." Canda Danu.
"Iya-iya, entar langsung balik. Gak lama deh janji. Kalo udah, gue langsung kesini, lanjut belajar." Lanjut Danu saat Anya mempelototkan matanya.
Anya mengangguk. Danu berdiri tidak lupa mencium pipi kekasihnya dulu sebelum pergi.
*****
"Alay lo, bocor doang mewek minta ditolongin." Ejek Danu. Ia sudah sampai di tempat Farid.
"Lo sarap kalo gitu! Mau aja nolongin orang alay." Ketus Farid.
Danu cengengesan, "Gue tadi bayangin lo kayak gembel, mewek dipinggir jalan. Gatega gue, yauda terpaksa gue tolong. Dan asal lo tau, jiwa berperitemanan gue itu kuat banget."
"Banyak cakap ah. Udah cepet bantuin."
"Lo minta tolong apa ngajak ribut sih? Ngegas banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is not over [Completed]
Fiksi RemajaRevanya Billa Giralda Danuarta Alfabian Maxston Ketika cinta yang dibangun sekian lama harus runtuh karena rasa bosan yang menghampiri salah satu pasangan. Ketika rasa bosan yang mampu merubah pemikiran orang. Ketika rasa bosan yang mendominasi hati...