37. Usaha Danu

2.3K 175 30
                                    

"Wah, mau kemana nih? Keren banget gayanya,"

Bocah kecil itu menyengir lucu, "jalan-jalan dong."

"Oh ya? Asik tuh. Gimana kalo Kakak ikut juga? Makin banyak orang, makin asik loh,"

Bintang terlihat berpikir, "Tanya Mami,"

"Bintang yang bilang ke Mami. Kalau kakak yang bilang pasti gak boleh ikut," bujuk Danu.

"Kenapa?"

"Kakak ganteng, jadi Mami Bintang suka malu kalau lihat Kakak."

"Bintang juga ganteng. Tapi Mami gak malu tuh kalau lihat Bintang."

Danu berdecak pelan, "Itu beda. Bintang masih kecil jadi Mami gak malu, kalau Kakak kan udah gede. Disenyumin dikit aja Mami kamu udah salting. Sampe kebayang kenangan masa lalu."

"Masa lalu itu apa?" Tanya Bintang bingung.

"Entar kalau udah gede, Bintang pasti tau. Udah sana bujukin Maminya biar Kakak boleh ikut."

"Gak boleh nyuluh kalau gak ada hadiah."

Danu mendengus, "Mau apa? Sebut aja, semua makanan sama mainan yang Bintang minta bakal Kakak beliin."

"Benelan? Gak boong?"

"Bener. Janji nih," Danu mengangkat jari kelingkingnya yang langsung disambut oleh Bintang dengan suka cita.

Bintang turun dari kursi teras yang baru didudukinya. Ia menunjukan jempol tangannya sebelum berlari ke dalam rumah untuk menemui Anya.

"MAMIIIIII...." teriak Bintang yang masih bisa di dengar oleh Danu.

Danu mengelus dada, tau gitu ia tidak perlu berbasa-basi. Bintang bisa langsung menurut hanya dengan iming-iming hadiah.

*****

Danu tidak bisa berhenti tersenyum. Apalagi ketika melihat wajah masam yang diperlihatkan oleh wanita di sebelahnya.

Tentu saja Anya terlihat masam, karena sebenarnya ia tidak mengijinkan Danu untuk ikut. Tapi berkat bujuk rayu Bintang, si bocah kecil yang menjadi malaikat penolong Danu, akhirnya Danu bisa berada disini. Kini Danu mengerti, Anya tidak akan bisa menolak permintaan Bintang.

"Makan dulu atau belanja?" Tanya Danu.

"Belanja!" Seru Bintang semangat.

"Makan dulu," peringat Anya.

Bintang mendongak menatap Anya, "Belanja, Mami...." rengek Bintang.

"Iya, tapi setelah makan. Tadi pagi Bintang cuma sarapan roti, kalau nanti pingsan gimana?"

"Yang jatuh sambil melem itu, Mami?"

Anya mengangguk, "Mau kayak gitu?"

Bintang menggeleng dengan wajah sedih yang menggemaskan. Ia merentangkan tangan ingin di gendong.

"Aku gendong aja," potong Danu sebelum Anya meraih Bintang dalam gendongannya.

"Bintang sama Kakak ya?" Bintang hanya mengangguk tanda setuju.

Dengan senang hati Danu meraih Bintang dalam gendongannya. Ia mencium gemas pipi bocah itu.

"Bintang jangan minta gendong Mami lagi, ya? Bintang udah gede, jadi berat. Kasihan Mami, capek kalau gendong Bintang kemana-mana. Kalau mau gendong, minta aja sama Kakak. Oke?"

"Oke," balas Bintang lalu memeluk leher Danu.

"Ayo, cari makan." Danu meraih tangan Anya untuk di gandengnya. Mereka seperti keluarga bahagia, Danu yang menggendong anak dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menggandeng perempuan yang pasti dikira sebagai istrinya.

Love is not over [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang