Happy Reading
---Dinginnya moncong pistol itu seakan mengalirkan es yang membuat tubuh Vello terbujur kaku, namun Dexter saat ini justru merasakan setiap sarafnya diguyur oleh percikan lava yang membangkitkan iblis dalam tubuhnya.
Ia semakin melebarkan seringai mematikan diwajahnya hingga sang nona muda tiba-tiba membuatnya membelalakkan mata.
--------------------
Dua bulir cairan bening lolos menuruni pipi Vello. Pandangan gadis itu kini tampak kosong.
Seketika rahang Dexter mengeras. Sebelah tangannya yang bebas, meraih rahang Vello dengan mencengkramnya, kemudian disentakkan dengan keras.
BRAAK!
Kepala Vello dibenturkan pada kaca mobil hingga menimbulkan bunyi yang mendobrak senyi malam.
Vello tak merespon apapun, seakan ia telah mati rasa, air matanya lagi-lagi luruh membuat Dexter menggeram.
Dengan sekali sentak, Dexter menghempaskan tubuh Vello hingga gadis itu terjerembah ke tanah.
Dexter berdecih memalingkan muka.
Seketika tangis Vello pecah. Ia menekuk lutuhnya sendiri dengan terduduk diatas tanah. Ia menunduk, menyembunyikan wajah menggunakan tangannya.
Tubuh Vello bergetar seiring derasnya air mata. Tidak, ia sama sekali tak menangisi perilaku Dexter padanya, ia lebih menangisi dirinya sendiri. Ia benci pada dirinya sendiri.
Setiap tetes air mata itu seakan mengiringi derasnya segala beban hati yang ikut luruh menuruni wajah berbingkai kacamata itu.
Dexter memasukkan pistolnya kebalik pinggang. Ia menyugar rambut dengan kasar. Nafasnya menderu seiring kobaran amarah yang tak dimengerti olehnya telah menelusup masuk ke rongga dada.
Ia memilih menjauh dari sang nona dengan berjalan kebagian depan mobil. Dexter menjejalkan oksigen sebanyak mungkin untuk menyiram panas didadanya.
Tangannya menarik sebuah bungkus rokok disaku depan kemudian menyalakannya. Ia menghisap dalam lalu mengeluarkan perlahan dari sela bibir.
Dipandangnya api yang tengah membakar perlahan batang rokoknya. Ia masih mendengar isak tangis Vello yang begitu menderai. Mengusik pendengarannya, membuat sebelah tangan Dexter terkepal kuat.
Kepalanya menengok sesaat pada Vello yang masih berada diposisi yang sama. Bibir Dexter berdecak, kemudian kembali menghisap rokoknya.
---------------------
Vello mengerjap beberapa kali, kemudian matanya berlarian mengamati sekitar.
Guratan dikening seketika muncul saat Vello menyadari bahwa dirinya berada dimobil yang sedang berhenti disebuah parkiran dengan Dexter yang tengah duduk di kursi pengemudi sembari memejamkan mata. Lengan pria itu ditumpukan pada kening dengan kepala menengadah.
Pikiran Vello berputar mencoba kembali mengingat kejadian yang mungkin ia lupakan karena seingatnya, ia masih terduduk ditanah sembari menangis, namun kini tiba-tiba ia sudah duduk di kursi penumpang mobilnya. Vello tak menyadari bahwa ia tertidur karena kelelahan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
Художественная проза21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...