Happy Reading
---Dexter baru saja memarkirkan Mustang Shelby berwarna merahnya di garasi.
Ia harus kembali beradaptasi menyetir dengan kemudi yang berada di kiri, setelah sekian lama terbiasa mengendarai Range Rover yang miliki posisi kemudi berada di kanan ketika di London.
Dexter mengusap mobil barunya yang tampak begitu seksi di matanya. Ia benar-benar tak tahan untuk membeli mobil tersebut setelah ia merelakan Mustang Boss hitamnya untuk ia jual, guna membuka bar bersama Jake saat itu.
Mungkin jika wanita banyak yang tak mampu menahan godaan untuk membeli pakaian dan alat make up, maka godaan barang yang tak mampu Dexter halau hingga menghabiskan banyak uang adalah senjata dan mobil.
Namun ia telah bertekat bahwa ini adalah mobilnya yang terakhir. Ia harus banyak menahan diri untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan Vello, terlebih menyiapkan kebutuhan masa depan mereka nanti.
Pagi tadi ia ke kota untuk menyerahkan sampel tes DNA. Ia sedikit merasa lega ketika tak menemukan hal mencurigakan seperti yang sempat ia temui ketika di London.
Dexter mendesak pihak lab untuk menyelesaikannya dalam waktu sehari. Demi Tuhan, ia sudah tak mampu lagi menahan dirinya untuk memiliki Vello secara utuh.
Jika Vello tak mengingatkan pentingnya hasil tes tersebut untuk keberlangsungan bayi mereka nanti, Dexter sudah tak lagi memedulikan dirinya saudara atau bukan dengan Vello karena ia akan tetap mengikat gadisnya bagaimanapun status mereka.
Di bukanya pintu bagian penumpang dan mengeluarkan sebuah kardus besar yang telah di ambilnya dari seseorang ketika Dexter sudah menyelesaikan urusannya di lab.
Ia membuka kardus besar itu yang berisi banyak perangkat kamera CCTV. Perangkat tersebut adalah produk keluaran dari Rusia, saingan dari produk yang di keluarkan oleh Quinton Corp.
Dexter masih mengingat bagaimana kecanggihan dan akurasi perangkat tersebut, serta security system yang tak mudah di rentas.
Hampir sama dengan drone yang pernah ia gunakan ketika melumpuhkan Venttigo, kamera CCTV ini juga memiliki sensor daya ingat wajah untuk membidik target jarak dekat dan mampu melesatkan tembakan secara halus, namun tak sebanyak yang mampu di lakukan oleh drone seperti saat itu.
Tangan Dexter dengan cepat merangkai perangkat tersebut dan akan ia sebar pada beberapa titik di sekitar hutan untuk dapat memantau keamanan rumah. Ia juga mengeluarkan beberapa peledak yang akan ia tanam di tanah.
Nafas panas berhembus berat ketika Dexter mulai bergerak masuk ke dalam hutan. Ia berharap ini hanya sebagai antisipasi. Dexter berharap barang-barang yang telah di belinya ini tidak sampai ia pergunakan nantinya.
Langit sore hendak menyentuh malam ketika Dexter telah menaiki tangga rumah. Ia baru selesai memasang CCTV di pepohonan dan menanam peledak. Langkah kaki Dexter sudah tak sabar untuk bertemu dengan Vello, terlebih hari ini ia harus merelakan gadisnya bersama dengan pria lain di rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
Fiksi Umum21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...