Happy Reading
---Hari bergulir, menggulung minggu dengan begitu halus, membuat yang ada di dalamnya tak menyadari bahwa telah terjadi perputaran waktu yang begitu cepat.
Dexter berdiri menunggu Vello yang sedang berjalan mendekat dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Terlihat Arabelle dan beberapa temannya turut berjalan ke arahnya.
Hari ini adalah hari pertama Vello memasuki perkuliahan pada semester akhir.
Vello berlari kecil untuk segera sampai ke hadapan Dexter. Vello dengan cepat mengapit lengan Dexter, membuatnya menaikkan alis karena heran.
"Kami ingin pergi ke mall sebelum pulang. Apakah tak apa-apa jika kau menemaniku? Atau jika kau tak nyaman. Aku bisa menaiki mobil Arabelle."
"Ya, aku akan mengantarkannya pulang nanti." Arabelle muncul berusaha meyakinkan Dexter.
Dexter terdiam sesaat mengamati tiga teman Vello. Mereka memang sudah dekat dengan Vello beberapa waktu ini. Sejujurnya Dexter turut merasa senang karena gadisnya memiliki teman, namun ini pertama kalinya mereka akan pergi bersama.
"Baiklah, segera pulang sebelum makan malam." Putus Dexter dengan melempar pandangan datarnya pada Vello, meskipun kalimatnya menyiratkan ancaman.
"Terima kasih!" Vello memeluk Dexter dan mendaratkan kecupan singkat di pipi.
Dua teman Vello yang Dexter kenal bernama Alice dan Celie tampak tertawa kecil.
"Thanks Dexter." Arabelle mengedipkan mata menggoda, kemudian tertawa ketika ia sudah melewati Dexter.
Dexter berbalik badan, memandang punggung keempat gadis yang berjalan beriringan sambil melempar obrolan.
Membiarkan Vello pergi tanpa pengawasannya? Yang benar saja! Dexter berderap cepat menuju pelataran parkir tempat mobil Range Rover putih terparkir. Ia akan tetap mengawasi Vello. Dexter tak ingin ada hal buruk yang mungkin sedang menyelinap untuk melukai gadisnya.
Tak berselang lama ia sudah tiba di mall yang sama dengan keempat gadis itu setelah Dexter mengikuti mobil Arabelle.
Dexter keluar, membuka bagasi. Menarik resleting sebuah tas yang selalu ia bawa di mobil. Tas itu berisi berbagai perlengkapan darurat, senjata, laptop cadangan, serta pakaian.
Tangan Dexter menarik sebuah jaket denim dan topi baseball hitam. Ia memakainya kemudian tersenyum miring. Vello tak pernah melihatnya memakai topi, jadi akan terasa semakin mudah untuk mengintai gadisnya.
Suasana mall terlihat tak begitu ramai ketika Dexter sudah melangkah masuk.
Para gadis itu masuk ke sebuah butik dan sibuk memilih pakaian di sana. Dexter dapat melihat bagaimana Vello tampak begitu bahagia. Tanpa sadar Dexter menyunggingkan senyum. Keinginan gadisnya untuk memiliki teman, sudah terkabul saat ini.
Hampir satu jam berlalu Dexter mengikuti Vello dan ia bersyukur tak ada sesuatu yang mencurigakan dari teman-temannya.
Ia melihat Vello saat ini tengah menempelkan ponsel ke telinganya dan tak berselang lama kemudian jari lentik itu mengetik sesuatu di ponselnya, kemudian ia kembali menempelkan ponsel ke telingnya.
Dexter meraih ponselnya ketika ia merasakan ponselnya bergetar. Vello menelpon?
"Ya."
"Kau di mana?"
"Suatu tempat."
"Oh .... Madre baru saja menelpon, ia ingin kita segera menyusul ke rumah Maggie yang baru saja melahirkan. Bisakah kau menjemputku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
Fiction générale21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...