Happy Reading
---Dexter telah mukul setir untuk kesekian kalinya. Kini ia baru saja memarkirkan mobil ke dalam garasi, namun dadanya tetap bergemuruh.
Ia cemburu, marah, sedih, namun juga menyesal telah berkata kasar pada Vello. Ucapan itu meluncur begitu saja seiring darahnya yang mendidih saat mengetahui ia bukan orang pertama yang pernah melihat tubuh gadisnya.
Kapan Kenneth pernah melihatnya? Apakah sebelum Dexter mengenal Vello? Atau ketika mereka sudah menjalin hubungan? Vello berselingkuh darinya?
Pikiran busuknya terus berkuasa di dalam otak. Bayangan Vello memperlihatkan tubuhnya dengan suka rela di hadapan Kenneth terus berputar di kepalanya.
Dexter, terdiam menunduk seraya mencengkram rambutnya. Ia mengatur nafas. Mengusir desakan-desakan menyakitkan di dadanya.
Ia semakin mengepalkan tangan ketika ia tersentak oleh pikirannya sendiri. Ia sudah sangat mengenal Vello, dia bukan wanita rendahan seperti itu. Lalu bagaimana bisa ia berkata kasar pada Vello hanya karena itu sedangkan selama ini gadisnya telah menerima segala kecacatannya?
Cemburu di tengah badai fakta hubungan mereka nyatanya telah mengambil alih segala pikiran jernih Dexter.
Kini Dexter kembali memukul setir, menyesali segala perbuatannya. Bahkan ia telah tega meninggalkan wajah Vello yang telah memucat.
Sungguh Dexter masih belum mampu menganggap Vello adalah adiknya.Dexter menyeret tubuhnya memasuki mansion, setelah membanting pintu mobil. Kini ia hanya mampu menunggu kepulangan Vello dan harus menerima kebencian yang pasti dihantamkan padanya.
Bahkan jemari lembut itu berteriak di pipinya karena luka yang telah Dexter taburkan. Bagaimana bisa bibir yang selalu mengecup lembut kemerahan apel itu nyatanya malah menorehkan luka?
Dexter menghentikan langkahnya ketika mendengar derap kaki yang melangkah dengan gusar. Ia menoleh pada sumber suara dan tertegun mendapati Kenneth setengah berlari memasuk mansion membawa Vello dalam gendongannya.
"Sialan! Apa yang sudah kau lakukan padanya?" Emosi Dexter kembali mendidih seiring ia melangkah lebar menghampiri Vello.
"Harusnya aku yang mengatakan itu padamu! Ia pingsan setelah kau meninggalkannya. Jika kau tak bisa memperlakukan ia dengan baik, biar aku saja yang menjaganya!" Seru Kenneth terpancing amarah.
Namun Dexter seakan tak mampu mendengar ketika mendapati Vello terpejam dengan wajah pucat. Ia dengan cepat mengalihkan tubuh Vello, masuk ke dalam gendongannya. Kulitnya tersentak ketika merasakan panas di tubuh Vello.
Ia segera membawa Vello menuju kamar. Sialan! Dexter ingin menghajar dirinya sendiri.
"Mom belum pulang, bukan?" Tanya Dexter kepada salah satu pelayan yang datang, hendak membantu.
"Belum. Saya akan mengambilkan handuk untuk Nona," ujar pelayan wanita dengan wajah khawatir ketika mendapati nona mudanya basah kuyup, tak sadarkan diri.
"Bagus, jangan katakan apapun pada mom."
Ia tak ingin Camilla khawatir di tengah-tengah kondisi keluarga yang belum membaik.
![](https://img.wattpad.com/cover/202352962-288-k526164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
Ficción General21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...