Happy Reading
---Tak jauh dari tempat mereka berdiri, rahang Dexter mengeras dengan tangan terkepal. Ia benci dengan respon tubuhnya, ia muak dengan perasaan aneh yang menyiksa.
Dexter melangkah lebar hingga tak membutuhkan waktu lama untuknya yang saat ini tepat berada didepan Vello, membuat gadis itu beserta Night seketika menoleh padanya.
"Vello..."
-----------------------------
"Ya?"
"Abuela, memintaku untuk mengambilkan wine. Bisakah kau mengantarku untuk mengambilnya?" Tanya Dexter berubah santai.
Vello mengangguk, ia memandang sesaat pada Night dan dibalas anggukan oleh pria itu yang tengah mengulum bibir.
Dexter dan Vello berjalan beriringan keluar taman untuk memasuki rumah. Keduanya tak mengucapkan sepatah katapun.
Dexter menahan kepalan tangannya. Ia memanfaatkan permintaan Ester untuk membuat Vello segera menjauh. Ia ingin sekali menarik gadis itu kesudut ruangan dan berkata kasar, tapi ia sendiri bahkan tak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan hal itu. Ia semakin tak memahami yang terjadi pada dirinya ketika ia semakin mengenal gadis bermata kelabu itu, hingga membuat Dexter muak pada dirinya sendiri.
Vello mengantarkan Dexter pada wine cellar diruang bawah tanah. Pria berjas biru gelap itu menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat ruangan itu. Ia mengira Vello hanya akan mengantarkannya ke rak disudut dapur, sebagaimana umumnya orang-orang menyimpan wine. Ia tak menyangka keluarga ini justru memiliki wine cellar dengan puluhan botok wine yang diletakkan pada rak dinding-dinding bata.
Dexter memasukkan tangan didalam saku celana dengan mengedarkan mata kepenjuru ruangan. Ia memandang kagum didalam wajah datarnya.
"Wine apa yang abuela inginkan?"
"Rose wine." Jawab Dexter tanpa menoleh.
Vello mengangguk dan segera berderap ke bagian rak tempat rose wine di simpan.
"Dexter..." Vello berjalan mendekat dengan suara yang tampak ragu-ragu. Tangannya memegang botol rose wine pada bagian bawah dan atas.
Dexter menoleh, melihat Vello yang tengah memandangnya lekat. Berdiri di dekat meja tempatnya berdiri saat ini.
"Aku ingin minta maaf..." Ujarnya dengan kepala tertunduk.
Dexter menaikkan satu alis dan memutar tubuhnya untuk benar-benar menghadap Vello.
Gadis itu kini kembali menengadahkan kepala, mempertemukan mata mereka.
"Maaf sudah menamparmu waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
General Fiction21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...