21+ Bijaklah dalam menyingkapi bahan bacaan.
Happy Reading
---Satu bulan berlalu tanpa mampu Dexter dan Vello rasakan. Semua terasa hanya kejapan mata, bahkan itu terlalu cepat.
Meskipun dalam bayang-bayang kewaspadaan, nyatanya mereka berdua tetap dapat saling membahagiakan.
Dexter tengah duduk di ranjang kamar, memangku laptop dengan alis tertaut. Jemari itu tak henti-hentinya menekan keyboard dan sesekali menggeser kursos pada deretan tabel laporan keuangan tiga bar miliknya dan Jake yang berada di Manhattan dan Virginia.
"Vee?" Panggilnya ketika ia baru menyadari bahwa sudah terlampau lama ia berkutat pada pekerjaan dan mengabaikan sang istri.
"Vee?"
Tak ada sahutan.
Dexter segera menutup laptop, meletakkannya di atas nakas dan bangkit dari ranjang. Ia tak menemukan Vello di lantai tersebut.
"Vee?"
Ia berderap menuruni tangga. Matanya berlarian ketika tak juga menemukan Vello di ruang keluarga serta beberapa ruangan di lantai tersebut.
"Vee?"
Langkahnya mulai semakin gusar ketika ia mencari keberadaan Vello di lantai dasar. Lagi-lagi ia tak menemukan Vello di manapun.
Jantungnya berdegup takut. Pikiran-pikiran buruk mulai menjalar namun ia menggeleng, mencoba menepis. Dexter mengecek pada halaman belakang, namun hanya ada langit sore dengan pepohonan hijau tanpa wanitanya yang cantik.
Ia kembali naik ke lantai dua, langkahnya lebar menuju dinding sekaligus sliding door yang terbuka, menghadap pada danau.
Dexter menggeram lalu menggelengkan kepala tak percaya. Ia segera melangkah lebar keluar dari rumah. Hentakan cepat kakinya menimbulkan suara derit keras pada deck kayu.
"Kau tak tahu betapa khawatirnya aku mencarimu." Manik Dexter tajam menusuk di wajah dan suaranya yang datar.
Vello menoleh, ia mengusap air yang membasahi wajah dan rambutnya sedangkan pundak hingga kaki telah tenggelam oleh air danau yang begitu segar.
"Dan kau telah menemukanku." Vello tersenyum. Berbalik membelakangi Dexter dan kembali berenang.
"Kau tak merasa bersalah karena membuatku khawatir?" Dexter menaikkan satu alisnya dengan kedua tangan yang bersembunyi di balik saku celana pendek.
Vello kembali menghadap Dexter. Ia menggeleng dengan senyum geli.
Dexter tiba-tiba menyeringai mengerikan. Seketika senyum di bibir Vello pudar oleh rasa takut.
"Kita lihat hukuman apa yang pantas untuk istri nakal sepertimu!"
Jemari Dexter membuka kausnya dengan cepat, memperlihatkan lekukan otot tubuh bagian atas yang membakar lingkaran kelabu Vello.
Bahkan di tengah-tengah ketakutan oleh tatapan Dexterpun, pria itu masih terlihat begitu memesona. Vello membasahi bibirnya yang mendadak kering oleh pemandangan tubuh Dexter yang benar-benar merajuk.
Pria itu menjatuhkan kausnya di deck kayu kemudian menjeburkan diri ke dalam danau.
Jantung Vello berdentum, sedang tubuhnya terdiam menanti pemilik manik hijau kecoklatan itu untuk menghampirinya.
Gerakan lengan kokoh yang kini berkilat karena sapuan air danau, tampak bergerak pasti, sementara matanya terus memandang tajam pada lingkaran kelabu yang sedang menanti di tengah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
General Fiction21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...