CHAPTER 53

16.7K 802 77
                                        

Happy Reading
---


Vello tak tahu harus berkata apa. Ia hanya mampu memberikan dekapan dan kecupan pada sang suami.

Sungguh masa lalu Dexter terasa begitu berat bahkan bagi Vello yang hanya mendengarkan. Vello menghargai bagaimana upaya Dexter untuk melalui itu semua meskipun harus terjebak pada dunia hitam sekian tahun, dan ia begitu bangga terharap pilihan Dexter saat ini.

Tangan kanan Vello mengusap tengkuk, sedangkan tangan kirinya membelai dada bidang Dexter dan bibirnya mengecup kening sang suami begitu dalam. Seakan tengah mencoba menarik masa lalu kelam suaminya untuk menyingkir.

Mata Dexter terpejam, hanyut oleh sentuhan lembut Vello. Jemari Dexter membelai pinggang ramping tersebut. Menyatakan rasa syukur oleh kelembutan yang Vello persembahkan untuk menenangkan jiwanya yang redup karena mengingat masa lalu.

Kepala Dexter sedikit mendongak untuk, mempertemukan hidung mereka. Saling beradu, merayu teduh.

"Aku tak tahu bagaimana diriku jika tak bertemu denganmu, Vee ...."  Bisik Dexter tepat di depan bibir Vello.

"Sialnya aku harus berterima kasih pada Vernon."

Vello tersenyum. Ya, perkataan Dexter benar, jika bukan karena Vernon mengirim Dexter padanya, tentu mereka tak akan pernah bertemu.

"Dan aku akan berterima kasih dengan melenyapkannya. Agar tak ada lagi yang mengusik hidup kita."

Vello tak mampu berkonstrasi pada perkataan Dexter karena prianya memberikan kecupan singkat dengan cepat dan berulang-ulang, hal itu membuat Vello gemas, seakan tengah di tarik ulur rasa. Ia menarik tengkuk Dexter untuk membuat bibir suaminya tak berpaling. Dexter menyambut. Memiringkan wajahnya untuk menghunjam ruang bibir Vello lebih dalam. Keduanya terpejam di antara belitan hangat.

"Sabes que siempre serás mía. Solo mía (Kau tahu kau akan selalu menjadi milikku. Hanya milikku.)" Bisik Dexter di sela-sela hantaran panas dari lembut bibirnya.

Perkataan Dexter, seketika membuat Vello menjauhkan wajahnya. Ia tersenyum mendengar kalimat bahasa Spanyol Dexter yang semakin mahir terlebih ujaran arogan sang suami yang selalu membuat dinding hatinya bergetar.

"Si, mi Rey, si."

Kedua tangan Vello membingkai wajah Dexter dan bibir mereka kembali menyatu hangat.

Sesaat kemudian mereka saling meloloskan diri, dengan membuat Vello merebahkan tubuh di sofa untuk menyambut Dexter yang tak membiarkan malam berlalu cepat tanpa deras cintanya di dalam diri Vello.

------------------

"Kau siap?" Tanya Dexter ketika mereka telah menyelesaikan sarapan beberapa jam lalu.

Vello mengangguk mantap. Mereka melangkah menuju ruang kontrol. Ketika sampai di sana, Dexter memberikan earmuffs dan kacamata berwarna pink salmon untuk Vello.

 Ketika sampai di sana, Dexter memberikan earmuffs dan kacamata berwarna pink salmon untuk Vello

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang