CHAPTER 18

27.2K 1.3K 56
                                    

Happy Reading
---

Vello menggoyangkan betisnya yang terendam air kolam renang. Ia baru saja menyelesaikan telponnya dengan Russell. Ia pikir menghubungi Russell dapat sedikit menghibur hatinya. Namun nyatanya, itu belum cukup.

Secangkir kopi disampingnya sudah hampir dingin ketika Vello kembali menyesapnya.

Temaram cahaya bulan memantul pada air kolam renang yang bergelombang halus, seiring hembusan angin malam yang membelai kulitnya. Vello hanya mengenakan sleep wear satin merah berlengan pendek dengan celana setengah paha yang membuat angin malam bebas menusukkan rasa dingin disepanjang lengannya.

Bibir Vello mendesah pelan mengingat makan malamnya tadi yang hanya seorang diri ditengah mansion yang besar.

Dexter belum juga pulang, membuatnya tak ingin kembali kekamar dan memilih menunggu kepulangan pria tersebut, meskipun ia sendiri tidak tahu apa yang akan ia lakukan ketika ia telah melihat pria itu nantinya.

Dering ponsel seketika membuat Vello tersentak ditengah kesunyian yang sudah beberapa jam menemaninya.

"Ya, Kenneth." Sapa Vello ketika sudah menempelkan ponselnya ketelinga.

"Hai, apa yang sedang kau lakukan sekarang?"

"Tak ada. Hanya sedang merendam kakiku di kolam renang."

"Diwaktu malam seperti ini? Masuklah Vello. Pasti dingin diluar sana."

Vello hanya tersenyum mendengar perhatian Kenneth.

"Kau tak mengangkat telponku setelah kepulangan kita dari restoran. Apakah semua baik-baik saja?" Kenneth akhirnya mengeluarkan rasa khawatir yang sudah dirasakannya sejak kemarin.

"Tentu aku baik-baik saja." Kilah Vello.

"Kau naik taksi? Atau Dexter menjemputmu?"

"Dexter datang dan kami pulang bersama."

"Syukurlah. Maaf jika aku terdengar begitu ingin tahu Vello. Aku hanya khawatir." Suara Kenneth terdengar salah tingkah.

Vello tertawa pelan. "Tak apa Kenneth. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku." Ia tersenyum dan Kennethpun tersenyum bersamaan diseberang sana.

"Biar ku tebak, kau sedang tersenyum sekarang?"

Vello kembali tertawa. "Bagaimana kau bisa tau?"

"Karena aku juga sedang tersenyum sekarang. Senyummu selalu membuatku tertular." Kenneth terkekeh.

"Benarkah?" Vello tertawa canggung dengan wajah yang terasa panas, ia yakin kini pipinya tengah merona.

Tanpa sengaja Vello menoleh kebelakang dan matanya terbelalak ketika menemukan Dexter tengah berdiri dibelakangnya.

Vello reflek mematikan telpon dan berdiri dari duduknya.

"Ka-kau sudah pulang?"

Dexter hanya menaikkan satu alisnya pada pertanyaan yang jelas-jelas tak perlu ia jawab.

My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang