Happy Reading
---
Perlahan kesadaran menariknya dari alam tidur, membuat manik kelabu itu kini tampak setelah kelopak mata menyembunyikannya.
Namun apa yang dilihat Vello dihadapannya saat ini justru membuat ia kesulitan meraih udara serta ketakutan yang langsung memerangkapnya.
Dexter menyeringai iblis.
------------------------
"Dexter turunkan aku!"
Vello berusaha meronta namun Dexter semakin mempererat gendongan ala bridalnya.
"Jangan harap." Jawabnya kembali menyeringai.
Dengan cepat Dexter membawa Vello kekamarnya. Ia menghempaskan tubuh gadis itu setelah sebelumnya mengunci kamar tersebut.
Vello terlambat bangkit ketika tubuh Dexter lebih dulu memerangkapnya.
Seringai Dexter membuat tubuh Vello bergetar. Wajahnya memucat ketika menemukan bercak darah di sisi kening pria tersebut.
Apakah Dexter baru saja membunuh seseorang lagi? Pakaian pria itu juga telah berganti. Saat ini ia hanya mengenakan kaos berlengan pendek. Bukan lagi jaket hitam seperti yang dilihatnya sebelum pria itu pergi.
Dexter menyusuri ketakutan diwajah Vello. Ia mencengkram rahang gadis tersebut.
"Kau benar-benar membuatku muak!" Wajah Dexter memerah oleh aliran emosi.
"Apakah sebaiknya aku membunuhmu juga?" Seringai dari pemilik mata hijau kecoklatan itu kembali terbit.
Mata Vello membulat. Jadi dugaannya benar? Pria itu baru saja membunuh seseorang.
Dexter tersenyum miring melihat tubuh gadis dibawahnya bergetar dengan wajah pucat.
Ia memang baru saja membunuh seorang gelandangan yang tengah menyiksa kucing dengan menjerat leher, kemudian menggantungnya. Dexter menikam leher gelandangan tersebut dan biarkannya robek hampir setengah bagian. Membuat orang itu sekarat kehabisan darah dengan jari-jari yang telah terpotong.
Harusnya Dexter sudah merasa lebih baik karena telah berhasil melampiaskan amarahnya karena mimpi sialan itu. Namun kali ini tidak. Mimpi itu masih terus membayangi, ditambah isi kepalanya kini didominasi oleh gadis yang menjadi nona mudanya. Ia begitu muak. Tubuhnya terasa sakit oleh siksaan yang tak ia mengerti.
Dexter menurunkan tangannya ke leher Vello. Satu tangan yang sebelumnya menumpu tubuh, kini ia arahkan pula ke leher gadis tersebut. Nafasnya memburu, emosi membakar sekujur tubuhnya.
Vello dapat melihat mata Dexter menggelap. Ia tahu, dirinya dalam bahaya, ia ingin meronta tapi tubuhnya seakan kaku oleh tatapan Dexter yang membekukannya. Pandangan Vello mulai buram oleh air mata ketika ia merasakan tangan Dexter mulai mengikat lehernya.
Amarah yang telah menyelimuti, membuat urat-urat disepanjang lengan Dexter begitu nampak hingga membuat tangannya bergetar ketika mencekik Vello.
Mata Vello membulat sempurna ketika rasa sakit dilehernya membuat ia kesulitan bernafas. Ini kah yang dirasakan Arabelle kala itu? Kaki Vello kini sudah mampu meronta meskipun tangannya tampak begitu lemah meraih tangan Dexter.
Tetes air mata jatuh di pelipis Vello, mata Dexter seketika membulat melihatnya. Ia cepat-cepat melepaskan tangannya dari leher Vello.
Gadis tersebut kini terbatuk-batuk sambil memegang lehernya yang terasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
Ficción General21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...