Happy Reading
---Semalam, Dexter terpaksa meninggalkan kamar Vello ketika gadisnya sudah mulai terlelap. Dexter masih mengingat bagaimana ia berderap cepat memasuki kamarnya sendiri, kemudian menuju kamar mandi.
"Fu*k!" Umpatnya ketika merasakan bawah dirinya masih terasa begitu sesak.
Dexter segera melepas pakaian dan menghujani tubuh dengan air dingin dari shower yang terasa menusuknya di tengah malam. Tak ada pilihan lain.
Kedua tangan Dexter bertumpu pada dinding, sedang matanya terpejam merasakan guyuran air pada tiap kulitnya.
Namun tiba-tiba Dexter tersenyum. Ia mengusap wajahnya yang penuh dengan air untuk membuka matanya sesaat, kemudian kembali terpejam dengan kembali mendongak menghadap shower. Membiarkan wajahnya kembali basah, namun kini dengan senyuman yang melekat.
Ia merasa dirinya benar-benar menjadi pria yang hidup setiap kali tubuhnya terbelit dalam sentuhan kulit Vello. Ia tak benar-benar tahu apa penyebabnya. Entah Dexter yang tak mampu atau ia yang memang tak berhasrat pada gadis-gadis sebelum kehadiran Vello.
Vello benar-benar membuka sisi manusiawinya yang telah lama terkungkung dalam kegelapan.
Dexter menggelengkan kepala ketika ia kembali mengingat bagaimana tubuhnya merasakan sensasi aneh yang menggebu, mendesak dirinya untuk semakin menggila pada gadisnya.
Oh, sensasi itu terasa begitu nikmat dan sialnya ia menginginkannya terjadi lagi. Namun tidak, ia sudah berjanji pada Vello, ia tahu bukan itu yang logika Vello inginkan meskipun tubuh mereka berkata lain.
"Dexter, bisakah hari ini kita menggunakan Maserati?" Suara lembut gadisnya memecah lamunan Dexter.
Dexter segera menoleh pada Vello yang ternyata sudah bersiap dengan tas ransel kanvasnya.
"Ya, tak masalah," jawab Dexter datar.
Ia segera melangkah lebih dulu ke garasi setelah berpamitan pada Rolland dan Camilla.
Kedua tangan Dexter membuka cover hitam yang menyelimuti mobil berwarna mencolok tersebut. Sejujurnya itu sangat menyilaukan matanya.
"Bolehkah aku yang mengendarainya?" Vello sudah menyusul di belakang Dexter.
Dexter mengangguk tanpa ekspresi dan menyerahkan kunci mobil tersebut pada Vello.
Ia dapat melihat bagaimana wajah gadisnya tersenyum senang dan langsung bersemangat menaiki mobil tersebut.
"Aku tak mengijinkanmu mengendarai mobil ini dengan kecepatan tinggi. Pagi ini jalanan London begitu ramai. Kau mengerti?" Peringat Dexter ketika mobil sudah membawa mereka keluar dari mansion.
Meskipun sudah lama berlalu, namun Dexter masih mengingat jelas bagaimana cepatnya Vello menancap gas ketika mengendarai mobil berwarna fuschia ini.
Vello tersenyum kecut namun kepalanya tampak mengangguk patuh.
------------------------
Hari ini dan beberapa hari ke depan Vello menyelesaikan perkuliahannya lebih cepat karena ia sedang dalam minggu ujian. Seperti saat ini, hari baru akan menjelang siang ketika Vello sudah keluar dari ruang kelas bersama Dexter.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
Ficção Geral21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...