CHAPTER 38

18.5K 878 67
                                    

Happy Reading
---

Dexter dan Vello kembali mempertemukan bibir yang sudah saling merajuk dalam senyum kebahagiaan mereka di tengah-tengah selimut langit malam yang mulai menyapa.

"Te amo mucho. (Aku sangat mencintaimu.)" Bisik Dexter di sela-sela ciuman mereka.

----------------------

Vello tersenyum mendengarnya, ia melepaskan ciuman mereka. "Kau harus belajar bahasa Spanyol lebih banyak, aku menyukai saat kau berbicara bahasa itu."

Dexter tak menjawab, ia kembali mendaratkan kecupan di bibir Vello seakan menyanggupi permintaan gadisnya, kemudian ia menggerakan jempolnya menyapu bibir Vello yang mulai bengkak memerah. Begitu menggemaskan.

Tangan Dexter mengeratkan selimut, menutupi gadisnya ketika Vello kembali menikmati kopi di cangkir yang sempat ia abaikan.

"Kau tak ingin berbagi selimut denganku?"

Dexter hanya menggelengkan sebagai jawaban, Vello yang mengerti segera menghabiskan kopinya agar Dexter tak berlama-lama menunggu dengan tubuh telanjang bagian atasnya tersebut.

Ketika Vello sudah menghabiskan kopinya, Dexter bangkit dari duduk seraya meraih tangan Vello, masuk dalam genggamannya. Mengajak gadis itu untuk kembali ke dalam RV. Mereka butuh mandi dan berganti pakaian.

Vello meminta Dexter mandi lebih dulu sedangkan ia menyiapkan makan malam. Vello tak ingin membuat masakan yang merepotkan malam ini karena ia yakin, Dexter juga pasti sama laparnya dengan ia saat ini.

Ia mengambil dada ayam dari kulkas, membumbunya dengan tambahan madu dan mustard, kemudian memotong kentang berbentuk wedges, tak lupa memberi seasoning. Setelahnya ia memindahkan masing-masing pada wadah aluminium foil dan langsung memasukkan ke dalam oven.

Bertepatan dengan itu Dexter keluar kamar mandi. Wajahnya begitu segar dengan rambut basah, membuat air menetes ke dada bidangnya yang kokoh.

Jemari Vello seakan merintih untuk menggapai dada pria itu. Langkah kakinya dengan lancang berderap menghampiri Dexter.

Vello tak tahu, tubuhnya bergerak begitu saja meraih handuk di tangan Dexter kemudian membantu pria itu mengeringkan rambutnya.

Jantungnya berdebar keras melihat sorotan yang begitu dalam dari manik hijau kecoklatan itu.

"Mandilah, Vee ...." ujar pria itu akhirnya.

Vello mengangguk dan bersegera mandi setelah mengambil pakaiannya di lemari.

Tak berselang lama kemudian, Vello sudah keluar kamar mandi dengan mengenakan piyama satin berwarna navy dengan celana setengah paha.

Pupilnya melebar ketika mendapati Dexter sudah menata masakannya di atas meja.

"Kenapa kau tak memakai kaosmu?" Tanya Vello ketika mereka sudah selesai makan dan Dexter tengah mencuci piring.

Sedari tadi Vello sudah menahan diri untuk tak membelai lekukan otot pria tersebut dan melihat Dexter tengah mencuci piring dengan hanya menggunakan celana pendek semakin memporak-porandakan jiwa Vello.

My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang