CHAPTER 44

16.1K 899 111
                                    

Happy Reading
---


"Sayang ...."

Sebuah tangan merayap melingkar di pinggang Vello yang saat ini tengah mengenakan gaun berwarna biru dengan tali spaghetti yang tak mampu menutupi punggung telanjangnya.

Ia sedang menikmati angit laut yang menerbangkan anak rambutnya di tengah senja.

Ketika Vello menoleh, ia mendapati Kenneth tersenyum padanya. Pria itu mengecup singkat pipinya yang ia hadiahi senyum tipis.

"Ayo bergabung bersama yang lain, acara akan segera di mulai."

Vello mengangguk pelan dan membiarkan Kenneth menggenggam tangannya untuk menuruni tangga yatch milik keluarga Shawn, menuju sebuah hall, tempat di selenggarakannya acara.

Tujuh bulan telah terlewati dengan susah payah bagi Vello. Derai air mata menjadi saksi tangan dan kakinya yang merangkak untuk melewati hari.

Kenneth tengah mengenakan tuxedo biru gelap yang senada dengan gaun Vello. Pria itu memang selalu tampil menawan dan Vello tak akan pernah kehabisan senyum yang selalu di persembahkan pria itu.

Ia begitu menghargai upaya dan kesabaran Kenneth untuk meraihnya. Vello mencoba membiarkan hubungan ini mengalir meskipun Vello tak mampu melepas tali cintanya pada Dexter. Kenneth mengetahui semua itu dan Kenneth masih begitu sabar untuk memberinya pengertian, terkadang Vello begitu marah kepada hatinya karena tak mampu mencintai Kenneth seperti pria itu mencintainya.

"Akhirnya kalian tiba. Semua terasa sempurna sekarang." Camilla menyambut kedatangan Vello dan Kenneth dengan senyum bahagia.

"Oh, querida! Kau begitu cantik malam ini." Camilla mengecup pipi putrinya dan memberikan pelukan hangat.

"Tapi tak mungkin secantik ratu malam ini." Canda Vello yang segera di sambut tawa ibunya.

Camilla memang tampil begitu cantik di malam ulang tahunnya tersebut. Gaun berwarna putih berkilau rancangan desainer ternama, membalut tubuhnya dengan begitu sempurna. Menampakkan kecantikan yang elegan di tengah usianya yang menginjak pertengahan kepala enam.

Camilla turut menyapa Kenneth dengan hangat. Ia begitu senang menyaksikan kedekatan anak gadisnya dengan Kenneth.

Vello mulai mengedarkan pandangannya pada tamu undangan malam ini yang hampir keseluruhannya adalah keluarga besar, ketika Camilla sudah berlalu untuk menyapa keluarga yang lain.

Bahkan abuela dan abuelo datang jauh-jauh dari Valencia setelah Russell menjemput mereka menggunakan jet pribadi.

Manik kelabu Vello menangkap keberadaan Dexter yang tengah berbincang dengan Russell. Bibir Vello menarik senyum ketika hatinya menghangat melihat Dexter tengah tertawa. Entah obrolan apa yang sedang dibicarakan oleh dua pria yang menjadi kakaknya tersebut.

Vello di landa gugup ketika Dexter menoleh dan menabrakkan manik hijau kecoklatannya pada lingkaran kelabu Vello. Hanya sesaat, kemudian pria itu kembali menoleh pada Russell.

Bibir Vello terlipat ke dalam, merasakan sesak di dadanya. Ia mencoba menghibur diri dengan melarikan pandangannya pada tuxedo hitam yang tengah Dexter kenakan. Pria itu semakin terlihat tampan, jantan dan mempesona.

Ia segera menggelengkan kepala untuk menghentikan pikirannya yang mulai berkeliaran. Ia kembali menjejalkan pil pahit untuk mengingatkan dirinya pada kenyataan bahwa pria itu adalah kakaknya.

"Kenneth aku ingin menyapa kakek nenekku di sana."

"Oke, ayo kita ke sana."

Vello mengangguk dan merekapun segera berderap mendekat pada keluarga besar.

My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang