CHAPTER 39

16.9K 915 152
                                    

Happy Reading
---

Vello sudah tak sabar untuk segera sampai ke mansion ketika Russell menghubunginya bahwa ia sudah kembali ke London.

Dan inilah yang terjadi, kaki berbalut celana jeans itu segera berlari menyusuri ubin marmer berkilau di dalam mansion. Matanya melebar bahagia tatkala melihat tubuh Sang Kakak sudah bersiap menyambutnya di tengah mansion.

Vello melompat ke gendongan Russell, kakinya melingkari pinggang sedang tangan Vello sudah memeluk leher Russell.

Kaki Russell mundur beberapa langkah, namun untungnya tubuh itu masih sigap menyeimbangkan diri. "Wow .... wow! Kau nyaris membuatku terjatuh princesa."

Tawa Vello mengisi ruang tengah mansion. Dexter yang melihatnya hanya mampu menggelengkan kepala oleh tingkah manja itu.

Vello mengecup pipi Russell kemudian turun dari gendongan.

"Aku pikir kau sudah lupa jika mempunyai rumah di sini."

"Aku tak lupa rumah, aku hanya lupa jika punya adik manja yang tak sadar umur ini." Russell mengacak rambut Vello dengan gemas.

"Tapi kau merindukan adik manja ini, bukan?" Alis Vello naik turun dengan jenaka membuat Russell gemas dan langsung memeluk adiknya sesaat kemudian matanya teralih pada Dexter.

"Hey man, how's it going?"

Russell dan Dexter bersalaman ala pria dengan mempertemukan sisi dada mereka dan menepuk punggung.

"Good. Kau sudah lama datang?"

"Yeah, lumayan." Russell terkekeh. Ia tak menyangka ketika tiba di mansion ia justru tak menemukan keluarganya. "Kalian hanya berlibur berdua?"

"Ya, Vello membutuhkan udara segar. Akhir-akhir ini ia terlalu memforsir otaknya untuk menyelesaikan tugas akhir."

Russell mengangguk kemudian saling memandang adiknya dan Dexter secara bergantian.

"Apa aku telah melewatkan sesuatu?" Dahi Russell berkerut. Ia menemukan hal janggal dan ketika mendapati adiknya hanya menyembunyikan bibir, ia semakin tahu dugaannya benar.

Russell menoleh pada Dexter dan ia melihat pria yang di kenalnya jarang tersenyum itu kini tampak menarik bibirnya.

"Aku mencintai adikmu, Rush."

"Aku sudah tahu sejak lama kalau itu."

Kini Dexter mengernyit. Apakah perasaannya pada Vello sangat mudah di baca?

Russell terkekeh. "Aku tahu sejak di Valencia. Melihat reaksimu ketika Vello bersama dengan Night."

Dexter senyum miring. Ia mengakui bahwa dirinya tak mampu mengendalikan diri dengan baik saat itu.

"Kami sudah menjalani hubungan beberapa bulan ini. Aku sangat mencintainya." Tegas Dexter.

Hati Vello membuncah mendengarnya. Pipinya bersemu merah, sedang Russell langsung memutar tubuhnya untuk benar-benar menghadap Dexter.

My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang