Happy reading
---
Vello dan Dexter berjalan menyusuri area kampus. Sang nona muda memeluk buku tebal yang sejujurnya terasa berat namun ia sama sekali tak keberatan membawanya.Dexter yang berada dibelakang Vello dapat melihat punggung sang nona muda menegang sesaat sebelum akhirnya terlihat rileks kembali. Ia mencoba mencari sumber yang membuat Vello demikian.
Tak jauh dari mereka, Dexter dapat melihat empat gadis yang mencelakai nona mudanya beberapa hari lalu, kini tengah memandang Vello dengan remeh namun ketika mata mereka bertemu dengan Dexter, para gadis itu seperti tengah melihat hantu, membuat Dexter menyunggingkan seringai iblisnya. Mereka bergidik takut dan langsung menunduk.
Mereka tetap menunduk ketika Vello dan Dexter melewati para gadis itu. Setelah langkah keduanya cukup jauh, Vello memperlambat langkahnya, hingga kini ia dan Dexter jalan beriringan.
"Apa yang kau lakukan tadi?"
"Apa maksud ada nona?"
Vello menghela nafas. Pria itu selalu saja melempar tanya ketika ditanya.
"Kau tahu apa maksudku."
"Saya tak melakukan apapun. Mereka langsung ketakutan saat melihat saya." Jawab Dexter tanpa ekspresi yang entah mengapa malah membuat Vello menutup mulutnya menahan tawa.
Kening pria itu berkerut. Ia merasa tidak sedang melempar sebuah lelucon.
"Kau memang seringkali menyeramkan." Ujar Vello akhirnya setelah berhasil menahan tawa meskipun masih terlihat diwajah berbingkai kacamata tersebut.
Satu alis Dexter terangkat naik. "Dan kapan ketika saya tak terlihat menyeramkan?"
Seketika semburat merah menyebar di pipi Vello. Ia memutar bola matanya, tampak berpikir meskipun ia sudah pasti tahu jawabannya, namun ia malu untuk mengutarakan pada pria itu.
Sungguh tak mungkin rasanya mengutarakan pada Dexter, jika pria itu terlihat begitu berbeda ketika ia baru saja keluar kamar dengan keadaan rambut basah setelah mandi ataupun ketika pria itu tengah membasuh peluh didahi dengan tubuh berkilat keringat, ketika berada di ruangan gym mansion.
Akhirnya Vello memilih menggelengkan kepala. "Entahlah aku lupa." Ia mengangkat bahu sebelum akhirnya kembali memandang depan. Tak menangkap satu alis Dexter yang kembali naik karena heran melihat wajah merona sang nona muda. Memang apa yang sedang gadis itu pikirkan?
Tak lama wajah Dexter berubah mengeras ketika teringat pada keempat gadis yang mereka lewati tadi. Dexter harus segera memberi mereka pelajaran. Ia akan segera mencari tahu tentang para gadis sialan itu setelah nonanya berada dikelas.
Ketika seorang dosen wanita memulai perkuliahan, Dexter tak membuang waktu dan langsung melesat keluar kelas, tak memperhatikan terdapat sepasang mata yang memancarkan ketidakrelaan ketika pria itu pergi.
Apakah pria itu kembali menemui teman kencannya?
Vello menjejalkan oksigen kerongga dada. Seketika matanya berkilat cerah ketika melihat pintu kelas kembali terbuka namun ternyata bukan bodyguardnya yang masuk melainkan Kenneth yang datang dengan nafas tersengal, seperti pria itu baru saja berlari untuk mencapai kelas.
Tanpa sadar Vello mendesah lesu. Ia mengamati Kenneth yang tampak memohon pada dosen didepan sana untuk mengijinkannya tetap mengikuti kelas karena terlambat. Tampaknya usaha Kenneth berhasil karena Vello dapat melihat pria itu tersenyum lega dan melangkah menaiki anak tangga.
![](https://img.wattpad.com/cover/202352962-288-k526164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Bodyguard (END) SUDAH TERBIT
Ficción General21+ Mengandung kekerasan fisik, verbal, dan seksualitas. Bagaimana jadinya jika bodyguard yang harusnya melindungimu tapi justru menjadi sumber bahaya bagimu? Dexter, seorang bodyguard yang harusnya selalu melindungi Vello, seorang gadis yang menja...