Tzuyu dan Lucas panik dan langsung membawa Lisa ke rumah sakit.
"Kalian ikut ke rumah sakit" ucap Lucas pada Jisoo, Jennie, dan Rosé dengan posisi masih mengendong tubuh Lisa.
"Ani. Kita tidak mau ikut. Untuk apa? Tidak penting" Jennie berdecih setelah mengatakan itu. Seolah ia tak pernah melakukan kesalahan apapun sebelumnya. Lucas sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi sekarang, ia hanya ingin cepat-cepat membawa Lisa ke rumah sakit.
"Terserah kalian sekarang!" Ucap Lucas lalu langsung membawa Lisa ke mobil dan berangkat ke rumah sakit bersama Tzuyu.
Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Tzuyu terus saja menangis. Tangannya terus saja menyeka darah dari hidung Lisa dengan tissue.
"Hiks sayang, bagaimana ini? Darahnya tidak kunjung henti, sejarang suhu tubuhnya sangat dingin" Tzuyu menatap kepala Lisa yang ada pangkuannya.
"Kamu yang tenang, ya. Lisa pasti akan baik-baik saja. Aku bakal bawa Lisa ke Seoul Hospital -- rumah sakit terbaik di Seoul" ucap Lucas lalu mempercepat jalan kendaraannya.
Tidak butuh waktu lama, mereka sekarang sudah sampai di Seoul Hospital dan sekarang mereka langsung membawa Lisa ke dalam. Para tenaga medis langsung membawa tubuh Lisa ke dalam UGD.
"Hiks Lisa-ya" lirih Tzuyu sambil menangis. Menatap tubuh Lisa yang muali menghilang di balik pintu UGD.
"Uljima, chagiya. Lisa sudah berada di tangan orang yang tepat. Dokter tadi adalah temanku, dia salah satu dokter terbaik di Seoul, jadi jangan khawatir, eum?" Dengan lembut Lucas menarik Tzuyu kedalam dekapannya. Mengelus punggung dan kepala istrinya itu dengan sayang.
"Aku khawatir sayang. Khawatir dengan keadaan princess keasayangan kita hiks" Tzuyu benar-bebar tidak berhenti terisak semenjak Lisa jatuh pingsan tepat di hadapannya. Pikirannya melayang jauh ke masa lalunya.
"Arra, nado. Tapi kita bisa apa? Kita hanya bisa mendoakan Lisa dari sini" ucap Lucas sabar. Ia tak masalah Tzuyu menangis dan khawatir berlebih seperti ini. Menurut Lucas, ini adalah hal wajar dan ia sebagai suami dan kepala keluarga yang bertanggung jawab harus bisa mengayomi keluarganya dengan baik.
Mereka masih menunggu dokter yang sedang manangani Lisa di UGD. Mereka benar-benar khawatir akan keadaan anak bungsu mereka. Tidak lama kemudian, dokter yang tadi menangani Lisa akhirnya keluar dari ruang UGD. Tzuyu dan Lucas langsung berdiri dan menanyakan keadaan Lisa.
"Ba-bagaimana? Apa sesuatu terjadi?" Tzuyu tak bisa lagi membendung rasa khawatirnya yang sudah meluap sekarang.
"Bagaimana keadaan anakku, Hyun-ah?" Timpal Lucas yang kini ada gejolak aneh di hatinya.
"L-lisa..." dokter bernama Hyun itu menggantung kalimatnya. Terdengar ragu untuk menyampaikannya.
"U-uri Lisa, wae geurae?" Tzuyu merasa frustasi sekarang.
"Keadaan Lisa kritis, selama ini dia mengidap penyakit tumor otak dan sekarang sudah memasuki stadium tiga. Itu yang menyebabkan Lisa sering mimisan dan pusing" Jelas dokter Hyun. Lelaki berusia empat puluh-an itu menghela napasnya panjang.
"T-tumor otak?" Lucas bergumam tidak percaya. Bahkan kini rasanya kedua kaki lelaki itu sudah lemas bukan main. Tapi ia harus kuat, jika tidak, siapa yang akan menjadi penyanggah istrinya yang sudah histeris sekarang?
"Maldo andwae! d-dokter pasti salah kan? Lisa pasti baik-baik aja kan?" Tzuyu melirih tak percaya. Kini tubuhnya luruh ke lantai rumah sakit yang rasanya begitu dingin.
"Ini kenyataan, nyonya. Lisa sudah mengidap penyakit ini sekitar lima bulan. Keadaannya semakin menurun karena tidak ada tindakan selama ini."
"Lalu, apa yang harus kita lakukan, Hyun-ah? Jebal... selamatkan putriku, apapun caranya" dokter bermarga Park itu meringis saat Lucas kini berlutut di depan kakinya. Dengan gerakan cepat Hyun langsung mencengkram lembut bahu Lucas dan membantunya untuk kembali berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY TO YOU [E N D] <REVISI KARENA MASIH BERANTAKAN BANGET>
Ficção Adolescente"Maaf, maafkan kami, kami janji tidak akan melakukannya lagi, kembalilah, kumohon kembali sekarang" "Aku sudah memperingatkan kalian. Sekarang, kalian lihat apa yang terjadi." "Siapa yang harus disalahkan? Aku, kamu, atau takdir?" *NOTES: Cerita i...