Sekarang Lisa sudah berada di depan rumahnya, ia masih memikirkan tentang penyakitnya yang baru saja ia ketahui. Lisa berjalan masuk ke rumahnya dengan keadaan yang masih setengah tidak sadar karena ia masih teekejut dengan penyakit yang bersarang pada tubuhnya.
Ceklek...
"Lisa pul-" ucapan Lisa terpotong karena ada seseorang yang memukul kepalanya.
Ya, siapa lagi kalau bukan eonnienya, Jisoo yang memukul kepala Lisa, Lisa hanya diam saja menerima semua penderitaan dan kesakitan itu. Rasanya Lisa ingin saja menghilang dari bumi karena harus menerima kenyataan itu sendiri, ia baru saja tahu bahwa ia memiliki penyakit tumor otak stadium 2b, ditambah lagi dia harus menerima setiap pukulan dari para eonnienya setiap hari.
"Pagi-pagi sudah pergi-pergi enggak jelas aja! Pergi enggak izin, pulang juga langsung masuk aja! Emang ya bener-bener pembunuh jalang kayak lo enggak tau di untung!" Bentak Jisoo yang jelas saja sangat membuat hati Lisa sangat hancur.
"Kenapa?! Masih diam?! Enggak mau ngomong abis dari mana?!" Ucap Jennie tiba-tiba saja datang. Menatap nyalang pada Lisa yang wajahnya sudah menampilkan wajah pasrahnya.
"A-aku h-habis dari supermarket" ucap Lisa takut.
"Cih! Dasar pembohong!" Tegas Rose sambil memukul perut Lisa dengan cukup keras, menimbulkan sebuah suara ringisan kesakitan yang amat jelas.
"Ah, sudahlah malas gue ngomong sama anak pembawa sial, kita pergi aja yuk eon, Chaeng?" Tatapan Jennie melembut saat menatap Jisoo dan Rosé secara bergantian. Mereka bertiga berjalan beriringan sembari bercanda dan tertawa. Seolah lupa jika mereka mempunyai satu adik lainnya yang sedang merasakan sakit luar bisa pada fisik daan mentalnya.
"Oh iya, jangan lupa masak yang enak dan bersihin rumah semuanya sampe bersih, awas aja kalo sampe kita nemu debu dikit aja, kau tidak akan selamat" Tegas Jennie pada Lisa sebelum gadis itu pergi bersama kedua saudara lainnya.
"I-iya eon" ucap Lisa takut. Walaupun Lisa tahu jika mereka tak akan mendengar jawaban Lisa, Lisa tetap harus bersikap sopan.
Lisa langsung segera memasak untuk ketiga saudaranya, ia juga langsung membereskan rumah tanpa meninggalkan debu sedikitpun pada setiap sudut rumah, walaupun badan Lisa rasanya sakit sekali, tetapi ia tetap melaksanakan semua tugas dari eonnienya.
Saat ia sedang di tangga untuk menuju ke kamarnya, Lisa mimisan untuk yang ke sekian kalinya, kepala Lisa terasa sangat sakit, rasanya Lisa ingin tumbang saat itu juga, tetapi Lisa berusaha untuk tetap sadar dan berjalan ke kamarnya agar para eonnienya tidak tahu tentang keadaannya.
"Akh... kenapa kepalaku sakit sekali?" gerutu Lisa sembari memegangi kepalanya. Tangan lainnya ia gunakan untuk menahan darah yang terus saja keluar dari kedua lubang hidungnya.
Bruk....
Lisa jatuh pingsan tepat di kasurnya. Keadaan Lisa sangat menyedihkan, Lisa masih mimisan saat pingsan dan badannya juga sangat panas sekarang. Lisa pingsan selama kurang lebih empat jam. Setelah empat jam berlalu, Lisa sadar dari pingsannya.
"A-akh...kepala aku masih sakit banget, bagaimana ini? aku enggak kuat, aku harus ke rumah sakit, tapi aku enggak bisa ke rumah sakit sendiri" gumam Lisa masih memegangi kepalanya yang masih sangat sakit. Dunianya seolah berputar hebat.
Tiba-tiba saja, ada satu nama yang terlintas di pikiran lisa.
"H-heoguk. Ya! aku bisa minta tolong sama dia" Lisa tersenyum singkat lalu segera meraih ponselnya. Mendial salah satu nomor yang tertera di kontaknya.
In call
"H-hallo, Heoguk-ssi, boleh aku minta bantuan?" Tanya Lisa gugup.
"Jelas boleh Lisa, apa yang bisa kubantu?" Jawab Heoguk
"K-kepalaku sangat sakit, dan aku mau ke rumah sakit, tapi aku rasa aku enggak bisa kalau jalan sendiri ke rumah sakit sendirian. J-jadi apakah kau bisa mengantarku ke rumah sakit?" Tanya Lisa ragu. Ia tak yakin jika Heoguk mau membantu orang asing yang bari di kenalnya kurang dari satu hari.
"Ya sudah, aku akan mengantarmu ke sana, aku akan jalan ke rumahmu sekarang untuk menjemputmu, bersiaplah" ucap Heoguk pada Lisa.
"Iya, aku sangat berterimakasih padamu, Heoguk-ssi" ucap Lisa pada Heoguk.
"Jangan terlalu formal, panggil saja oppa" ucap Heoguk
"Iya, oppa" ucap Lisa
"Ya sudah oppa matikan dulu ya telphonenya, oppa akan segera ke sana"
"Iya oppa, aku tunggu" ucap Lisa, lalu memutuskan sambungan telephonenya dengan Heoguk.
Lisa pun segera bersiap-siap dengan keadaan kepalanya yang masih sangat pusing, ia bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit bersama Heoguk.
____________
Masih dalam tahap revisi. Maaf jika masih ada kesalahan kata atau kalimat🙏
Vote dan comment dulu ya sebelum baca chapt selanjutnya💕
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY TO YOU [E N D] <REVISI KARENA MASIH BERANTAKAN BANGET>
Fiksi Remaja"Maaf, maafkan kami, kami janji tidak akan melakukannya lagi, kembalilah, kumohon kembali sekarang" "Aku sudah memperingatkan kalian. Sekarang, kalian lihat apa yang terjadi." "Siapa yang harus disalahkan? Aku, kamu, atau takdir?" *NOTES: Cerita i...