Sehuah ketukan terdengar jelas dalam pendengaran Lisa, membuat gadis yang sedang berusaha memejamkan matanya itu kembali terbangun.
"Lisa-ya," panggil Tzuyu setelah membuka pintu kamar Lisa.
"Waeyo, Eomma?"
"Aniyo, Eomma hanya ingin liat keadaan Lisa." Tzuyu duduk di binir ranjang Lisa dan mengelus surai Lisa penuh rasa sayang.
"Aku sudah baik-baik saja."
"Lihatlah, putri Eomma ini sudah besar ternyata,"
Ucapan Tzuyu begitu tulus hingga Lisa tidak tahu harus menjawab apa. Gadis itu hanya tersenyum dan menikmati setiap usapan yang di dapatnya.
"Eomma merasa bersalah karena tidak ada disamping kalian saat kalian beranjak dewasa. Pasti kalian kesulitan." Tatapan sendu itu bisa dengan jelas Lisa dapatkan dari mata Tzuyu.
"Waktu sudah berlalu. Kita sudah dewasa sekarang. Lagi pula juga Jisoo Eonni, Jennie Eonnie, dan Chaeyoung Eonnie menjaga Lisa dengan baik." Lisa mulai tersenyum pilu di akhir kalimatnya. Tentu saja ia tidak akan mengatakan semuanya.
"Syukurlah kalau Eonniemu menjagamu dengan baik. Jadi Eomma bisa meninggalkanmu dengan tenang saat ke Amerika." jawab Tzuyu sambil tersenyum manis.
"Eomma," panggil Lisa setelah keadaan hening beberapa detik.
"Ya?"
"Apa Eomma dan Appa tidak bisa menetap saja di Korea?"
"Tidak bisa, sayang. Banyak pekerjaan di Amerika, karena di sana adalah perusahaan pusat. Memangnya kenapa? Ada masalah?" Lisa hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum.
"Aku hanya merindukan kalian."
"Eomma juga merasakan hal yang sama. Tapi keadaannya sulit. Suatu saat nanti, Eomma juga ingin menetap saja di Korea bersama anak-anak Eomma. Terutama untuk menemanimu berobat agar cepat sembuh."
"Aku akan sembuh. Untukmu, Eomma."
*****
Setelah menghabiskan sekitar tiga minggu di Korea, kini Lucas dan Tzuyu terpaksa harus kembali meninggalkan keempat anaknya. Besok pagi mereka harus ke bandara dan terbang ke Amerika.
"Jisoo-ya, selama Eomma dan Appa tidak ada, jaga adikmu dengan baik. Jisoo, Jennie, dan Chaeyoung akan mulai kuliah semester baru di musim depan, jadi persiapkan semuanya dengan baik."
"Dan Lisa, kamu akan kembali ke sekolah saat sudah benar-benar sembuh. Appa sudah mengurus semuanya, jadi untuk sementara kau bersekolah di rumah dulu."
Petuah dari Lucas selesai. Ia hanya ingin meninggalkan anak-anaknya dengan keadaan baik-baik saja, supaya ia dan Tzuyu tidak khawatir di sana nanti.
"Nde, Appa."
"Kita akan dinner bareng malam ini. Kalian siap-siap ya, sayang." Senyuman Tzuyu mengantarkan kepergian mereka ke kamar masing-masing.
*****
Selama perjalanan tidak ada perbincangan yang mereka lakukan. Hingga mobil mereka sudah terparkir sempurna di salah satu restaurant ternama di Seoul, mereka langsung masuk ke dalam."Makan yang banyak, hm? Anak-anak Appa harus sehat semuanya."
Setelah beberapa menit memesan makanan dan makanan datang, akhirnya keluarga Choi itu menikmati makanan mereka dalam tenang.
"Ingin tambah lagi?" Tanya Lucas pada kempat anaknya.
"Sudah cukup, Appa." jawab Jennie
"Kalau mau pesan lagi, boleh. Chaeyoung-ah, kau sudah kenyang, Nak?"
"Sudah," Rosé menangguk sambil tersenyum.
"Appa sudah meminta Paman Han untuk menjaga kalian selama Appa dan Eomma di Amerika. Bibi juga akan mengurus segala keperluan kalian. Jika butuh sesuatu atau terjadi sesuatu, hubungi Appa."
"Nde, Appa."
"Kajja, kita pulang." ajak Tzuyu
Kebersamaan keluarga kecil Choi itu berakhir di sana. Lisa yang lebih memilih untuk diam dari tadi, karena merasa berat untuk membiarkan orang tuanya pergi.
Lisa mengerti apa yang akan terjadi setelah Tzuyu dan Lucas pergi. Lisa juga sudah harus mempersiapkan dirinya untuk setiap kemungkinan yang terjadi.
__________________________
Maaf kalau ada kesalahan yaaa🙏
Jangan lupa vote dan comment yaa
Follow akun ini Jenlis127
Follow IG @/ jenlis127_wpKritik dan saran bisa disampaikan melalui DM IG atau Wattpad yaaa
Jangan lupa cek work yang lain jugaa😉
Next? Soon💕
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY TO YOU [E N D] <REVISI KARENA MASIH BERANTAKAN BANGET>
Teen Fiction"Maaf, maafkan kami, kami janji tidak akan melakukannya lagi, kembalilah, kumohon kembali sekarang" "Aku sudah memperingatkan kalian. Sekarang, kalian lihat apa yang terjadi." "Siapa yang harus disalahkan? Aku, kamu, atau takdir?" *NOTES: Cerita i...