Natahari sudah kembali ke tempat peristirahatannya. Matahari bergantian dengan bulan untuk menerangi bumi. Langit sudah gelap, menandakan malam telah tiba.
Tzuyu membuka matanya sayu. Matanya melirik pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
"Anak-anak sudah bangun belum, ya?" Gumam Tzuyu dengan suara paraunya. Ia menoleh dan mendapati Lucas yang masih terlelap dalam tidurnya.
"Yeobo, ireona." Ucap Tzuyu pada suami dengan suara parau khas bangun tidurnya.
Lucas membuka kedua matanya. Setelah berusaha mengumpulkan kesadarannya, Lucas beranjak dari ranjang untuk mandi dan bersiap.
"Jisoo....udah jam 7 sayang....bangun yuk...." ucap Tzuyu dari luar
Sekarang tugas Tzuyu adalah memastikan jika anak-anaknya sudah bangun dan bersiap. Tujuan pertamanya adalah kamar Jisoo, dan ternyata anak pertamanya sudah bangun.
Jadi Tzuyu langsung ke kamar Jennie dan masuk setelah mengetuk pintu.
"Jennie sudah bangun, eomma." Beritahu Jennie. Sedangkan Rosé terlihat masih tertidur pulas.
"Biar Jennie yang bangunkan Chaeyoung."
Sekarang Tzuyu menuju ke kamar paling ujung di lantai dua. Ya, itu kamar Lisa.
Perlahan Tzuyu membuka pintu kamar Lisa. Lampunya mati, itu artinya Lisa belum bangu.
"Ternyata belum bangun si kecil." Senyuman itu terukir di wajah cantik Tzuyu.
"Sayang," tangannya bergerak untuk mengelus-elus pipi Lisa, membuat sang empunya terusik dan akhirnya bangun.
"Tidurmu nyenyak, sayang?" Lisa mengangguki pertanyaan Tzuyu.
"Mandi dan siap-siap. Kalau butuh sesuatu, panggil eomma."
******
Jisoo, Jennie, dan Rosé sudah dibawah, sedangkan Lisa masih berada dikamarnya. Entah apa yang gadis itu sedang lakukan, tapi kini rasa khawatir mulai timbul dalam hati Tzuyu.
"Lisa di mana?" Tanya Lucas
"Molla" jawab mereka acuh, tak peduli.
"Jennie-ya, toling panggilkan adikmu," pinta Tzuyu lembut, tanpa paksaan.
"Shireo!" Tukas Jennie sarkas. Jangankan memanggil Lisa, mendengar nama Lisa saja ia sudah sangat malas.
"Jennie! Kau tidak sopㅡ" niat hati Lucas ingin menegur Jennie karena bersikap tidak sopan, tapi Tzuyu langsung menghentikannya agar tidak terjadi pertengkaran lagi.
"Jisoo, panggil adikmu, nak."
"Ck! Arraseo, ini demi eomma." Dengan langkah gontai, Jisoo naik ke lantai atas dan berjalan ke arah kamar Lisa.
Segera setelah sampai di depan pintu kamar sang adik, Jisoo langsung membuka kasar pintu itu tanpa sebuah ketukan.
"Ya! Cepㅡ"
"E-eonnie," Lisa terkejut akan kedatangan Jisoo yang tiba-tiba. Ia yang semula hendak meminum obat-obatannya langsung menyembunyikan tabung obatnya.
"Obat apa itu?" Tanya Jisoo penuh selidik. Lisa gelagapan dibuatnya.
"Aniya, bukan apa-apa. Hanya vitamin." Jawab Lisa lalu tersenyum canggung.
"Terserah. Cepat turun, semua sudah menunggu. Kau ini tuli atau bagaimana? Dari tadi dipanggil bukannya turun." Oceh Jisoo sambil menatap tajam Lisa.
"Mian." Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Lisa.
Malas melihat Lisa lebih lama, Jisoo memutuskan untuk meninggalkan kamar sang adik terlebih dahulu. Sedangkan Lisa langsung meminum obatnya dan segera turun ke bawah.
"Mianhae, Lisa lama."
"Gwaenchana. Kajja." ajak Lucas
Kini mereka semua sudah didalam mobil. Restoran yang mereka tuju tidak terlalu jauh, jadi dalam perjalanan mereka berbincang ringan.
"Pesan makanan yang kalian ingin. Makan yang banyak, karena mungkin minggu depan appa dan eomma akan kembali ke Amerika."
Mendengar itu, mereka berseru tak terima. Baru juga bertemu sebentar, sekrang mereka harus bersiap untuk berpisah lagi.
"Waeyo, appa? Kenapa cepat sekali?" Tanya Jennie dengan nada kecewanya. Tak bisa ia sembunyikan raut wajah sedihnya terhadap mereka.
"Mianhae, pekerjaan kita banyak dan kita kerja juga untuk kalian." Kali ini Tzuyu yang buka suara. Ia juga sedih harus berpisah dengan anak-anaknya.
"Ah iya, selama nanti kita udah balik ke sana, Jisoo, Jennie,dan juga Rosé. Kalian sebagai eonnie Lisa, appa mohon untuk jagain dia. Kalau ada apa-apa bantu dia dan langsung telephone appa."
"Lisa akan baik-baik saja, appa." Lisa bersuara setelah dari tadi ia diam.
"Sedih, sih karena eomma appa bakalan balik ke Amerika. Tapi eonnie juga seneng, karena kita bisa kasih pelajaran lagi buat anak itu." bisik Jisoo pada Jennie dan hanya dibalas smirk dari Jennie.
______________
Rameiin yuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY TO YOU [E N D] <REVISI KARENA MASIH BERANTAKAN BANGET>
Fiksi Remaja"Maaf, maafkan kami, kami janji tidak akan melakukannya lagi, kembalilah, kumohon kembali sekarang" "Aku sudah memperingatkan kalian. Sekarang, kalian lihat apa yang terjadi." "Siapa yang harus disalahkan? Aku, kamu, atau takdir?" *NOTES: Cerita i...