22. Live Load

5.7K 363 0
                                    

Ceklek!

"Tidur, ya sekarang? Panggil Eomma atau Appa kalau merasa sakit." Ibu empat anak itu membaringkan anak bungsunya di atas kasur empuk milik Lisa.

Pagi tadi dokter bilang jika Lisa sudah boleh pulang. Tentu saja setelah melakukan pemeriksaan dan proses yang panjang.

"Nde, Eomma." jawab Lisa lalu tersenyum. 

"Arraseo, kalau begitu Eomma masak dulu untuk Appa dan Eonniemu."

Tzuyu menarik selimut Lisa sebatas dada lalu mengecup lama dahi anak bungsunya itu. Setelahnya Tzuyu keluar dari kaamr Lisa untuk memasak. 

*****

Tok! Tok! Tok!

"Masuk saja." teriak sang pemilik kamar dari dalam.

Pintu kamar terbuka dan tampillah sosok Tzuyu di sana. Tzuyu menatap anak sulungnya dengan hangat lalu menepis jarak diantara mereka.

"Sedang apa anak Eomma, hm?" Nata Tzuyu menatap lembut tepat pada manik kecokelatan milik Jisoo.

"Hanya membaca buku." jawab Jisoo sambil memperlihatkan novel yang sedang dibacanya.

"Rupanya anak Eomma ini tidak berubah, eoh? Selalu suka membaca buku." Tzuyu membuang napasnya panjang. Tangannya mengelus lembut surai Jisoo yang terjuntai bebas.

"Jisoo sudah besar sekarang. Anak Eomma yang satu ini sudah mandiri, bisa mengerjakan semuanya sendiri, bahkan bisa mengurus adik-adikmu dengan baik saat Eomma dan Appa tidak ada."

Ada gejolak tak menentu yang Jisoo rasakan saat mendengar hal terakhir yang Tzuyu katakan. Di mata Tzuyu, Jisoo menjaga senua adik-adiknya dengan baik. Walaupun kenyataannya sangat berbanding terbalik.

"Menjaga adik dengan baik, ya?"

"Tentu saja aku sudah besar. Dan aku akan terus menjaga mereka dengan baik." ucap Jisoo dengan senyum yang dipaksakan.

"Eomma harap, kamu bisa jadi Eonnie yang baik untuk Jennie, Chayoung, dan Lisa. Sayangi mereka seperti Jisoo menyayangi diri Jisoo sendiri, ya? Eomma titip Jennie, Rosé, dan Lisa padamu." ucap Tzuyu

Jisoo hanya tersenyum kecil. Ia tidak yakin bisa melakukan itu semua di saat dirinya saja belum bisa hidup dengan baik. Jisoo hanya takut Tzuyu kecewa jika nanti semua faktanya terbongkar.

Terlepas dari semua sifat Jisoo, sebenarnya dia hanyalah anak yang merasa kesepian. Dia butuh teman, dia butuh orang tua yang menjaga dan ada untuknya saat dia butuh. Jisoo butuh orang tua yang meluruskan hal-hal yang tidak Jisoo mengerti.

"Appa memanggilmu ke ruang kerjanya. Sepertinya ada yang mau dibicarakan olehnya. Bersikaplah baik dan dewasa, lalu berbicara baik-baik dengan Appamu."

"Nde, Eomma." jawab Jisoo patuh lalu beranjak keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah untuk bertemu Lucas di ruang kerjanya.

Setelah mengetuk pintu dan mendapat jawaban dari dalam, Jisoo tidak langsung masuk. Sulung Choi itu menarik napasnya terlebih dahulu setelah itu baru ia masuk.

"Kau memanggilku? Ada apa, Appa?" Tanya Jisoo yang baru saja masuk ke ruang kerja Lucas.

"Duduk dulu, Nak." perintah Lucas yang langsung dituruti oleh Jisoo. Jisoo langsung duduk di sofa yang tersedia di sana dan menatap ayahnya canggung.

Lucas yang sebelumnya sedang bekerja langsung menghentikan kegiatannya saat Jisoo terlihat takut. Ia bangun dari kursinya dan bersimpuh dihadapan Jisoo.

SORRY TO YOU [E N D] <REVISI KARENA MASIH BERANTAKAN BANGET>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang