Sesampainya di kediaman Choi, mereka semua sudah siap untuk kembali ke kamar masing-masing dan beristirahat.
"Sekarang istirahat, eoh? Besok eomma dan appa akan kembali ke Amerika, kalian ingin ikut ke bandara?" Suara Lucas menyapa pendengaran mereka.
Jisoo, Jennie, dan Rosé saling tukar pandang. Mengisyaratkan sesuatu yang sepertinya belum mereka rencanakan sebelumnya.
"Sepertinya tidak bisa, appa. Aku, Jennie, dan Chaeyoung ada acara besok pagi." jawab Jisoo bohong.
"Lisa mau ikut, sayang?" Tanya Tzuyu sembari menatap lembut mata sayu Lisa.
"Tentu saja." Lisa menjawab sembari tersenyum lebar, menampilkan jajaran gigi putihnya.
"Arraseo, selamat istirahat anak-anak appa,"
*****
"Aku pasti akan sangat merindukan kalian nantinya." Lisa memeluk tubuh Lucas dan Tzuyu secara bergantian dengan wajah sedihnya.
"Appa dan Eomma akan sering-sering menghubungimu dan jika ada waktu, kita akan kembali ke Korea. Lisa ingat ya untuk selalu minum obat dan rajin check up ke rumah sakit." Dari malam setelah mereka pulang makan malam, Tzuyu dan Lucas tak henti-hentinya mengingatkan Lisa tentang menjaga kesehatannya.
"Nde, Eomma."
"Kami pergi dulu, ya? Jaga kesehatan, dan kalau terjadi sesuatu hubungi kami. Ingat, sembuh adalah tujuan utama dan Lisa harus semangat,"
Lucas dan Tzuyu tersenyum lalu memeluk erat tubuh anak bungsunya itu. Rasanya mereka tak ingin kembali ke Amerika dan hanya ingin menghabiskan waktu bersama anak-anaknya saja.
"Sampai jumpa, Eomma, Appa."
Lisa melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan antara dirinya dengan kedua orangtuanya. Ia sedih, tapi harus mengerti jika kepergian kedua orangtuanya untuk pekerjaan.
"Andai aku boleh ikut tinggal di Amerika, pasti semuanya tidak akan sesulit ini."
Benar, memang Lisa tidak diijinkan untuk tinggal di Amerika. Karena Lucas dan Tzuyu berpikir akan ribet memindahkan semua keperluan Lisa ke Amerika dan sulit lagi bagi Lisa untuk beradaptasi di sana. Belum lagi Lucas dan Tzuyu yang tidak benar-benar menetap di Amerika, jadi nantinya akan merepotkan Lisa.
"Nona Lisa, ayo pulang. Tuan Choi memerintahkan saya untuk selalu menjaga nona Lisa selama Tuan dan Nyonya di Amerika." Seorang lelaki yang Lisa duga merupakan bodyguard utusan ayahnya.
"Nde,"
*****
Ceklek~
"Sepertinya eonnie tidak ada di rumah," gumam Lisa saat menyadari keadaan rumah yang sepi.
"Nona Lisa sudah pulang. Sarapan sudah siap di meja makan, silahkan makan, Nona." Sambut salah satu pelayan yang langsung mengantarkan Lisa ke meja makan.
"Bi, Eonnie pada pergi?" Tanya Lisa.
"Iya. Saat Tuan dan Nyonya pergi tadi, mereka juga ikut pergi." jelas pelayan itu pada Lisa. Lisa mengangguk paham dan mulai menyantap sarapannya hingga habis.
Lisa naik ke lantai atas untuk ke kamarnya. Setelah masuk ke kamarnya, Lisa langsung meminum obatnya dan merebahkan tubuhnya di kasur.
"Ini baru awalnya, Choi Lisa." Gumam Lisa pada dirinya sendiri. Sekarang, semuanya akan kembali seperti semula.
_______________________________
Brak!
Jisoo menggebrak meja makan dengan wajahnya yang berubah menjadi merah padam. Tatapannya membara dan menatap Lisa begitu tajam.
Plak!
"Kau memberiku sampah seperti ini? Dasar bodoh! Kenapa masak saja tidak bisa, huh?" Teriak Jisoo pada Lisa yang sudah jatuh terhuyung dengan darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Mianhae..." hanya kata itu yang bisa keluar dari bibir Lisa.
"Maafmu tidak bisa membuat makanan ini menjadi enak, bodoh." Timpal Jennie membuat suasana menjadi semakin panas.
"Mian, jeongmal mianhae."
*****
"Ini tidak adil. Kenapa tuhan memberiku cobaan seberat ini? Ini semua benar-benar menyiksaku,"
Lisa menangis sendirian di balkon kamarnya. Dengan angin malam dingin yang begitu menusuk, Lisa melampiaskan semua perasaan yang ia pendam selama ini.
"Aniya, Lisa-ya. Kau tidak boleh mengeluh. Kau sudah berjanji akan berjuang dan menjalani hidup bersama Eomma dan Appa."
Gadis berponi itu tetap berusaha untuk selalu kuat. Walau hati dan fisiknya sudah menjarit lelah, tapi disisi lain ada hal lain yang membuatnya bertahan hidup.
___________________
Vote, comment, follow yaa jangan lupa~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY TO YOU [E N D] <REVISI KARENA MASIH BERANTAKAN BANGET>
Ficção Adolescente"Maaf, maafkan kami, kami janji tidak akan melakukannya lagi, kembalilah, kumohon kembali sekarang" "Aku sudah memperingatkan kalian. Sekarang, kalian lihat apa yang terjadi." "Siapa yang harus disalahkan? Aku, kamu, atau takdir?" *NOTES: Cerita i...