4. Sick

7.2K 527 3
                                    

Hari demi hari telah berlalu, bulan demi bulan juga sudah berubah, tetapi tidak dengan Lisa. Keadaan Lisa tetap saja sama dari hari ke hari, bahkan lebih parah, sudah empat bulan terakhir Lisa terus menerus mimisan dan mengalami nyeri di bagian kepala yang benar-benar sangat menyiksanya, di tambah lagi sakit fisiknya akibat ulah saudara kandungnya sendiri.

Lisa tetap bertahan sampai sekarang, karena ia sangat menyayangi eonnienya, bahkan ia rela menyerahkan tubuh nya sebagai pelampiasan segala kekesalan dan amarah ketiga kakaknya, bahkan mungkin nyawanya.

"Semakin hari keadaanku semakin parah, apa aku harus ke rumah sakit? Tapi bagaimana jika mereka tahu kalau aku pergi ke rumah sakit? Ah biarlah, yang penting sekarang aku ke dokter aja supaya tahu apa yang terjadi pada tubuhku ini" monolog Lisa lalu mulai bersiap-siap.

Ia menggunakan hoodie kuning, topi hitam serta masker putih untuk menutupi sebagian wajahnya yang kian memucat.

Lisa langsung pergi keluar rumahnya tanpa memperdulikan saudaranya yang memang ada di rumah saat itu, tetapi mereka tidak tahu bahwa Lisa pergi. Lisa memanggil taxi untuk menuju ke rumah sakit.

Sesampainya Lisa di rumah sakit, ia bertemu dengan sahabatnya yang kebetulan seorang dokter di sana, sahabatnya ini sangat mengenal Lisa, termasuk perlakuan Jisoo, Jennie dan Rosé pada Lisa.

"E-eoh? Lisa? Sudah lama sekali kita tidak bertemu," sapa Minnie antusias. Ya, nama sahabat Lisa adalah Minnie, mereka sudah berteman sedari kecil. Walaupun usia Minnie yang lebih tua dari Lisa, tapi gadis itu enggan memanggil Minnie dengan iming-iming 'eonnie'

"Annyeong, aku sangat rindu pada mu Minnie-ya" ucap Lisa lalu memeluk Minnie erat. Sudah lama sekali semenjak dirinya bertemu dengan Minnie, karena Minnie harus di sibukkan oleh urusan kuliah dan tugasnya sebagai dokter di salah satu rumah sakit terbesar dan terbaik di Seoul.

"Aku juga sangat rindu padamu, oh ya ada apa kau kemari? Apa kau sakit?" Tanya Minnie menatap khawatir wajah sahabatnya yang tertutup setengahnya oleh masker.

"Eumm... aku tidak tau aku sakit atau tidak, tapi aku ingin check up, karena akhir-akhir ini aku sering mimisan dan sakit di bagian kepala." Kata Lisa menjelaskan. Minnie langsung menatap Lisa khawatir dan memegang kedua tangan Lisa erat.

"Jinjja?! Coba kamu tiduran dulu di kasur biar aku bisa memeriksamu," Lisa menuruti perintah Minnie dan berbaring di ranjang pemeriksaan.

Sedangkan Minnie mengambil beberapa alat yang memang ia butuhkan untuk memeriksa keadaan Lisa.

Setelah melakukan pemeriksaan singkat, Minnie menghela napasnya pelan, tak ada yang salah dari tubuh gadis itu, tapi ia sendiri tak yakin, karena bisa saja penyakit Lisa adalah penyakit dalam yang tidak bisa terdeteksi hanya dengan pemeriksaan manual.

"Sepertinya kau harus menjalani beberapa pemeriksaan lebih lanjut. Seperti rontgen, supaya aku bisa mengetahui apa penyakitmu" ucap Minnie pada Lisa. Gadis berponi itu mengerutkan dahinya bingung.

"Apakah penyakitku parah sampai harus di rontgen?" Tanya Lisa. Minnie menggeleng pelan lalu nenatap serius wajah Lisa.

"Belum tentu, hanya saja jika di periksa secara manual, tidak dapat menemukan gejala-gejala penyakit apapun" jelas Minnie.

"Ya sudah lakukan saja rontgen itu" ucap Lisa pasrah. Setidaknya ia harus tahu penyakit apa yang bersarang di tubuhnya.

"Aku akan menyiapkan semuanya, kau hanya perlu tunggu di sini, nanti perawat akan memanggilmu ke ruang pemeriksaan jika sudah siap" ucap Minnie lalu pergi dari ruangannya meninggalkan Lisa sendiri yang sekarang sedang merasa takut.

SORRY TO YOU [E N D] <REVISI KARENA MASIH BERANTAKAN BANGET>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang