Aina bergegas kembali ke kelas. Ia hampir terlambat hari ini. Ia langsung duduk di sebelah Putri.
Lutfah menggodanya.Lutfah : "Bu Jun. Begadang tadi malam?"
Aina : "Ih, gak lah. Tadi cari sarapan dulu sama Ayah Ibu."
Putri : "Begadang juga gpp kali ya, bu. Hihihi."
Aina mencubit lengan Putri.
Ustadz Nabil masuk ke kelas Aina."Assalamualaikum.", Semua murid memandangnya. Mata Aina melebar. Ia tidak menyangka ustadz Nabil datang ke kelasnya. "Waalaikumusalam", balas para santriwati kompak. "Hari ini ada tamu untuk mempromosikan salah satu kegiatan pelestarian lingkungan. Ada 2 mahasiswa yang akan masuk ke kelas ini. Saya harap kalian bisa mengikuti apa yang akan mereka jelaskan. Jangan berbicara sendiri, ya?" Semua mengangguk.
Dua orang mahasiswa tampan masuk ke dalam kelas. Berbadan tinggi, berambut hitam dan satunya lagi berambut sedikit coklat. Keduanya tersenyum menatap para santriwati. Para santri tak kalah takjub. Mereka tampan. Wajar bila beberapa dari mereka memerah wajahnya. Atau jantung yg berdegup kencang. Apalagi bila keduanya melempar senyuman dengan tatapan mata yg dalam.
"Assalamualaikum. Nama saya Haikal."
Mata satu kelas tertuju. Tak terkecuali Aina. Walau ia perempuan bersuami, tak mampu ia elak bahwa makhluk mengesankan mata bisa ia lihat sedikit lama. Aina tersenyum, setelah melihat Haikal, wajahnya tiba-tiba menoleh ke arah jendela kelas. Ia dapati muka Ustadz Nabil yg sedari tadi nampaknya sedang memperhatikannya.
Ih, kan gpp cuma senyum ramah tamah.
Muka Aina tiba-tiba menjadi datar setelah ketahuan tersenyum kepada Haikal. Anak-anak santri rupanya tersihir melihat kedua mahasiswa tersebut.
"Assalamualaikum, nama saya Fathan."
Para santri tetap tidak bergeming.
"Maaf. Apa semua lg sakit tenggorokan?"
Serempak mereka menjawab, "Tidak, mas." Fathan tersenyum. "Kami di sini ada misi khusus. Ada yang tahu?." Para santriwati diam. Berbisik-bisik. "Seminar, mas.", Jawab salah satu santriwati. "Ada lagi?", Tanya Haikal. "Cari jodoh.", Lutfah menjawab lantang. Satu kelas tertawa. Aina pun ikut tertawa. Sudut matanya masih melihat sosok Ustadz Nabil di jendela kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadz, jangan jatuh cinta padaku [TAMAT]
General FictionGak ada yang gak mungkin dalam kehidupan. Ada kalanya kamu bisa memilih, kadang memang kamu gada pilihan lain selain menjalani. "Takdir macam apa ini?" Mungkin ini batin Aina dalam menjalani hiruk pikuk kehidupannya. Menjadi istri Gurunya sendiri de...