Bab 42 Akhirnya Datang Juga

3.8K 193 6
                                    

Hari demi hari Desa Mburi Alas semakin mengalami perubahan. Aina dan yang lainnya telah selesai mengerjakan pekerjaannya. Setelah pamit dan melewati jalan baru yang telah dibuat mereka kembali ke Pondok.

Abah dan Ummi tengah menyiapkan makan siang untuk Ustadz Nabil, Aina dan Lisa. Mereka makan bersama. Di akhir makan siang, Aina yang nampaknya gelisah mulai berbicara.

Aina : "Hmm, Aina mau menyampaikan sesuatu."

Ustadz Nabil menoleh keheranan.

Aina : "Terima kasih banyak. Abah, Ummi, Mas Jun, Lisa dan yang lain. Karena sudah mencari Aina. Ditambah membantu membangun Desa Mburi Alas. Aina gak bisa membalas apa-apa."

Abah tersenyum.

Ummi : "Sama-sama, Nduk. Kan sudah sewajarnya saling membantu."

Aina : "Mungkin Aina mau membalas dengan ini.", Aina mengeluarkan sebuah surat. Semua mata memandang kertas Aina yang sudah terlipat-lipat.

Aina : "Jadi waktu kecelakaan itu. Aina yang ditolong oleh Pak Zul dan istrinya. Aina sempat dirawat oleh salah satu warga yang jadi perawat di puskesmas. Ia bilang andai Aina bisa pulang secepatnya berobat ke dokter karena satu hal. Dan hasil Dokter..."

Semua orang nampak penasaran.

Ustadz Nabil : "Lalu..?!"

Aina : "Benar kecemasan perawat itu. Ini hasil dari Dokter. Aina hamil."

Semua terdiam. Terkejut bukan main.

Lisa : "Kok gak ada yang seneng?"

"Alhamdulillah....", Abah, Ummi, dan Ustadz Nabil berkata bersama. Ummi menangis sambil memeluk Abah. Sedangkan Ustadz Nabil juga tak kalah senang. Tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Ia berdiri dari kursi dan sujud syukur.

Aina juga menangis. Sambil ditenangkan Lisa.

Lisa : "Hebat Aina. Alhamdulillah. Maafin gue, ya?"

Aina : "Ah, aku punya kakak perempuan. Gak ada yg salah, Lisa. Makasih, ya."

Ustadz Nabil tersenyum dan memeluk istrinya.

Siang itu, bagaikan diberi kebahagiaan yang bertumpuk-tumpuk. Semua bersuka cita.

**********

Malam itu di kamar. Aina dan Ustadz Nabil hendak tidur malam.

Ustadz Nabil : "ya Allah. Ini bukan mimpi, ya?"

Aina : "Coba sini.", Aina mencubit pipi Ustadz Nabil.

Ustadz Nabil meringis kesakitan.

Ustadz Nabil : "Mau kita namain siapa?"

Aina : "Ih. Pamali. Nanti aja. Nunggu besaran. Biar Abahnya yang tirakat kasih nama, ya?"

Ustadz Nabil mencium kening istrinya. Tanda bahagia tak terhingga ia dapatkan.

Aina : "Berarti tinggal 6 bulan lagi anaknya lahir."

Ustadz Nabil : "Masya Allah. Berarti waktu kita berangkat sudah isi, ya?"

Aina : "Iya. Aku sendiri padahal gak datang bulan juga lupa. Gak dicatat."

Ustadz Nabil : "Hmm. Lain kali dicatat ya biar tahu kapan masa suci, masa haid sama masa istihodoh."

Aina mengangguk. Ustadz Nabil mengelus perut Aina. Menciumnya.

Aina : "Namanya siapin dua ya, Bah?"

Ustadz Nabil : "Iya laki dan perempuan kan?"

Aina : "Bukan. Maksudku fix namanya dua."

Ustadz Nabil : "Ha?"

Ustadz, jangan jatuh cinta padaku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang