Bab 41 Mari Bekerja Sama

3.2K 165 1
                                    

Aina menatap perempuan itu dalam-dalam.

"Kayak pernah tahu dimana ya?", Tanya Aina dalam hati.

Sementara ia berbicara dengan Ustadz Nabil, Aina mengingat-ingat lagi siapa perempuan ini.

Aina : "Mbak ini pernah ketemu di toko kue ya?"

Ustadz Nabil : "Toko kue?"

Aina : "Waktu ada tamu Abah itu lho, mas. Mbaknya tiba-tiba nyapa gitu. Nanya masalah keturunan gitu, kan?"

Perempuan tadi nampak salah tingkah. Ia merasa malu Aina mengingat semuanya.

"Eh... Itu karena aku teman Nabil. Jadi memang bertanya. Lisa. Namaku Lisa."

Aina : "Mbak. Oiii... Itu bukan bertanya. Itu nyudutin." Aina nampaknya tak tenang dengan keberadaan Lisa.

Ustadz Nabil : "Haha.. sudah sudah. Ayo damai aja. Gak baik bertengkar. Lisa, ini Aina istriku yang paling kucinta. Aina, ini Lisa. Sepupu mas."

Lisa : "Ah... Iya. Sepupu."

Aina : "Tadi ngakunya teman. Gimana sih?"

Lisa berbisik pada Ustadz Nabil.

Lisa : "Istrimu ngeri juga ya?"

Aina : "Mbak. Saya gak biasa marah-marah nih. Kalo saya marah berarti ada yang zolim. Paham, ya?"

Lisa : "Duh. Iya, Bu Nyai."

Aina : "Ngelunjak yee?" Aina seakan-akan hendak menerkam Lisa.

Ustadz Nabil terkekeh melihat tingkah mereka.

Lisa : "Kok lu malah ketawa sih? Bukannya bantuin."

Ustadz Nabil : "Istriku yang biasanya lemah lembut udah jadi harimau aja. Terus kamu, Lis. Biasanya kayak preman jadi kucing pemalu. Hahaha... Bakal jadi sahabat ni."

Lisa dan Aina saling mengelak. Aina pergi ke kantor BK. Sementara Lisa yang melangkah entah kemana tiba-tiba ingat urusannya dengan Ustadz Nabil.

Lisa : "Eh.. ngapain aku pergi? Eh Nabil. Ada urusan gue sama lu."

Lisa dan Ustadz Nabil akhirnya pergi ke kantor.

Siang itu, saat jam makan siang. Abah, Ummi, Ustadz Nabil, Aina dan si cerewet Lisa sudah berada di satu meja. Aina yang nampak cuek tak melihat Lisa makan dengan cepat.

Abah : "Lisa, makasih ya, nduk. Mau membantu PakDe membangun Desa Mburi Alas nanti. Sudah pamit tho sama Abah sama Bundamu?"

Lisa : "Sampun, PakDe. Mereka senang. Titip salam buat semuanya. Sehat wal afiat semuanya. Semoga bisa manfaat."

Aina terkejut bukan main. Lisa ikut membantu urusan Desa Mburi Alas.

Makan siang telah selesai. Semua sudah beranjak. Hanya tinggal Ustadz Nabil dan Aina.

Aina : "Bantu apa si Lisa nanti?"

Ustadz Nabil : "Dia lulusan teknik sipil. Jadi bisa banget bantu-bantu. Rekannya banyak. Kemarin dia bilang ada beberapa donatur besar yang bakal turut membantu pembangunan Desa Mburi Alas."

Aina : "Masya Allah. Walaupun jutek banget pertama ketemu. Tulus juga dia."

Lisa : "Heee... Gue bukan penjahat, ya."
Lisa datang dan berlalu sembari menjawab ketus pernyataan Aina tadi.

Aina memanjangkan bibirnya ke depan. Ustadz Nabil hanya menggeleng kepalanya.

***********

Hari minggu saat semua persiapan menuju Desa Mburi Alas. Dengan berbagai persiapan beberapa orang dari pondok, dan rekan-rekan Ustadz Nabil pergi ke sungai yang dijanjikan pertemuan dengan Mas Tino.

Ustadz, jangan jatuh cinta padaku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang