Bab 27 Aku cemburu

3K 164 1
                                    

"Justru Aina yang mengurusku, Ki.", Jawab Ustadz Nabil tersenyum sambil memegang pundak Aina.

Ustadz Nabil : "Kapan-kapan main ke ndalem. Ajak suamimu."

Kiki : "Hmm, ada yang ingin aku kenalkan. Calon istri..."

Ada sedikit rasa marah terhadap Kiki, perempuan yang baru ia kenal. Nampaknya dalam kehidupan Aina, Kiki menjadi pemeran antagonis satu-satunya.

Ustadz Nabil : "Hus. Aku gak mau nikah lagi. Jangan urusi urusan orang. Oia. Gimana kabar suamimu?"

Kiki : "Baik. Dia sehat. Oke, kapan-kapan aku main ke ndalem. Dagh." Kiki berlalu dengan tatapan tajam terhadap Aina.

Dih.

Sepanjang perjalanan panjang, Aina tidak banyak bicara. Mood nya tiba-tiba menurun drastis karena Kiki. Ustadz Nabil sepertinya tahu bahwa istrinya sedang marah. Mungkin tidak terhadapnya, tapi dengan kawan lamanya.

Setelah sampai ndalem. Umi bergegas ke kamar. Aina langsung masuk ke dalam kamar disusul dgn Ustadz Nabil yg mengikutinya.

Ustadz Nabil : "Marah, ya?"

Aina : "Sebel aku sama mbak Kiki itu. Aku kan gak kenal dia. Tiap lihat aku kayak lihat musuh. Siapa sih dia sebenarnya, mas?"

Ustadz Nabil : "Hahaha... Anaknya Pak Damar. Sahabat Abah. Dia memang gitu. Sukanya jodoh-jodohin mas sama orang. Mungkin dia Kasihan setelah mas jadi Duda dulu."

Aina : "Kasihan kebablasan. Masak ya gitu sama istrimu, mas?"

Ustadz Nabil : "Gak usah dipikirin. Cuekin aja. Nanti kesel sendiri kok."

Aina : "Mas gak tahu sih. Dunia perempuan tuh kompleks. Beda kalo ketemu sama para lelaki. Sudah kayak perang dingin aja."

Ustadz Nabil tersenyum memandang Aina. Berusaha untuk menenangkan hati istrinya yang sedang kacau.

Ustadz Nabil : "Hmm... Oke. Daripada Aina sebel. Kita fokus aja ke ikhtiar punya keturunan." Sambil tersenyum paling lebar.

Aina : "Oh, ayuk sholat kl gitu."

Ustadz Nabil : "Lha kok sholat? Nanti pas tahajjud sholatnya."

Aina : "Ha? Kenapa?"

Ustadz Nabil menyipitkan matanya sambil tersenyum. Perlahan ia berjalan menuju Aina. Aina menangkap maksud Ustadz Nabil ia sedikit menghindar.

Aina : "Eh eh... Masih belum malam. Nanti nanti. Gak sekarang. Malu sama Umi.".

Berhasil. Aina mulai lupa dengan Kiki.

Ustadz Nabil : "Yasudah yuk ke teras atas. Ada pawai obor. Kita duduk disana ya?"

Aina : "Waaa... Ayok ayok. Keburu habis."
Aina menarik tangan Ustadz Nabil.

Ustadz Nabil : "Ayok. Habis itu kita fokus ke..."

Aina keburu menutup mulut suaminya dengan jari telunjuk. Mereka pun menuju teras atas di lantai 2 ndalem dan duduk bersama menikmati pawai obor.

Malam hari setelah pawai obor....  Ya sesuai janji Aina. Malam itu ia pun melayani suaminya.

Pagi hari. Semua santri berada di kelas masing-masing.

Aina : "Tau gak? Tadi malam aku, Umi sama mas Jun makan di luar. Terus ketemu sama teman mas Jun. Namanya mbak Kiki. Tapi pas ketemu sewot tingkat tinggi sama aku. Udah gitu nawarin calon istri sama mas Jun."

Lita : "Mana sini orangnya. Biar diospek sama kita."

Putri : "Ada salah apa kamu, Na?"

Aina : "Gak ada. Baru ketemu juga tadi malam."

Ustadz, jangan jatuh cinta padaku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang