Ruangan

1K 106 4
                                    

**********Happy Reading**********

Typo everywhere
Fanfic abal-abal

Vote Diwajibkan!

Komen suka-suka!






















#JeonJungkook

Jungkook berjalan mengekor di belakang neneknya, menuruni satu-persatu anak tangga yang ada membawa mereka ke ruangan bawah tanah yang ada di kediaman ini. Sesekali Jungkook mencoba mengintip kedepan neneknya mencoba melihat apa yang tersembunyi di balik kegelapan yang ada karena sejujurnya ini membuatnya sedikit takut, hanya ada cahaya dari lentera yang dibawa oleh Nyonya Jeon sebagai penerang jalan mereka. Jungkook nampak heran, jika perasaan Jungkook benar mereka sudah menuruni tangga selama sepuluh menit lebih tapi mereka belum mencapai dasarnya juga. Sebenarnya sejauh apa ruang bawah tanah yang dimaksud neneknya.

Setelah cukup lama, Jungkook akhirnya menginjak anak tangga terakhir. Nyonya Jeon yang jalan lebih dulu, mencoba mencari beberapa obor yang terpasang di dinding ruangan dan menyalakannya. Sekarang ruangan tersebut nampak lebih jelas oleh mereka, Jungkook melihat-lihat sekelilingnya dan begitu terkejut saat melihat tangga yang ia lalui tadi.

"Ti-tidak mungkin".

"Jungkook sedang apa kau? Cepat kemari".

Jungkook segera berjalan mendekati neneknya yang nampak memegang sebuah buku, melupakan pikiran-pikirannya tentang tangga yang ia lewati tadi.

.
.
.
.
.

Jungkook tidak lama berada di ruang bawah tanah bersama sang nenek, setelah memberikan sebuah buku kepada Jungkook, Nyonya Jeon kemudian menjelaskan tentang beberapa hal tentang kekuatan aura (yg diskip olehku). Setelahnya mereka kembali dan anehnya tidak seperti saat menuruni tangga tadi saat mereka menaikinya tak sampai 5 menit mereka sudah berada didepan pintu masuk ruang bawah tanah, menurut Jungkook.

Jungkook jelas heran, ia ingin sekali bertanya pada sang nenek tentang tangga dan ukiran-ukiran yang ada pada dinding ruang bawah tanah tadi. Namun Jungkook mengurungkan niatnya, Nyonya Jeon sudah menyuruh Jungkook untuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Jungkook sekali lagi terheran-heran melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul duabelas malam, seingatnya ia selesai makan malam pukul delapan dan langsung pergi bersama neneknya ke ruang bawah tanah, dan mereka hanya sebentar berada didalam sana. Lalu, kenapa saat mereka keluar sudah tengah malam.

Nyonya Jeon nampak menyadari keterkejutan Jungkook yang terus menatap jam dinding dengan raut tak percaya. Nyonya Jeon tak berniat memberi penjelasan seolah hal itu tidak diperlukan, ia membiarkan Jungkook memikirkan jawabannya sendiri tapi jika ia bertanya dirinya tentu saja akan menjawab.

"Nenek...",  ujar Jungkook pelan.

"Kenapa? Ada yang ingin kau tanyakan?"

"Iya, sebenarnya ruang bawah tanah itu tempat apa?"

"Hm? Memangnya kau menyadari sesuatu?"

"Tentu saja, kita masuk kesana sekitar jam delapan lebih dan sekarang sudah tengah malam. Kita hanya menghabiskan beberapa menit disana, dan lagi tangganya..."

"Kau harus membiasakan diri, ruangan itu adalah ruang dimensi yang diciptakan oleh leluhur jadi bukan hal aneh jika kau merasakan perbedaan waktu jika masuk dan keluar dari sana".

"Ruang dimensi?"

"Ya, tidak sembarang orang bisa memasuki ruangan itu. Jika mereka masuk, mereka bisa tersesat di dalam sana dan bila beruntung mereka bisa keluar bertahun-tahun bahkan menua didalam sana atau kemungkinan terburuk mereka bisa mati menua dan tak pernah bisa keluar".

Jungkook menelan salivanya, tak percaya neneknya baru saja membawanya memasuki ruangan yang begitu mengerikan. Mendengar kemungkinan terburuk bila memasuki ruangan itu membuatnya merinding.

"Karena ada kau, kita bisa keluar dengan cepat. Seandainya saja nenek masuk sendirian mungkin nenek bisa keluar esok hari".

"Hah?!"

.
.
.
.
.
.







Jungkook menatap sekelilingnya, ruangan ini lagi, ruangan yang ia lihat jika tertidur alias dimimpinya, meski Jungkook merasa ini bukan mimpi. Tapi, jelas-jelas tadi setelah kembali dari latihan ruangan bersama neneknya ia beranjak tidur jadi Jungkook yakin ini mimpi.

Jungkook mengedarkan pandangannya, mencari-cari sesuatu mungkin(?) hingga ia harus menyipitkan matanya akibat cahaya yang menyilaukan, persis seperti dulu.

'Jangan-jangan..'

Jungkook mencoba melihat ke arah cahaya, namun beberapa saat tak ada yang berubah hingga kemudian cahaya itu menghilang dengan sendirinya. Jungkook berdiri seorang diri di ruangan kosong itu, untuk kesekian kalinya ia selalu bingung kenapa memimpikan hal sama berulang kali semenjak kejadian kakinya yang terkilir tiba-tiba karena bertemu sosok yang menyerupai ibunya.

"Ini terlalu nyata untuk sebuah mimpi. Hahh kapan ini akan berakhir".

"Nona Jeon!?"

"Hm? Ini suara Ji Yu. Bagus, aku harus segera bangun".

"Nona Jungkook!?".

Jungkook mengerjapkan matanya dan kemudian terdiam menatap langit-langit kamarnya. Ji Yu nampak menatapnya dari samping tempat tidur, ia sudah berpakaian latihan mereka.

"Ah.. Akhirnya anda bangun juga".

"Akhir-akhir ini aku terus bermimpi aneh", ujar Jungkook seraya mencoba bangun dari tempat tidur.

"Mimpi aneh?"

"Ya, aku berada di sebuah ruangan berwarna putih yang seperti tak memiliki ujung", jawab Jungkook.

"Ah! Jangan-jangan Nona sudah bisa menggunakan kekuatan dimensi Nona".

"Hah!? Kekuatan apa?!"

"Ruang Dimensi, kekuatan dari energi Ibu nona yang anda miliki adalah menciptakan dan mengendalikan ruang dimensi".

"Tapi, jika nona mengeluarkan kekuatan itu seharusnya tubuh nona tidak ada disini. Jadi, mungkin itu benar-benar hanya mimpi", lanjut Ji Yu.

Jungkook menatap bingung Ji Yu yang tengah berpikir keras. Jungkook memijat kepalanya, pikirannya belum sepenuhnya kembali karena baru bangun dan ia langsung mendengar perkataan ruang dimensi yang bagi Jungkook rumit itu. Tapi, itu terdengar menarik, kekuatan energi yang ia miliki adalah mengendalikan ruang dimensi, bukankah itu keren.

"Ji yu.. Kau bilang.. Kekuatanku mengendalikan ruang dimensi kan? Lalu kenapa kau tak pernah melatihnya".

"Nona yang tak pernah melatihnya, kekuatan itu otomatis dapat nona gunakan bila sering melatih kekuatan energi, tapi ada kondisi langka dimana kekuatan itu akan bangkit disaat terdesak atau sesuatu hal membangkitkan perasaan emosional pemiliknya. Namun hal itu sangat jarang terjadi, cara yang paling efektif untuk mendapatkan kekuatan energi adalah dengan sering berlatih".

"Makanya nona mendapat latihan sangat keras, jika dulu nona sering berlatih di kediaman mungkin ini_"

"Baiklah baiklah aku mengerti, kau bisa menghentikan ocehanmu".

Jungkook mengembungkan pipinya kesal, Ji Yu hanya tertawa kecil melihat tingkah nona nya itu.

"Tapi nona, sekarang mungkin kita bisa melatih kekuatan itu", sahut Ji Yu mengembalikan perhatian Jungkook padanya.

"Aku akan bersiap!" Ujar Jungkook terdengar penuh semangat.

.
.
.
.
.
.







Vote&komennya jangan lupa

See you :*




Curiosity//kthXjjkGS [Proses]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang