*********Happy Reading***********
Typo everywhere
Fanfic abal-abal
Tak usah panggil author
Panggil aja istri Tae 😚#JeonJungkook
Jungkook menyesap teh nya dengan sedikit kaku, didepannya seorang pria paruh baya menatapnya terharu dan seorang pemuda yang duduk canggung disebelahnya.
"Aku tak menyangka hari ini akan datang, kau tau bagaimana senangnya ayah sekarang Jungkook". Ujar Pria paruh baya tersebut
"Aku tidak tau". Ujar Jungkook pelan seraya menunduk
Hening, pria tua itu menunduk dan menyesap tehnya, raut wajahnya berubah keruh dan Jungkook melihat itu semua. Meski Jungkook selalu mengatakan kalau ia membenci pria di hadapannya dan betapa ia selalu menyalahkannya karena sudah meninggalkan Ibunya lalu menikah dengan wanita lain saat Ibunya hamil. Walau bagaimanapun Jungkook berkata membenci pria di depannya, tapi sesungguhnya ia tak sedikitpun membenci dan menyalahkannya. Hatinya tetap saja sakit melihat pria yang adalah ayah kandungnya itu terluka karena dirinya. Jungkook sangat tahu itu, ia tahu betapa pengecut dirinya.
'Saatnya berhenti menjadi pengecut Jungkook'. Batin Jungkook
Jungkook menelan ludahnya gugup, dia harus bisa menyelesaikan masalah dan memperbaiki hubungannya dengan Ayahnya. Taehyung tak punya banyak waktu, ia harus membantunya. Lagipula Jungkook sudah lelah melarikan diri dan bersikap pengecut.
"A-ayah...". Ujar Jungkook gugup
Sejenak ayah Jungkook nampak terkejut, ini pertama kali putrinya memanggilnya dengan panggilan ayah, ia tak kuasa menahan senyum saat mendengarnya.
"Ini pertama kalinya kau memanggilku seperti itu, rasanya aku bisa mati bahagia sekarang hahaha".
"Ayah tidak tau apa kau masih membenci ayah dan menyalahkan ayah. Tapi, izinkan ayah menceritakan seluruh masalah itu agar tak ada lagi kesalahpahaman dan... Ayah harap kau bisa sedikit memaafkan ay_"
"Tidak!.. Maksudku.. I-itu..".
'Berhenti menjadi pengecut'
Jungkook menarik napas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.
"Ayah tak perlu meminta maaf padaku karena aku sudah tau Ayah tak pernah berniat meninggalkan Ibu. Ini salahku, seharusnya aku tak melarikan diri dari ayah dan terus menyalahkan ayah. Ini salahku...". Ujar Jungkook pelan
"Jungkook..."
Jungkook menatap ayahnya yang tersenyum hangat dan lembut kepadanya, ada perasaan sedikit senang dan rindu di hatinya ketika melihat senyum itu. Ibunya selalu tersenyum seperti itu padanya, tanpa sadar air mata Jungkook menetes. Ia kembali mengingat perlakuannya terhadap ayah kandungnya itu dahulu, meski ia tahu kejadian dimasa lalu bukan sepenuhnya salah ayahnya. Ibunya dan Bibinya sudah menceritakan kepadanya, Jungkook berusaha menerima hal itu. Bagi Jungkook tak masalah jika ia tak memiliki ayah dan menjadi anak diluar nikah asalkan ia bisa terus hidup dengan ibunya ia bisa menerima keadaan apapun. Tapi saat ia kehilangan ibunya, dunia Jungkook seakan runtuh ia tak memiliki alasan lagi untuk tetap ada didunia ini, ia menyalahkan semuanya atas kematian ibunya ia membenci segala yang membuat ibunya menderita. Puncaknya Jungkook melampiaskan segala emosinya dengan menyalahkan dan membenci ayahnya, termasuk juga neneknya.
"Itu bukan salahmu... Semuanya adalah kesalahan ayah. Seharusnya dulu ayah lebih memberanikan diri untuk tetap bersama ibumu, padahal ayahsudah berjanji padanya untuk terus bersamanya. Tapi.. Ayah malah meninggalkannya".
"Apakah Ibumu pernah menceritakan tentangku padamu?".
Jungkook mengangguk
"Apa boleh ayah tau apa saja yang ibumu ceritakan padamu?". Tanyanya dengan seulas senyum sendu
Jungkook sedikit menyeka air matanya dan mulai menceritakan kepada ayahnya.
.
.
.
.Seokjin melajukan mobilnya ke kediaman keluarga Jeon, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Mulai dari ingatan tentang masa kecilnya yang sama sekali ia tak ingat hingga dugaan-dugaan yang mulai muncul terhadap Ibunya.
'Apa mungkin Ibu menghapus ingatanku? Tapi kenapa ia melakukan itu?'
Seokjin terus mengemudi hingga akhirnya ia tiba di kediaman keluarga Jeon. Para pelayan segera membuka pintu dan berbaris menyambut begitu melihat kedatangan Seokjin.
"Dimana Ibuku?". Tanya Seokjin
"Nyonya ada di ruangannya nona".
Tanpa basa-basi lagi Seokjin langsung menuju keruangan Ibunya. Begitu sampai, Seokjin langsung meminta izin menemui Ibunya.
"Ada apa kau ingin menemui Ibu?".
"Katakan padaku... Semuanya..."
"Apa yang harus aku katakan padamu".
"ALASAN IBU MENGHAPUS INGATANKU!". Teriak Seokjin
"Sebenarnya apa yang ingin Ibu sembunyikan dariku, kenapa aku tidak memiliki ingatan sedikitpun tentang kakak saat masih kecil. Aku mengingat semuanya kecuali itu, aku bahkan sempat berpikir aku tak memiliki kakak. Jadi.. katakan semuanya padaku".
Seokjin terengah-engah menahan emosinya sambil menatap Ibunya yang nampak terkejut sebentar lalu wajahnya kembali datar seperti biasanya.
"Hahh.. Ibu tak menyangka akan secepat ini. Kekuatanku benar-benar sudah melemah, aku tak bisa selamanya menyimpan ingatanmu. Ditambah lagi kondisi Jungkook saat ini. Ikut Ibu, Ibu akan mengembalikan ingatanmu. Ibu tidak menghapusnya, kekuatanku tak dapat menghapus ingatan hanya menyimpannya".
Seokjin tak banyak bicara lagi, ia hanya mengikuti Nyonya Jeon menuju ruangan lain. Ini pertama kalinya ia berteriak pada Ibunya, ia tak menyangka bisa melakukan itu.
"Kita sampai, pelayan Won tolong bersiap-siap".
"Baik Nyonya".
"Seokjin.. Ikut Ibu".
Seokjin mengikuti Nyonya Jeon masuk keruangan itu. Ruangan itu adalah salah satu ruangan yang digunakan untuk latihan spiritual.
"Duduk di situ". Perintah Nyonya Jeon, Seokjin hanya menuruti tanpa banyak bicara
Seokjin mendudukkan dirinya di tengah lingkaran yang di terlukis di lantai. Lalu
Nyonya Jeon mulai mengembalikan ingatan Seokjin, cahaya kebiruan mulai keluar dari tubuhnya kemudian bergerak berkumpul ditangan kanannya yang ia letakkan di atas kepala Seokjin. Seokjin nampak tersentak saat pertama kali cahaya kebiruan itu menyentuhnya. Nyonya Jeon terus memfokuskan dirinya sambil merapal mantra. Selama beberapa menit Nyonya Jeon terus berusaha mengembalikan ingatan Seokjin lalu kemudian Seokjin jatuh tak sadarkan diri bersamaan dengan menghilangnya cahaya kebiruan milik Nyonya Jeon.Nyonya Jeon nampak sedikit terhuyung dan dengan sigap Pelayan Won membantunya.
"Nyonya baik-baik saja?".
"Ya aku tidak apa-apa, bawa Seokjin kekamarnya".
"Baik Nyonya".
.
.
.
.
.
.#KimTaehyung
Taehyung menatap pintu ruangan tempat Jungkook, ia memutuskan keluar ruangan tersebut dan memberikan privasi bagi Jungkook untuk menyelesaikan masalahnya dengan ayahnya. Taehyung memutuskan berkeliling rumah besar milik ayah Jungkook.
"Rumah ini tampak tidak asing lagi. Rasanya aku sudah sering ke sini. Ah benar, aku pernah ke sini saat pesta Irene dan saat aku... Eehh?!". Taehyung terkejut dengan perkataannya sendiri dan menghentikan langkahnya.
Dengan ekspresi masih terkejut Taehyung menoleh pelan dengan gerakan dramatis kearah dinding yang terdapat foto tuan rumah bersama keluarganya yang lain.
"Pa-man... B-bibi.... Irene!".
Taehyung menatap foto kekasihnya *coret mantan kekasihnya bersama dengan Ibunya dan juga Ayah Jungkook yang tak lain merupakan Ayah Irene juga.
"Kenapa aku baru menyadarinya, apa menjadi arwah membuat respon otakku melambat?". Tanyanya pada dirinya sendiri
"Jadi, mereka saudara?!".
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curiosity//kthXjjkGS [Proses]
FanfictionNamaku Jeon Jungkook.. Dan aku bisa melihat KEMATIAN seseorang! . . . . #Kim taehyung x boy #Jeon jungkook x girl Don't copas my story Vote&komen diperlukan ^_^ ⚠️ alur lambat Start 24 Juli 2018