CHAPTER 11 •Sayang Lo Palsu•

24.4K 1.4K 33
                                    

Jangan panggil gue sayang, sayang lo. Palsu.

***

"Dar, Daryna! Daryna sayang!"

Ares berusaha berjalan dengan kaki panjangnya menyusul Daryna yang tengah berlari kecil berusaha menjauhinya.

Gadis itu sudah malas, lelah, dan tak ingin lagi memiliki hubungan apapun dengan cowok itu. Itu yang dimaksudkan adalah Ares, lelaki brengsek menurut Daryna.

"Daryna, berapa kali lagi aku harus manggil kamu supaya kamu dengerin penjelasan aku!?" Ujar Ares, masih berusaha memegang tangan Daryna namun gadis itu dengan mudahnya langsung menghempaskan.

"Ish, jauh-jauh lo! Gue gak mau liat wajah lo lagi!" Kali ini Daryna berlari, sekolahnya masih sepi sehingga sedikit orang yang melihat mereka.

Tentu saja, karena sekarang jam 6 pagi. Dan anehnya, cowok brengsek A.K.A. Ares Alejandro ternyata sudah berada di sekolah.

Padahal Daryna dari awal berniat masuk sekolah di waktu pagi agar ia tidak dapat bertatap muka dengan cowok menyebalkan satu ini.

Ares tak kenal lelah, lelaki itu dengan lancang menarik tangannya dalam sekali hentakan lalu membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.

"Asal kamu tau, aku gak pernah peluk cewek yang statusnya masih abu-abu," tukas Ares, pandangan matanya menatap anak-anak yang memperhatikannya dengan tajam seolah menyuruh mereka untuk pergi.

Tangan kanannya tepat berada di pinggang Daryna, sedangkan tangan kirinya mengelus rambut selembut sutra milik Daryna.

Yatuhan, Daryna bahkan tidak bisa bernafas dengan teratur, jantungnya seolah berdetak tanpa ada arahan, kulitnya berubah menjadi dingin.

Ini mungkin bukan pelukan pertama Daryna dengan lelaki, namun sensasi yang di keluarkan saat cowok brengsek di depannya ini memeluknya, terasa sangat berbeda.

Daryna merasa spesial, entahlah, ia tak tau harus mendeskripsikannya seperti apa namun kini perutnya mulai terasa menggelitik.

Dengan menghilangkan sifat kegadisannya, ia langsung menginjak kaki cowok di depannya ini, "Gue gak butuh penjelasan, alasan lo tuh busuk!"

Ares tak mengeluarkan kata-kata, ia tak ingin berteriak hanya dengan kakinya yang diinjak. Ia harus membuktikan kejantanan harga dirinya sebagai seorang lelaki.

Daryna menaikkan sebelah alisnya, melihat tak ada teriakan kesakitan dari Ares, gadis itu lantas menendang 'masa depan' cowok itu menggunakan lututnya.

"ARGHHH!!! ANJRIT!" Teriak Ares tepat 1 detik setelah 'masa depannya' mendapat serangan secara langsung dari gadis yang di taksirnya.

Daryna tersenyum kemenangan, gadis itu bersedekap dada sambil mendekatkan bibirnya ke samping telinga Ares. "Makanya jangan pernah anggap cewek itu lemah, gue contohnya, gue bisa bales lo lebih buruk dari apa yang lo lakuin ke gue. Paham?"

Daryna membalikkan badannya, berjalan tiga langkah. "Tunggu!" Mendengar suara itu lagi Daryna menoleh 90 derajat.

"Apa lagi?"

"Gue jarang minta maaf, bahkan gak pernah. Tapi cuman untuk lo, gue mau minta maaf. Apa maaf gue di terima?"

Ares berusaha menahan mati-matian 'masa depannya' yang mulai berdenyut-denyut, ia tak bisa mengejar Daryna karena kondisinya yang tak memadai seperti ini.

"It depends, gue gak cukup kalau maaf hanya ucapan."

***

Waktu istirahat pun tiba, rata-rata warga-warga kelas mulai berlarian keluar kelas dengan kondisi baju yang tidak utuh masuk ke celana.

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang