CHAPTER 21 •Promise•

23.6K 1.2K 65
                                    

"Gak usah malu, kamu udah sempurna di mataku."

***

Lama murid-murid menunggu, akhirnya jam istirahat pun datang. Daryna bangkit dari posisi telungkupnya di atas meja dengan mata yang sepersekian detik langsung sadar ketika seseorang meneriakkan namanya.

"DARYNA!" Teriak Banu, salah satu lelaki badung keluaran kelasnya, tiba-tiba berteriak dari luar kelas sambil berlari dengan langkah lebarnya.

Daryna tak menjawab, gadis itu masih berada di tengah-tengah antara sadar dan tak sadar. Banu masuk ke kelasnya kemudian berteriak, "Cowok lo tuh di halaman sekolah, mau berantem!"

Daryna menaikkan sebelah alisnya, "Lo kalau bercanda kira-kira—"

"Alah, gue kagak bercanda makanya lo ikut gue sini!" Balas Banu sambil melangkah keluar kelas, Daryna berdiri dengan malas sambil membawa Nessie untuk ikut juga dengannya sambil berlari kecil.

"Nes, kalau dia berantem gimana?"

Nessie membuang nafas kasar, "Tadi Banu bilangnya mau berantem, bukan udah berantem, jadi lo bisa nahan dia, Na." Daryna mendesah lelah, Ares memang tak akan pernah berhenti dari tingkah-tingkahnya itu.

Sampai di halaman sekolah, tepat di tengah-tengah para siswa yang membentuk formasi lingkaran, terdapar Ares dan Catur yang saling berhadap-hadapan dengan kawanan mereka yang ikut mendukung di belakangnya.

Shit! Umpat Daryna dalam hati sebelum berlari mendekati kerumunan tersebut lalu menerobosnya untuk bisa melihat lebih jelas lagi.

BUG!

"OH GOD TO BE KIDDING ME!" Teriak Daryna hingga rahangnya terasa seperti akan menyentuh lantai. Baru hati pertama mereka pecaran, Ares sudah mulai berbuat ulah.

Catur mengusap ujung bibirnya yang untungnya belum berdarah, ia bergerak bangkit hendak memukul balik sebelum teriakan nyaring Daryna meneriakkan namanya.

"CATUR!" Daryna berlari mendekati mereka kemudian menarik tangan Catur yang hendak memukul Ares lagi. Ares tak tinggal diam, ia bergerak maju yang langsung di tahan Daryna, "AL!"

"Babe, i need to kick this fucking bastard out!" Ucap Ares, dengan mata tajam dan nafas tak beraturan. Daryna yakin pacarnya ini pasti sedang menahan emosinya yang luar biasa.

"No! No! Al, dengerin aku dulu!" Daryna membentak, sedari tadi Ares terusa saja menatap Catur seolah-olah keberadaan dirinya disini adalah sesuatu yang transparan.

Daryna menagkup pipi kekasihnya, membuat Ares hanya menatapnya, "Kamu udah janji sama aku untuk nggak berantem lagi, rememberi?"

Ares mengangguk, "Tapi kalau udah bersangkutan sama bajingan satu ini. Aku gak bisa untuk gak berantem, sayang."

Daryna membuang nafas kasar, "Terus tadi kenapa kamu pukul Catur? Dia bahkan nggak ada mulai—"

"Babe, you don't know anything yet."

"Oke, karena aku belum tau apa-apa. Sekarang ikut aku pergi, gak enak disini di liatin banyak orang." Daryna menarik tangan kekasihnya hendak membawanya masuk kembali ke sekolah.

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang