"Takut kehilangan orang yang melahirkan saya dan gadis yang akan jadi ibu dari anak-anak saya."
***
Sampai di ruang guru Ares membanting kardus yang ia bawa ke sudut ruangan hingga menimbulkan suara keras yang membuat beberapa guru yang sudah datang menoleh padanya.
"Ares, jangan buat ulah lagi kamu," ucpa seorang guru berkumis tebal dengan kacamata yang bertengger dan sedikit melorot ke arah hidungnya yang tak mancung.
"Buat ulah apa, pak? Saya udah baik hati lo bantuin orang cupu di samping saya ini," Balas Ares dnegan mata yang melirik tajam pada Adrian yang berdiri dengan canggung di sampingnya.
Guru itu menatap Ares kembali, "Bantuin apa emang kamu? Emang kamu punya hati?" Tanya Pak Surto, guru sejarah, yang setiap kali menjelaskan materi selalu mengelilingi bangku murid-murid.
BRAK!
Ares menendang kardus yang tadi di bawanya menggunakan kaki, Pak Surto menatap apa yang di lakukan murid bandelnya tadi dengan melongo.
"Pak gak liat saya bawa kardus tadi? Lagian saya punya hati kok pak, kalau gak punya mana bisa saya cinta sama pacar saya."
Pak Surto tertawa meremehkan, tangannya membenarkan letak kacamata-nya sebentar sebelum berucap, "Pacar? Emang kamu punya pacar? Ada yang mau sama kamu? Siapa emang?"
Ares membalas dengan terkekeh meremehkan pula, "Apa perlu saya bawa pacar saya ke hadapan bapak sekarang? Saya cium bibir dia di depan bapak juga bisa."
Sontak begitu mendengar apa yang muridnya barusan ucapkan, Pak Surto langsung mengambil spidol-nya lalu melemparnya tepat ke arah Ares. Cepat-cepat ia menunduk agar terhindar.
"KAMU ITU SUDAH BERANI BICARA SEPERTI ITU SAMA GURU! SAYA KURANGI NILAI SEJARAHMU MAU!?"
Ares terkekeh, lagipula siapa yang salah? Yang mulai mencari masalah dengannya kan Pak Surto lalu kenapa sekarang guru tua itu yang malah marah padanya?
"Loh, kok bapak kebawa perasaan sih. Kurang jatah ya pak dari istri? Saran aja nih pak, mending selingkuh aja."
Pak Surto melotot, tanyannya terkepal menahan kesal sedangkan Adrian sedaritadi hanya diam dan memperhatikan percakapan antara dua manusia itu.
Adrian sendiri jika membayangkan untuk menjadi Ares, ia lebih memilih tak mau, karena dalam segi keberanian saja ia sudah kalah seperti 1 banding 100. 1-nya adalah Ares dan 100-nya adalah dirinya.
"PUSH UP DI LAPANGAN 50 KALI! IKUTI SAYA!"
Pak Surto berjalan di depannya, Ares sama sekali tak mengeluarkan protesnya kala mendapat hukuman seperti itu. Adrian yang mendengarnya saja sudah bergidik. Jangankan push up, Squat jump saja ia masih belum mampu.
Ares menoleh padanya dengan wajah mengancam, "Baru liat gue di hukum, tangan lo jangan gatel buat berita aneh-aneh. Awas lo macem-macem sama gue lagi!"
Adrian lalu mengangguk cepat, sudah cukup sekali saja ia mendapat masalah yang berhubungan dengan Ares. Untuk selanjutnya, ia tak mau lagi karena ia tak terlalu suka uji nyali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy
Novela Juvenil#1 in Teenfiction (May 6, 2020) #11 in Teenfiction (May 8, 2020) #9 in Teenfiction (May 9, 2020) #7 in Teenfiction (May 10, 2020) #8 in Teenfiction (May 12, 2020) #8 in Romance (May 20, 2020) Ares Alejandro Siregar Denza, Bad Boy famous dari SMA Mah...