"Gue gak mau. Nanti gue di bohongin lagi sama lo. Sedangkan gue gak suka di bohongin."
***
Beberapa menit Daryna habiskan hanya untuk diam seperti tidak ada niatan untuk menjawab, Ares sampai merasa pegal berdiri di depannya.
Ares lantas menjentikkan jarinya di depan wajah Daryna, "Hello, lo masih sadar, kan?"
"Menurut lo?" Jawab Daryna ketus dengan wajah yang masih sama seperti tadi, merengut.
"Gue cuma minta nomor telfon lo, gak minta hati lo, jadi tinggal kasih aja, karena gue belum butuh kepastian."
Daryna serasa ingin muntah mendengar gombalan receh bak koin berkarat dan gadis itu tak tahan untuk menendang wajah jelek itu jauh-jauh dari muka bumi ini.
Eh, bukan jelek, ganteng sih, tapi gantengnya hilang karena nakal. Jadi maaf, Daryna tidak selera dengan type of boy who act like that shit.
Tapi ketika sekelebat bayangan untuk menghindari pertanyaan dari kakak kelas gilanya ini, ia harus mengorbankan sahabatnya.
Dan Daryna hanya bisa meminta maaf secara batin saja untuk Nessie, "081xxxxxxx, id line NNS12."
Selesai dengan kalimatnya Daryna langsung berdiri dan hendak meninggalkan Ares sebelum Ares berceletuk lagi dan lagi.
"Gue gak tau lo jujur atau nggak tapi gue cuma mau bilang, gue bukan cowok yang gampang di bohongin."
Ares menyeringai, mengedipkan sebelah matanya sebelum berbalik sambil melambaikan tangannya dengan sebelah tangan yang bebas yang masih berdiam di saku celana.
"Untuk satu tahun ke depan mungkin hidup lo gak akan sama lagi."
DEG.
Jelas saja Daryna kesal, marah, bingung, dan emosi. Tapi kalimat tersebut malah membawa Daryna lebih kepada perasaan yang takut dan bingung.
***
Nessie duduk dengan tegak ketika melihat id penelepon yang tak di kenal tiba-tiba masuk dan mengganggu aktifitas tidurnya.
Walaupun dalam suasana yang sedang dalam guru mengajar dan ponsel yang silent, lagu yang ia dengarkan lewat earphone tiba-tiba mati.
Mengenakan earphone pada saat jam pelajaran bukanlah hal yang tabu lagi bagi Nessie dan Daryna. Tapi bukan berarti setiap saat guru mengajar, melainkan setiap guru baik yang mengajar.
Tanpa babibu dan banyak pikir lagi Nessie langsung menggeser icon hijaunya ke kanan dan angka menit pun mulai muncul di bawah id caller.
"Hal—"
"Lo siapa?" Tanya seorang cowok dengan suara berat tanpa susah-susah menunggu Nessie untuk menyelesaikan sapaan perkenalannya.
Suaranya kok kayak gue pernah denger, tapi siapa, ya? Batin Nessie sambil menggaruk kepalanya bingung.
"Gue Nessie, kelas XI IPA 1, sahabatnya Daryna J Trowbridge. By the way siapa?"
Terdengar suara kekehan dari sebrang telfonnya, "Gak penting buat tau gue."
TUTT
Selesai sudah panggilan tersebut. Sesingkat itukah? Bahkan dalam hitungan tangan bisa Nessie hitung lamanya.
Nessie menoleh pada pintu kelas ketika Daryna mengetuk pintu meminta izin untuk masuk, "Dari mana kamu?" Tanya guru yang mengajar, Pak Bambang.
"Dari ruang BK, pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy
Fiksi Remaja#1 in Teenfiction (May 6, 2020) #11 in Teenfiction (May 8, 2020) #9 in Teenfiction (May 9, 2020) #7 in Teenfiction (May 10, 2020) #8 in Teenfiction (May 12, 2020) #8 in Romance (May 20, 2020) Ares Alejandro Siregar Denza, Bad Boy famous dari SMA Mah...