"Making you loving me."
***
Daryna menghela nafas, jangankan menyuruhya untuk menyetrika baju, dan sekarang apa, memasak? Menyetrika saja dirinya belum becus.
"Tante, aku gak bisa masak. Aku gak bisa ngapa-ngapain, Tan. Aku ga bec—"
Alexa menutup mulutnya sehingga Daryna berhenti bicara, "Itu bukan kamu gak bisa, tapi kamu-nya aja yang gak mau belajar."
Melihat ketakutan Daryna, Ares terkekeh sendiri melihatnya. Mengapa wajah gadisnya itu seketika berubah pucat ketika di suruh memasak saja?
Daryna menggeram, wajahnya cemberut mengetahui jika tadi Ares sedang menertawakan dirinya yang seperti ini. Ia takut jika ia akan menghancurkan dapur Alexa.
"Kalau kamu gak mau ikut masak, tente bakalan kecewa banget sama kamu."
Daryna tak bisa melihat wajah memelas Alexa, akhirnya gadis itu mengangguk dengan gerakan pelan yang seolah di paksakan.
Alexa tersenyum lebar, "Terimakasih, sayang. Begitu dong daritadi, kan udah cocok jadi calon menantu mama."
DEG!
Ares tertawa keras, "Betul, ma! Udah pinter, kan, aku bawa calon menantu buat mama?" Daryna merengut menatap Ares yang saat ini memainkan alisnya, menggodanya.
"Tan, ayo masuk!" Daryna menarik Alexa menuju dapur, tak mempedulikan kehadiran Ares yang masih menyandar pada tembok pembatas dapur.
Melihat Daryna yang masih merengut, Ares menahan tangan gadisnya itu ketika lewat di depannya. "Kamu jangan marah, baik-baik sama calon mertua," ucap Ares sambil terenyum.
"Ish!"
DUK!
"AW! Sayang, kamu udah dua kali nginjek kaki aku!"
"Abis kamu gak bisa diem, gak pernah berhenti ngomong! Aku kesel!"
"Ya udah deh, yang. Aku minta maaf—"
Ucapan Alex berhenti ketika Alexa menjewer telinganya kemudian memelintirnya, "Kamu ganti baju dulu sana!" Bentak Alexa, galak, dengan mata melototnya.
"Apaan deh, ma! Sakit tau!"
"Siapa suruh terus-terusan godain calon mantu mama!?" Balas Alexa yang mampu membuat Ares terdiam, tidak membalas.
Ares mengambil seribu langkah dengan wajah yang menahan amarah menuju kamarnya, baiklah Ares tak akan ke bawah hingga Daryna dan mamanya meminta maaf padanya.
Jangan pikir mentang-mentang Ares seorang lelaki dirinya tidak bisa marah, Ares juga bisa marah bahkan kalau bisa melebihi marahnya seorang perempuan.
BRAK!
Daryna yang masih berdiri di samping Alexa sontak terjengit, suara dobrakan pintu yang terdengar dari lanti atas pastilah suara pintu kamar Ares.
Alexa sering mendengarnya ketika anak semata wayangnya itu marah.
"Tante, Ale marah ya? Coba aku susul ke atas dulu, aku takut nanti di—"
Alexa menggeleng, menahan pergelangan tangan Daryna. "Biar aja anak itu, dia kalau terus di layani manjanya nanti semakin keluar. Biar aja, nanti juga turun dia."
Daryna tak menjawabnya, ia menatap lantai atas dengan tatapan yang tak bisa diartikan kemudian mulai memusatkan perhatiannya pada hal yang mulai di lakukan Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy
Tienerfictie#1 in Teenfiction (May 6, 2020) #11 in Teenfiction (May 8, 2020) #9 in Teenfiction (May 9, 2020) #7 in Teenfiction (May 10, 2020) #8 in Teenfiction (May 12, 2020) #8 in Romance (May 20, 2020) Ares Alejandro Siregar Denza, Bad Boy famous dari SMA Mah...