CHAPTER 32 •Mulai Waspada•

18.1K 1K 47
                                    

"Ssst, nggak akan ada orang yang berani marahin aku kalau aku pegang pinggang pacarku sendiri."

***

Daryna menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum yang seolah di paksakan, "Al, tolong. Aku lagi nggak mood buat di goda—"

"Goda apa, hm? Aku jujur, sayang."

Daryna menghela nafasnya kasar, "Al, aku nggak suka liat darah. Jadi tolong lepasin aku, aku mau ambil obat dulu."

"Nggak ada lepas-lepasan, kamu harus tetep di samping aku."

"Ish, aku pergi nggak sampe berjam-jam jugaan. Sebentar—"

"Nggak ada, tetep di samping aku," titah Ares, matanya menatap Daryna penuh arti sambil tangannya bergerak memeluk lebih erat.

Daryna cukup merasa sesak di pinggangnya kini seperti tengah di liliti ular, ia menyampirkan rambutnya ke belakang telinga, "Sayang, kamu kenapa?"

Ares menggeleng, kepalanya ia sengaja cerukkan ke pinggang Daryna. Melihat kelakuan anehnya itu membuat Daryna mengerutkan alisnya.

"Kamu kenapa? Nggak biasanya kamu kayak gini."

Ares menggeleng kecil, cowok itu sengaja tak ingin mendongakkan wajahnya karena dirinya sendiri tak ingin memperlihatkan kegelisahan yang terpancar.

"Al, ceri—"

"Besok kamu jangan jauh-jauh dari aku, diem di kelas aja, nanti aku yang cari kamu, besok apapun yang kamu lakuin harus lapor sama aku."

Daryna mengernyit dengan bibir yang berkedut, ia menatap Ares dengan raut jenakanya sebelum akhirnya tawanya pun pecah.

"Al, emang pernah aku ngapa-ngapain nggak lapor sama kamu? Setiap hari kamu pasti tau aku ngapain aja."

Ares berdiri, kini mereka saling berhadapan dengan Ares yang sedikit menundukkan kepalanya karena tinggi badan yang berbeda.

"Besok beda, bukan cuma aku yang bakal jagain kamu. Jadi turutin semua perintah aku besok, aku mohon."

Daryna mengernyit, dari nada suara kekasihnya tadi saja sudah ia rasakan hal yang berbeda. Pembicaraan ini terkesan serius tapi Daryna masih belum tau apa akar masalahnya.

"Hmm," balas Daryna bergumam sambil menganggukan kepalanya kecil.

Ares seketika memeluknya, melingkarkan tangannya di pinggang lalu menaruh kepalanya di cerukan lehernya.

"Aku tidur disini ya, sayang. Mama kamu nggak ada di rumah, katanya mau nginep di rumah temen arisannya."

DEG!

Daryna menaikkan kedua alisnya dengan mulut mengangga, bagaimana bisa mamanya pergi tanpa bilang padanya terlebih dahulu? Apa-apaan ini?

"Ish, kenapa mama nggak bilang sama aku? Kenapa juga kamu yang tau?"

Ares terkekeh kecil kemudian mencubit pipinya gemas, "Tadi pas aku sampe sini kebetulan ketemu mama, katanya cepet-cepet."

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang