"Ibuk kalau bukan guru udah saya ajak berantem, ibuk terlalu berani kasih hukuman buat pacar saya."
***
Di bawah teriknya matahari, Ares berdiri dengan tangan hormat menghadap bendera merah putih yang sudah terpasang di tiang. Jika saja Daryna tidak sedang marah dengannya pasti Ares sekarang akan menghampirinya ke kelas.
Tidak ada orang selain dirinya yang hormat bendera, beberapa siswi dari kelas lain yang sedang mendapat pelajaran olahraga kini tengah menatapinya dengan memuja.
Ares membuang muka begitu menoleh kepada mereka sekilas, tidak ada yang menarik selain Daryna menurutnya. "ARES! SAYA BILANG HORMAT BENDERA BUKAN PEGANG TELINGA!"
Fvck that lil' B*tch, umpat Ares kesal dengan raut wajah malas dalam hati kemudian membenarkan posisi tangannya untuk hormat dengan benar.
Gurunya yang baru saja meneriakinya pun mendekat dengan wajah yang sok di sangarkan dan tangan menyilang di depan dada, "Sekali lagi saya cek dan kamu nggak benar-benar hormat, saya tambah hukuman kamu sampai pulang sekolah!"
Ares memutar bola matanya malas, ia balik menatap tajam guru di depannya, "Buk, jangan terlalu banyak ngomong. Kuping saya panas dengernya," ucapnya sedikit mendesis.
Gurunya melotot dengan rahang yang mengeras, mulutnya sudah siap hendak mengomel untuk kesekian kalinya sebelum salah seorang siswi berdiri di samping Ares.
"Loh, Bu Sanjani. Ada apa lagi ini, Bu? Kenapa anak murid ibu?" Tanya Bu Saikoh, guru matematika yang menghukum Ares, cowok itu menoleh ke sampingnya dan terkejut melihat kekasihnya berdiri tepat disana.
Daryna diam saja, gadis itu awalnya berfikir ia akan datang ke lapangan sendiri namun nyatanya ketika ia menoleh ke belakang, Bu sanjani si guru fisika sialan yang menghukumnya ternyata mengikutinya dari belakang.
Gagal sudah dirinya yang berencana untuk kabur dari hukuman, sudah gagal kabur sekarang dirinya malah terlihat lebih menyedihkan karena orang yang berdiri di sampingnya adalah dia yang sedang Daryna musuhi.
COBAAN APA LAGI YANG AKAN IA HADAPI HARI INI!?
"Ini si Daryna, Buk. Berani-beraninya dia tidur pas pelajaran saya berlangsung, saya kan kesel karena saya sebagai guru merasa sangat tidak di hargai," jawab Bu Sanjani sambil menatap Daryna sinis.
Ares sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari gadis cantik di sampingnya, tanpa sadar bibirnya membentuk senyuman kecil. Keberadaan dua guru itu benar-benar mengganggunya.
Bu Sanjani mengernyit melihat ekspresi Ares, ia menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Ares, "Heh, kamu! Ngapain senyum-senyum?" Tanyanya sewot.
Ares berpindah menatap Bu Sanjani masih dengan senyuman kecil yang sama, ia menaikkan sebelah alisnya sedikit angkuh, "Ibuk kalau bukan guru udah saya ajak berantem, ibuk terlalu berani kasih hukuman buat pacar saya," ucapnya.
Bu Sanjani mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuh, matanya melotot dan rahangnya mengeras, tangannya terangkat hendak memukul namun Ares dengan cepat menahannya.
"Kasih saya hukuman dua kali lipat tapi biarin pacar saya balik ke kelas, deal?" Tawar Ares masih dengan wajah datar, hampir mirip seperti mengancam.
Bu Sanjani mengernyit dengan wajah tak suka, tangannya ia tarik sehingga Ares kini tak lagi mencengkram tangannya.
"Ini hukuman, bukan pasar yang bisa kamu tawar-tawar!" jawab Bu Sanjani kemudian matanya ia alihkan kepada Daryna yang hanya diam menutup mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy
Ficção Adolescente#1 in Teenfiction (May 6, 2020) #11 in Teenfiction (May 8, 2020) #9 in Teenfiction (May 9, 2020) #7 in Teenfiction (May 10, 2020) #8 in Teenfiction (May 12, 2020) #8 in Romance (May 20, 2020) Ares Alejandro Siregar Denza, Bad Boy famous dari SMA Mah...