"Iya kayaknya gue salah liat deh, gue kira manusia yang daritadi gue ajak ngomong tapi tau-taunya bidadari."
***
Daryna membuka matanya perlahan, sinar matahari yang menyorot tepat ke arah wajahnya membuat kesadarannya kembali. Ia menoleh ke samping dan tak melihat adanya Nessie di sampingnya.
"Nes," panggil Daryna pelan, ia bangkit mendekati pintu kamar mandinya lalu membukanya dan kosong, tidak ada siapapun.
Ia turun ke lantai bawah lalu berjalan ke arah ruang makan yang terdengar cukup ramai, ia melongok dan melihat Nessie yang sedang memakan roti bersama kedua orangtua-nya.
Daryna duduk di sampingnya, Nessie menoleh dengan alis mengernyit, "Lo beneran nggak mau masuk sekolah hari ini? Kak Ares kayaknya yang bakal gantiin coach Martin," ucapnya santai.
Daryna mendelik, ia menoleh pada Nessie dengan wajah tak percayanya, "Seriusan dia yang bakalan gantiin coach Martin? Emang Coach Martin kenapa?"
Nessie memutar kedua bola matanya malas, ia menaruh lagi rotinya di atas piring dengan kasar, "Lo tuh pura-pura bego atau gimana sih, hah!? Jelas-jelas di berita sekolah wajah cowok lo itu muncul."
Daryna memukul pipi Nessie dengan pelan dan raut tak terima, "Lo yang bego kali, pake pura-pura lupa kalau kemarin kondisi gue lagi nggak baik!" Jawabnya kesal.
Nessie membuang nafasnya kasar, "Yang jelas sekarang lo udah tau, kan? Kalau pacar lo itu yang bakal gantiin Coach Martin buat latih anak basket angkatan kita which is banyak cewek yang bakal nontonin dia."
Daryna mengernyit, ia mengepalkan kedua tangannya dengan raut yang tak terima, "GUE SEKOLAH!" Jawab Daryna menekankan lalu pergi dari ruang makan.
Mike dan Luna menatap kepergian Daryna dengan melongo, mereka kemudian menatap Nessie dengan pandangan bertanya, "Nes, dia kenapa?" Tanya Luna.
"Dia aneh tau, tan. Dia lagi musuhan sama pacarnya, kemarin bilang gak mau sekolah karena males liat pacarnya tapi sekarang malah bilang mau sekolah pas aku bilang pacarnya gantiin Coach Martin."
Luna mengernyit, ia menaruh cangkir teh-nya, "Coach Martin? Kayak tante pernah denger," jawabnya.
"Iyaa, tan. Dia pelatih tim basket di sekolah, seharusnya dia yang latih tim basket angkatan aku tapi karena dia hari ini nggak bisa dateng karena lagi di luar kota jadi dia nyuruh Kak Ares buat gantiin dia."
Luna terkekeh, ketika ia hendak menjawab matanya menangkat Daryna yang berjalan mendekatinya, "Ma, Pa, aku berangkat dulu sama Nessie ya," ucapnya.
"Iya hati-hati, sayang," ucap Luna sambil mencium pipi anaknya dan Mike menerima uluran tangannya untuk pamit.
"Jangan pulang di atas jam 5 sore," ucap Mike dengan tatapan tajam yang di balas Daryna dengan memutar bola mata malas, "Hmm, aku usahain ya, pa."
***
Catur berhenti di depan sebuah rumah sederhana dimana kemarin dirinya mengantar Audi, ia memencet klakson mobilnya dua kali dan keluarlah Audi dengan tatapan bingungnya.
"Lo ngapain kesini?" Tanyanya langsung dengan bingung setelah membuka pintu gerbangnya dan berdiri tepat di hadapan Catur.
Catur terkekeh kecil, "Gue cuma mau jemput lo aja supaya bisa berangkat bareng, keberatan?"
Audi terdiam beberapa detik, ia menatap Catur dari atas hingga bawah, tampilannya sama saja seperti kemarin, tetap berpakaian urakan tanpa etika dan adab.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Boy
Fiksi Remaja#1 in Teenfiction (May 6, 2020) #11 in Teenfiction (May 8, 2020) #9 in Teenfiction (May 9, 2020) #7 in Teenfiction (May 10, 2020) #8 in Teenfiction (May 12, 2020) #8 in Romance (May 20, 2020) Ares Alejandro Siregar Denza, Bad Boy famous dari SMA Mah...