CHAPTER 17 •Meet Calon Mertua•

24.2K 1.3K 49
                                    

"Kalau senyum kenapa harus berpaling, sih? Udah cantik kok untuk jadi kandidat calon istri aku nanti."

***

Ares memasuki sebuah Warung Kopi yang terletak tidak begitu Jauh dari sekolah, ia sengaja memilih tempat ini karena tempat inilah yang biasanya ia dan Raka juga teman-temannya yang lain gunakan untuk sekedar berkumpul.

Ia duduk di pojok ruangan, tepat disamping jendela dimana orang-orang yang berlalu-lalang yang akan menjadi pemandangannya.

Ia merogoh ponselnya yang ia taruh di saku celana kemudian menghubungi nomor Raka.

"Rak, lo sampe dimana?" Tanyanya seraya memandang situasi di sekitarnya.

"Udah sampe, liat ke samping."

Ares menoleh dan ternyata benar, motor Raka sudah terpakir disana. Ia sedang menaruh helm fullface-nya di spion motor kemudian mulai berjalan memasuki warung, "Woy! Apa kabar lo?" Sapa Raka dengan senyum maskulin-nya.

Raka pun duduk di depannya sambil memanggil seorang pelayan untuk membawakan menu, "Cappuccino satu sama... lo mau pesen apa?" Ia menatap Ares bertanya, "Sama ice caffe latte satu," ujar Ares.

"Baik, ditunggu sebentar ya, Mas." Pelayan tersebut tersenyum sebelum pamit undur diri.

"Yaudah, lo mau ngomong soal apa nih?" Tanya Raka langsung begitu pelayan tersebut pergi.

Ares membuang nafas kasar sebelum berkata, "Kenapa lo putus sama Cally tiba-tiba begini?"

Raka tersenyum getir sambil menaikkan bahunya santai, "Udah gue tebak lo pasti bakalan ngomong soal ini, cewek itu pasti ngadu yang enggak-enggak."

"Nggak, dia dateng ke gue sambil nangis-nangis. Gue sempet bingung, cuma pas gue tanya alasannya kenapa dia bilang lo udah ketemu cinta sejati lo." Raka terkekeh sambil mengangguk-angguk mengiyakan, "Iya, emang itu alasan gue. Terus dia mau apa?"

"Lo tega sama dia, Rak?" Tanya Ares dengan alisnya yang mengkerut, "Sebenarnya apa sih yang udah buat hubungan lo sama Cally jadi gak akur begini. Dulu pas SMA lo gak kaya gini, Rak."

Seorang pelayan datang menginterupsi sebentar dengan dua kopi pesanan mereka di atas nampan kemudian menaruhnya di atas meja, "Selamat menikmati, Kak."

Raka menghela nafasnya, "Gue mulai sadar kalau gue cuma suka aja sama dia, Res. Gue gak pernah cinta sama dia, gue ngerasa aneh sama hubungan ini. Jadi gue milih untuk putus sama dia."

"Aneh apanya? Dia bilang dia nyaman-nyaman aja sama lo. Tapi sekarang masalahnya di lo-nya aja. Apa yang buat lo ngerasa aneh sama hubungan lo?"

Raka menyesap cappuccino-nya sebentar sebelum menjawab, "Gue gak pernah cemburu sama dia, gue gak marah ketika dia di peluk sahabat cowoknya di kampus, dan gue gak pernah marah pas dia pulang malam-malam."

Ares terkekeh, "Lo selingkuh dari dia, kan?" Mendengar pertanyaan itu Raka tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan sesekali. "Buat apa gue selingkuh kalau putusin dia aja gue bisa!?"

BRAK!

"LO GAK BISA GITUIN DIA!" Bentak Ares sambil berdiri, matanya menatap tajam Raka yang masih menampilkan wajah santainya. "Emang kenapa? Lo gak rela cewek yang lo suka sakit hati!?"

"Suka? Gue gak pernah suka sama dia, gue sama dia cuma temen. Dan gue gak suka temen gue di permainkan kayak gini. Apalagi sama lo, gue percaya sama lo, Rak. Lo sahabat gue!"

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang