CHAPTER 36 •You love him, don't you?•

16.7K 1K 90
                                    

"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan dan setiap perpisahan pasti ada satu pihak yang paling tersakiti."

***

Fajar menatap mata gadis di depannya yang tiba-tiba tertutup, matanya yang tajam menatap kondisi mengenaskan gadis itu.

Tangan kanannya ia taruh di bawah lututnya dan tangan kirinya ia taruh di bawah bahunya kemudian mengangkatnya dengan mata tajam.

Matanya menatap Ares yang masih berdiri mematung di depan kedai kopi tersebut, kedua cowok itu saling menatap satu sama lain dengan tatapan tajamnya.

Lama mereka dalam aksi tatap-menatap tersebut sebelum akhirnya Fajar memutuskannya dengan mengalihkan pandangannya pada gadis malang di gendongannya ini.

Melihat wajahnya Fajar cukup merasa prihatin, entah sebodoh apa sahabatnya yang satu itu yang dengan beraninya menyakiti gadis polos sepertinya.

Kakinya melangkah masuk ke dalam sekolah dengan pandangan tajam dan menatap lurus ke depan.

Nessie menatap Fajar sesaat sebelum menatap Daryna, "Thanks udah nyelamatin sahabat gue," ucapnya diiringi senyum canggung.

Fajar menoleh padanya lalu tersenyum tipis, "Gue bawa dia ke UKS," ujarnya sambil menatap Nessie.

***

Daryna membuka matanya perlahan, sontak rasa nyeri di bagian punggungnya pun menghampiri. Matanya menatap sisi atas dari ruangan yang kini ia tempati.

UKS.

Ia bangkit perlahan, badannya seketika meremang begitu merasakan tangan seseorang menyentuh bahunya untuk membantunya bangun.

Daryna sontak menoleh, "Fajar?" Tanyanya kaget masih dengan suara yang serak.

Fajar tersenyum kecil, "Lo udah baikan?" Tanyanya sebelum tangannya meraih air hangat yang sudah di siapkan di atas meja UKS.

"Kenapa gue bisa disini?" Tanya Daryna, langsung, setelah meminum sedikit air hangat yang di sodorkan Fajar tadi.

Fajar terkekeh pelan hanya untuk memecahkan suasana sepi, "Gue yang bawa lo," jawabnya pelan.

DEG!

Cowok itu, cowok yang menyelamatkannya adalah Fajar. Daryna seketika ingat, tangannya terangkat untuk memeluknya erat.

DEG!

Fajar cukup tertegun begitu mendapat pelukan tiba-tiba ini, tangannya kaku karena bingung harus membalas ataukah tidak.

"Ehm, gue nggak tau harus bales—"

Belum selesai Fajar berkata tangannya sudah di tarik Daryna untuk melingkar di pinggangnya.

"Ehm, lo udah ada Ares, Dar. Gue nggak bisa peluk lo—"

"Kalau dia bisa kenapa gue nggak bisa? Gue cewek bukan berati gue lemah," ucap Daryna, tangannya mencengkram seragam milik Fajar dengan mata berkaca-kaca.

Dirinya memang rapuh, kecewa, marah, semua rasa itu memang kini ia rasakan. Tapi ia tak mau menjadikan itu sebuah alasan untuk dirinya terlihat menyedihkan.

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang