Kini Aldran dan teman-teman se-gengnya sedang menikmati sore yang indah dengan rintik hujan yang menerpa atap sebuah warung yang sudah di jadikan basecamp mereka. Nama gang motor mereka adalah Brave. Sesuai namanya tak ada dalam kamus mereka akan takut dalam menyerang musuh.
Kini, Aldran tengah menikmati rokoknya dengan santai sembari men-stalk akun instagramnya. Walau Aldran merokok tapi bibirnya tak menjadi hitam seperti kebanyakan orang. Entah mengapa, Aldran juga sempat memikirkan itu. Namun sudahlah kita kembali ke topik.
"Di,Lo tau ga siapa lawan balapan gue tadi?" tanya Aldran tapi pandangannya masih fokus ke layar handphonennya.
"Kaga," jawab singkat Adi karena ia sedang fokus memakan kuacinya bahkan sudah habis 4 bungkus pasti setelah itu ia akan kembali mengambil sebungkus kuaci di warung mang Oding tanpa membayarnya alias 'Ngutang'
"Gue tau," balas Aldran sembari tersenyum sendiri. Adi menoleh ke arah Aldran dengan tatapan kesal.
Pletak!
"Terus lo ngapain nanya ke gue bambang!" kesal Adi dan malah menjitak dahi Aldran. Refleks Aldran mengusap dahinya.
"Apaan sih lo Adi bin bapak Dirdin!" Aldran juga malah jadi kesal kepada sahabatnya yang satu ini, yang hobinya memakan kuaci.
"Gue tebas pala lo baru tau!" lanjutnya dengan tatapan membunuh.
Adi langsung berpindah tempat menjadi sofa yang ada di hadapan Aldran dan duduk dengan Fardi dan duduk merapat dengannya.
"Ish! Minggir lo deket-deket gue mulu. Homo anjir!" Fardi berusaha mendorong Adi namun gagal, Adi malah semakin memojokkan tubuhnya ke belakang Fardi sembari menampung kuaci di tangannya.
"Napa sih lo?!" Fardi menarik badan Adi di belakangnya.
"Aldran nyeremin njir masa gue mau di tebas kepalanya!" jujur Adi.
"Bagus deh akhirnya lo mau tebas kepala dia," Fardi malah berada di pihak Aldran membuat Adi berlari ke pojok warung sembari menampung kuaci-kuacinya walaupun ketika ia berlari kuacinya berjatuhan ke lantai.
"Lawan gue tadi cewe." ucap Aldran tiba-tiba membuat Adi dan Fardi melongo tak percaya.
"HAH?! SUMPAH LO? O MAY TU DE GAT!" Adi berucap sangat heboh membuat semua anggota Brave menatapnya bingung.
"Kenapa dah lo? Kerasukan setan lagi apa?" tanya Wira salah satu anggota Brave yang sedang asik memakan tempe di dekat pintu keluar.
"Ruqyah buru ke pak Mamat!" ajak Rafa. Semua malah mentertawakan Adi dengan komuknya itu sembari mengelus dadanya sabar.
"Gelo maraneh nya!" Kesal Adi dan malah berbicara dengan bahasa Sunda yang membuat semuanya tidak mengerti dengan ucapan lelaki itu.
"Serius Al?" Fardi mencoba memastikan.
"Gue nanya. Sejak kapan gue boong?" tanya Aldran.
"Sejak 1 hari yang lalu, lo bilangnya Adi mau lo cemplungin ke empangnya Pak Burhan tapi engga tuh." balas Fardi dengan wajahnya yang datar.
"Eh? Inget ae lo!" Aldran mengusap tengkuknya yang tak gatal merasa termakan omongan sendiri.
"Jadi tadi gue nolongin dia,sewaktu dia jatuh. Nabrak gitu, gue kira dia cowo. Gue dah sombong gitu sama dia sinis lagi, merasa bersalah banget gue. Kata bunda gue sih, walau ketua gang tapi harus memuliakan wanita kaya gue sayang sama bunda. Ya gue jadi ga enak lah Far." bingung Aldran.
"Sejak kapan lo ngomong panjang lebar banget njay!" Adi tiba-tiba sudah duduk di samping Fardi lagi.
"Berisik ogeb! Gue serius nih!" Aldran melempar sepatu Reza yang ada di sampingnya ke arah Adi.
"Anjir lah kuaci gue!!" histeris Adi ketika melihat kuacinya berjatuhan ke lantai.
"Mana bau lagi sepatu si Reza Argh!" Adi memasang muka seperti ingin menangis membuat Fardi dan Aldran bergidik geli melihat Adi yang entah spesies apa dirinya.
"Haaa kuaci gue yaallah!!!"
"Berisik Adi! Iya entar gue beliin lagi. Jijik lo," akhir Aldran dan sontak membuat Adi diam.
"Lo tau namanya?" Fardi mencoba mengembalikan topik.
"Tau. Namanya Nara, tapi gue kira dia beda dari yang lain deh," ucap Aldran sembari membayangkan muka Nara.
"Beda gimana?" tanya Adi.
"Lebih manis, dan entah kenapa pas dia buka helm liatin mukanya. Jantung gue kaya ngedugem," jujur Aldran dengan tersenyum dan memegang dadanya. Membuat semua anggota Brave menatapnya seperti tak percaya dengan Aldran yang semudah itu jujur dengan perasaannya?
"Dih alay, " celetuk Iam yang sedang memakan tempe goreng di sudut ruangan.
"Ngaca! "
**
ALNARAVOTE+COMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA [COMPLETE]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Siapa yang tidak tahu Nara Almira? Cewek tomboy dengan keahlian beladiri yang hebat dan suka mengendarai motor besar di tambah sikap cueknya yang menjadikan Nara tidak punya teman di sekolahnya. Akibat jauh dari keluarganya Nara h...